Apa saja teknik-teknik propaganda politik?

Pengertian Propaganda


Secara etimologis, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , propaganda berarti penerangan (paham, pendapat, dan sebagainya) yang benar atau yang salah, yang dikembangkan dengan tujuan meyakinkan orang banyak agar menganut suatu aliran paham, sikap atau arah tindakan tertentu; biasanya disertai dengan janji yang muluk-muluk. The Grolier International Dictionary mengartikan propaganda sebagai penyebaran secara sistematis doktrin tertentu atau pernyataan yang direkayasa, yang merefleksikan suatu aliran pikiran, pandangan, atau kepentingan (Shoelhi, 2012).

Dalam Encyclopaedia Britanical (1997) dan The Oxford Companion to the English Language, Tom Mc Athur (1992) menguraikan kata propaganda berasal dari bahasa Neo Latin propagandus atau propagare yang berarti penyebaran. Kata ini pertama kali dipergunakan Paus Gregorius XV di italia pada tahun 1622 untuk menamai sebuah lembaga yang mengurusi kegiatan misionaris Gereja Katolik Roma, Congregatio de Propaganda Fide, komite tetap kardinal yang bertanggung jawab atas aktivitas misionaris Katolik. Sejak saat itu, kata propaganda mulai banyak digunakkan untuk merujuk pada rencana sistematis dan gerakkan terorganisasi untuk menyebarkan suatu keyakinan, dogma, doktrin atau sistem tertentu.

Teknik-teknik Propaganda


Untuk mencapai sasaran dan tujuannya, propaganda sama halnya seperti komunikasi, sangat membutuhkan teknik yang tepat akan menghasilkan capaian yang optimal seperti yang diharapkan oleh propagandis. Ini juga sangat berkait dengan objek sasaran yang dituju. Jika diamati lebih mendalam, ada beberapa teknik yang bisa digunakan untuk mempelancar propaganda. Efektif atau tidak, semuanya tergantung pada kondisi dari komunikannya, kemampuan dari komunikator (progandis) dan lingkungan social politik dan budaya masyarakatnya. Berikut ini merupakan beberapa teknik-teknik dari propaganda:

  • Name Calling
    Name Calling adalah propaganda dengan memberikan sebuah idea tau label yang buruk. Tujuannya adalah agar orang menolak dan menyaksikan ide tertentu tanpa mengoreksi serta memeriksanya terlebih dahulu. Salah satu ciri yang melekat pada teknik ini adalah propagandis menggunakan sebutan-sebutan yang buruk pada lawan yang dituju. Hal ini dimaksudkan untuk menjatuhkan atau menurunkan derajat seseorang atau kelompok. Dengan berbagai sebutan. Sebagai salah satu contoh ialah pernyataan Presiden Indonesia ( pada waktu itu) Abdurrahman Wahid yang dapat digolongkan dalam teknik propaganda Name Calling ketika menghadiri acara Forum Rembuk Nasional 1 Juli 2000. “ Hari ini saya menandatangani persetujuan, beberapa anggota MPR/DPR akan diperiksa karena bukti-bukti sudah cukup. Ada satu orang yang kakap tetapi sampai sekarang belum ketemu bukti-buktinya. Semua ini biang keroknya itu dia. Kalau dia masuk, bereslah semuanya”. ( Panji, no. 12 th IV, 12 Juli 2000). Seorang gubernur Georgia, Lester Maddox pernah menggunakan teknik Name Calling dalam suatu kampanye untuk menentang rekannya Jimmy Carter yang dicalonkan sebagai presiden.

  • Glittering Generalities
    Glittering Generalities adalah mengasosiasikan sesuatu dengan suatu “kata bijak” yang digunakan untuk membuat kita menerima dan menyetujui hal itu tanpa memeriksanya terlebih dahulu. Teknik ini digunakan untuk menonjolkan propagandis dengan mengidentifikasi dirinya dengan segala apa yang serba luhur dan agung. Ungkapan kata- kata “demi keadilan dan kebenaran” menjadi salah satu ciri teknik propaganda ini. Teknik ini juga sering digunakan pada bidang komersial, berbagai produk.

  • Transfer
    Transfer meliputi kekuasaan, sanksi dan pengaruh sesuatu yang lebih dihormati serta dipuja dari hal lain agar membuat sesuatu lebih bisa diterima. Teknik ini dapat digunakan dengan memakai pengaruh seseorang atau tokoh yang paling dikagumi dan berwibawa dalam lingkungan tertentu. Dalam hal ini, propagandis mempunyai maksud agar komunikan terpengaruh secara psikologis terhadap hal yang sedang dipropagandakan. Transfer juga bisa digunakan menggunakan cara simbolik. Sebagai contoh, seorang calon presiden yang kurang terkenal dari Chicago bernama Lar Daley biasa berkampanye menggunakan sebuah bendera Amerika pada bagian depan leher baju.

  • Testimonials
    Testimonials berisi perkataan manusia yang dihormati atau dibenci bahwa ide atau program/produk adalah baik atau buruk. Propaganda ini sering digunakan dalam kegiatan komersial, meskipun juga bisa digunakan untuk kegitan politik. Dalam teknik ini digunakan nama orang terkemuka yang menpunyai otoritas dan prestise social yang tinggi di dalam menyodorkan dan meyakinkan sesuatu hal dengan jalan
    menyatakan bahwa hal tersebut didukung oleh orang-orang terkemuka.

  • Plain Folk
    Plain Folk adalah propaganda dengan menggunakan cara member identifikasi terhadap suatu ide. Teknik ini mengidentikkan yang dipropagandakan milik atau mengabdi pada komunikan. Sifat “merakyat” sering dimunculkan dalam propaganda ini.

  • Card Stacting
    Card Stacting meliputi seleksi dan kegunaan fakta atau kepalsuan, ilustrasi atau kebingungan dan masuk akal atau tidak masuk akal suatu pernyataan akan memberikan kemungkinan terburuk atau terbaik untuk suatu gagasan, program, manusia dan barang. Teknik propaganda yang hanya menonjolkan hal-hal atau segi baiknya saja, sehingga public hanya melihat satu sisi saja.

  • Bandwagon Technique
    Bandwagon Technique dilakukan dengan menggembar-gemborkan sukses yang dicapai oleh seseorang, suatu lembaga atau suatu organisasi. Dalam bidang ekonomi, teknik propaganda ini digunakan untuk menarik minat pembeli akan suatu produk tertentu yang laku keras dipasaran.

  • Reputable Mounthpiece
    Reputable Mounthpiece dilakukan dengan mengemukakan sesuatu yang tidak sesuai kenyataan. Teknik ini biasanya digunakan oleh seseorang yang menyanjung pemimpin, akan tetapi tidak lulus. Teknik ini juga dilakukan karena ada ambisi seseorang atau sekelompok orang yang ingin aman dilingkaran kekuasaan. Atau bisa jadi teknik ini untuk memerosotkan pemimpin dengan mengemukakan yang baik-baik saja, sehingga sang pemimpin jadi lupa diri.

  • Using All Forms of Persuations
    Using All Forms of Persuations digunakan untuk membujuk orng lain dengan rayuan, himbauan dan “iming-iming”. Teknik ini sering digunakan dalam kampanye pemilu. Di Indonesia untuk mendapatkan simpati masyarakat, ada sebuah partai politik yang menjanjikan pada masyarakat untuk mengenyam pendidikan gratis jika partainya menang.