Apa saja tanda-tanda kita terkena Emboli Paru atau Pulmonary embolism?

Emboli paru

Emboli paru merupakan kondisi ketika arteri pulmonalis tersumbat. Arteri pulmonalis adalah pembuluh darah yang membawa darah dari jantung menuju paru-paru. Materi penyumbat arteri pulmonalis biasanya gumpalan darah yang berasal dari kaki atau bagian tubuh lainnya.

Dalam banyak kasus darah menggumpal itu bermanfaat–terlebih ketika kita sedang terluka. Namun terkadang penggumpalan darah itu tidak kita perlukan dan justru malah menimbulkan masalah. Khususnya ketika pembekuan itu terjadi di pembuluh vena dekat otot kita.

“Ketika darah menggumpal di sistem peredaran darah yang lebih dalam, mereka bisa menimbulkan nyeri dan sangat berbahaya,” kata Luis Navarro, MD, pendiri Vein Treatment Center di New York City.

Penggumpalan ini dikenal dengan istilah deep vein thrombosis (DVT). Kondisi ini mirip dengan kemacetan lalu lintas di jalan raya. Jadi darah terganggu alirannya.

Yang berbahaya adalah jika gumpalan ini pindah dari tempat asalnya dan menuju paru-paru. Ini akan menyebabkan munculnya emboli paru (PE) yang memungkinkan organ-organ vital bisa tidak memperoleh oksigen dan darah yang dibutuhkan. Ini bisa merusak paru-paru dan organ lainnya. Bahkan bisa berakibat fatal. Beberapa orang rentan terkena DVT. Karenanya, memperhatikan tanda-tanda DVT sangat membantu.

Tanda-tanda terkena Emboli Paru :

1. Bengkak di anggota tubuh

Kaki atau lengan bengkak menjadi tanda umum DVT. “Gumpalan darah dapat memblokir aliran darah di kaki, dan darah dapat mengumpul di belakang gumpalan dan menyebabkan pembengkakan,” kata dr. Navarro.

Curigai jika tungkai membengkak dengan cepat, khususnya jika dibarengi dengan sisi sakit.

2. Kaki atau tangan sakit

Biasanya sakit DVT muncul berbarengan dengan gejala lain seperti bengkak atau kemerahan, namun terkadang bisa berdiri sendiri.

“Sayangnya, rasa sakit akibat penggumpalan darah bisa dikira kram otot, sehingga masalah ini sering tidak terdiagnosis,” kata Navarro.

Nyeri DVT cenderung menyerang ketika kita sedang berjalan atau melenturkan kaki ke atas.

Jika mengalami kejang otot yang tak bisa digerakkan – khususnya jika kulit di sekitar hangat atau berubah warna – temui dokter.

3. Kemerahan pada kulit.

Meskipun benar bahwa memar adalah jenis penggumpalan darah, itu bukan jenis yang perlu Anda khawatirkan. Kita tidak bisa melihat DVT.

Kita mungkin melihat beberapa perubahan warna saat memar, namun akan lebih mudah melihat warna merah.

DVT menyebabkan kemerahan pada anggota badan yang terkena, dan membuat lengan atau kaku terasa hangat saat disentuh, menurut National Blood Clot Alliance.

4. Sakit dada

Sakit di dada mungkin membuat Anda langsung mengira serangan jantung. Namun itu bisa jadi emboli paru.

“Baik emboli paru atau serangan jantung memiliki gejala yang mirip,” kata dr. Navarro.

Bagaimanapun, emboli paru cenderung terasa sakit dan menusuk, dan memburuk waktu mengambil napas dalam.

Nyeri karena serangan jantung memancar dari daerah atas tubuh seperti bahu, rahang, atau leher.

Petunjuk terbesar adalah dalam hal bernapas, emboli paru akan semakin memburuk setiap kita bernapas.

Jika sudah begitu, segera panggil dokter.

5. Sesak napas atau jantung berdegup

Gumpalan darah di paru-paru akan memperlambat aliran oksigen.

Ketika oksigen rendah, detak jantung meningkat untuk menebus kekurangan darah, menurut National Institute of Health.

Merasa bergetar di dada dan mengalami masalah dengan napas dalam-dalam bsa menjadi pertanda tubuh kita terkena emboli paru.

Kita juga merasa lemas, atau bahkan pingsan. Jadi, jika ada tanda-tanda tadi segera ke dokter.

6. Batuk tak jelas

Tidak bisa menghentikan batuk yang sering, kering, dan pendek-pendek? Jika disertai dengan napas yang pendek-pendek, detak jantung yang tinggi, atau nyeri dada, bisa jadi itu emboli paru.

“Batuk bisa kering, tapi terkadang seseorang terkena batuk berlendir atau berdarah,” kata Navarro.

Jika ragu-ragu, telepon dokter atau segera ke UGD.

Sumber

Emboli yang kecil mungkin tidak menimbulkan gejala, tetapi sering menyebabkan sesak
nafas. Sesak mungkin merupakan satu-satunya gejala, terutama bila tidak ditemukan adanya
infark.

Penting untuk diingat, bahwa gejala dari emboli paru mungkin sifatnya samar atau menyerupai
gejala penyakit lainnya:

  • batuk (timbul secara mendadak, bisa disertai dengan dahak berdarah)
  • sesak nafas yang timbul secara mendadak, baik ketika istirahat maupun ketika sedang
    melakukan aktivitas
  • nyeri dada (dirasakan dibawah tulang dada atau pada salah satu sisi dada, sifatnya tajam
    atau menusuk)
  • nyeri semakin memburuk jika penderita menarik nafas dalam, batuk, makan atau
    membungkuk
  • pernafasan cepat
  • denyut jantung cepat (takikardia).

Variasi gambaran klinis dari emboli paru tergantung pada beratnya obstruksi pembuluh
darah, jumlah emboli paru ( tunggal atau multipel), ukurannya (kecil, sedang, atau masif), lokasi
emboli, umur pasien, dan penyakit kardiopulmonal yang ada. Selain itu gejala klinis yang timbul
merupakan gangguan lebih lanjut karena adanya obstruksi arteri pulmonalis oleh emboli paru,
yaitu timbulnya gangguan hemodinamik berupa gejala-gejala akibat vaskontriksi arteri
pulmonalis, dan timbulnya gangguan respirasi berupa gejala-gejala akibat brokokonstriksi daerah
paru yang terkena emboli.

Keluhan utama klasik adalah nyeri dada pleuritik dengan onset mendadak disertai sesak napas dan hemoptisis atau kolaps mendadak pada pasien pasca operasi segera setelah buang air besar. Pasien lain bisa saja hanya menunjukkan gejala sesak napas, disertai nyeri pleuritik atau hemoptisis, tetapi kelainan yang tampak pada rontgen toraks sedikit.

Emboli paru pada lebih dari 1% pasien rawat inap di rumah sakit dan emboli paru yang signifikan ditemukan secara taak terduga saat pemeriksaan postmoterm pada lebih dari 10% pasien yang meninggal di rumah sakit. Maka perlu dikembangkan indeks kecurigaan yang tinggi.

Emboli paru harus dipertimbangkan pada pasien dengan nyeri dada, kolaps, sesak napas, nyeri pleuritik, hemoptisis, atau syok.

Referensi:

  • Buku ajar ILMU PENYAKIT DALAM. Jilid II, edisi IV
  • Gleadle, Jonathan. At a Glance, Anamnesis dan Pemeriksaan fisik.Erlangga, 2006