Apa saja tanda-tanda seseorang akan melakukan bunuh diri?

Menurut Santrock (2003) terdapat tanda-tanda awal bunuh diri khususnya pada remaja yaitu sebagai berikut :

  • Mengancam akan bunuh diri, misalnya ”aku berharap mati saja”; ”keluargaku pasti akan lebih baik kalau aku tidak ada”; ”aku tidak punya apa-apa yang membuatku tetap hidup.”

  • Sudah pernah mencoba bunuh diri sebelumnya, sekecil apapun empat dari lima orang yang melakukan bunuh diri sebelumnya telah melakukan sedikitnya satu percobaan bunuh diri.

  • Tersirat unsur-unsur kematian dalam musik, seni dan tulisan-tulisan pribadinya.

  • Kehilangan anggota keluarga, binatang peliharaan, atau pacar akibat kematian, diabaikan, atau putusnya suatu hubungan.

  • Gangguan dalam keluarga, seperti tidak memiliki pekerjaan, penyakit yang serius, pindah, perceraian.

  • Gangguan tidur, kebersihan diri dan kebiasaan makan.

  • Menurunnya nilai-nilai disekolah dan hilangnya minat terhadap sekolah atau kegiatan yang sebelumnya dianggap penting.

  • Perubahan pola tingkah laku yang dramatis, misalnya remaja yang senang sekali berteman dan berkumpul dengan banyak orang berubah menjadi pemalu dan menarik diri.

  • Perasaan murung, tidak berdaya dan putus asa yang mendalam.

  • Menarik diri dari anggota keluarga dan teman, merasa disingkirkan oleh orang yang berarti bagi dirinya.

  • Membuang atau memberikan semua hadiah-hadiah miliknya dan sebaliknya mulai menata kerapihan.

  • Serangkaian kecelakaan atau tingkah laku beresiko yang tidak terencana seperti penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan, mengabaikan keselamatan diri, menerima tantangan yang berbahaya. (dalam hubungannya dengan penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan, telah terjadi peningkatan yang drakmatis selama beberapa tahun belakangan ini sehubungan dengan jumlah remaja yang melakukan bunuh diri pada saat sedang dibawah penggaruh alkohol dan obat-obatan terlarang).

Menurut Yayasan Harapan Permata Hati Kita (2003), tanda-tanda dari orang yang berkecenderungan untuk bunuh diri adalah :

  1. Ambivalensi
    Kebanyakan orang yang ingin bunuh diri memiliki perasaan yang campur aduk tentang bunuh diri itu sendiri. Keinginan untuk hidup dan mati beradu dalam orang tersebut, ada keinginan untuk lari dari rasa sakit dan ada juga hasrat untuk hidup. Kebanyakan dari mereka tidak ingin mati, mereka hanya tidak senang dengan hidup mereka.

  2. Impulsivitas
    Bunuh diri adalah merupakan tindakan impulsif, dan sama seperti tindakan impulsif lainnya, dorongan ini bisa bertahan lama atau hanya beberapa menit atau beberapa jam saja. Biasanya dipicu oleh kejadian- kejadian negatif. Menolak krisis-krisis tersebut dengan lebih banyak bermain dengan waktu, keinginan untuk bunuh diri dapat di kurangi atau dicegah.

  3. Rigiditas
    Apabila orang ingin bunuh diri, pemikiran, perasaan dan tindakan mereka terbatasi. Mereka berpikir untuk bunuh diri secara konstan dan tidak mampu menerima jalan keluar dari masalah. Cara berpikir mereka sangat ekstrim.

Menurut Kartono (2000) beberapa karakteristik atau tanda-tanda dari individu yang cenderung melakukan perbuatan bunuh diri antar lain adalah :

  1. Ada ambivalensi yang sadar atau tidak sadar antar keinginan untuk mati dan untuk hidup.

  2. Ada perasaan tanpa harapan, tidak berdaya, sia-sia sampai pada jalan buntu, merasa tidak mampu mengatasi segala kesulitan dalam hidupnya.

  3. Dia merasa pada batas ujung kekuatan, merasa sudah capai total, secara fisik dan secara mental.

  4. Selalu dihantui atau dikejar-kejar oleh rasa cemas, takut, tegang, depresi, marah, dendam, dosa atau bersalah.

  5. Adanya kekacauan dalam kepribadiannya, mengalami kondisi disorganisai dan disintegrasi personal, tanpa mampu keluar dari jalan buntu dan tanpa kemampuan untuk memperbaikinya.

  6. Terayun-ayun dalam macam-macam suasana hati yang kontroversal, agitasi lawan apati, ingin lari lawan berdiam diri, memiliki potensialitas kontra kelemahan dan ketidakberanian.

  7. Terdapat pengerutan kognitif, ada ketidakmampuan melihat dengan wawasan bening, tidak mampu melihat alternatif lain bahkan meyakini limitasi dan kelemahan dari potensialitas diri.

  8. Hilangnya kegairahan hidup, hilang minat terhadap aktivitas-aktivitas sehari-hari, pupus kegairahan seksnya, tanpa minat terhadap masyarakat sekitar.

  9. Banyak penderitaan jasmaniah, mengalami insomnia, mengalami anoreksi atau tidak suka makan, menderita psikastenia dan simptom-simptom psikotis lainnya.

  10. Penderita pernah sekali atau beberapa kali mencoba melakukan upaya bunuh diri.

Sinambela (dalam Cristiani, 2011) menyebutkan ciri-ciri individu yang memiliki kecenderungan bunuh diri :

  1. Mengasingkan diri atau menarik diri dari relasi dengan rekan sebaya dan anggota keluarganya.

  2. Tanda-tanda depresi, meskipun pengertian tanda-tanda disini tidak selalu berarti tanda-tanda secara klinis, misalnya:

    • Berkurangnya minat untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan.

    • Menampilkan sikap yang muram, sedih, putus asa dan terkesan kehilangan harapan.

    • Terjadi perubahan pada selera makan, berat tubuh, respon perilakunya ketika diajak berbincang-bincang atau pola tidurnya sehari-hari.

    • Kehilangan energi.

    • Membuat (mengungkapkan) pernyataan-pernyataan yang negatif tentang pribadinya.

    • Mengungkapkan keinginan atau khayalan tentang bunuh diri

  3. Berbicara atau mengungkapkan ide tentang bunuh diri dalam tulisan.

  4. Upaya awal menuju perilaku bunuh diri.

  5. Kondisi emosi putus asa (terkesan kehilangan harapan) dan tidak berdaya

  6. Mulai mengabaikan aspek-aspek kepemilikan pribadinya. Misalnya: mulau membagi-bagikan dan menelantarkan benda kesukaannya.

Menurut Gardner (2004), seseorang yang berkecenderungan melakukan bunuh diri memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Mengucapkan komentar semacam “Aku ingin mati saja” atau “Saya ingin lenyap untuk selamanya”.

  2. Minat atau ketertarikan yang tiba-tiba dan menggebu-gebu terhadap senjata api, pisau, pil tidur, dan sarana-sarana pembunuh lainnya, maupun suatu obsesi mengenai orang yang telah mati akibat bunuh diri.

  3. Menyerahkan kepada orang lain benda-benda istimewa miliknya tanpa sebab yang jelas, dan mengatakan bahwa hidupnya akan berakhir segera.

  4. Kesedihannya amat mendalam dan tangisannya penuh duka dan kepedihan.

  5. Selalu mengucilkan diri sendiri, padahal sebelumnya dia lebih suka bersama-sama dengan orang-orang di sekitarnya.

  6. Minat dan perhatiannya selalu terfokus pada musik dan lagu-lagu depresif (yang liriknya memuja kematian atau bunuh diri), juga buku-buku serta ilustrasi yang menonjolkan cerita kematian atau bunuh diri.

  7. Sekurang-kurangnya dalam dua minggu terakhir telah memperlihatkan lima atau lebih gejala-gejala berikut :

    • Perasaannya tertekan.
    • Tidak menaruh minat terhadap apapun.
    • Berat badannya turun drastis.
    • Tidur terus-menerus atau tidak tidur terus-menerus.
    • Gerak-geriknya amat lamban atau sebaliknya serba cepat dan tergesa-gesa.
    • Selalu keletihan.
    • Bersikap menyerah atau merasa sangat bersalah.
    • Tidak mampu mengkonsentrasikan pikirannya.