Apa Saja Struktur Kepribadian Menurut Sigmund Freud?

kepribadian sigmund freud

Kepribadian manusia terdiri dan dipengaruhi oleh berbagai komponen yang ada dalam diri manusia. Bagaimana pendapat Sigmund Freud terkait dengan hal ini?

Gunung es dijadikan sebuah perumpamaan oleh Freud untuk menunjukkan skema gambaran jiwa seseorang. Bagian puncak dinamakan kesadaran (conciousnes), Bagian tengah dinamakan prakesadaran (sub conciousnes) dan bagian dasar yang tertutup air adalah ketidaksadaran (unconciousnes).

Sama seperti perumpamaan akar pohon, disini alam bawah sadar atau ketidaksadaran merupakan hal yang paling menentukan kehidupan manusia. Dimana penyebab dari penyimpangan perilaku ini berasal dari faktor alam bawah sadar ini. Hal yang seperti inilah yang dianalisa oleh Freud untuk mengungkap kepribadian seseorang dan menjadikan analisa ini sebagai metode penyembuhan.

Freud membagi struktur ini menjadi tiga aspek yaitu :

  1. Id
    Id berasal dari kata latin “Is” yang artinya es. Kepribadian ini disebut Freud sebagai kepribadian bawaan lahir. Didalamnya terdapat dorongan yang didasari pemenuhan biologis guna kepuasan bagi dirinya sendiri. Karakter khas pada aspek ini adalah tidak adanya pertimbangan logis dan etika sebagai prinsip pengambilan keputusan. Lebih sederhana, id berwujud pada gambaran nafsu, hasrat seksual dan perasaan superior (ingin berkuasa).

  2. Ego
    Aspek kepribadian ini terjadi akibat pengaruh yang ia dapatkan dari apa yang terjadi didunia/lingkungannya. Ciri khas dari aspek ini, ego mengatur id dan juga superego untuk pemenuhan kebutuhan sesuai dengan kepentingan kepribadian yang terlibat. Artinya, berbeda dengan id yang hanya mementingkan diri sendiri, ego merupakan aspek yang mementingkan keperluan lebih luas (tidak hanya dirinya).

  3. Superego
    Aspek kepribadian yang satu ini akan lekat kaitannya moral atau nilai kehidupan. Ranah superego berisi tentang batasan untuk membedakan mana yang baik dan yang buruk. Dengan kata lain, superego memiliki peran penting untuk menjadi penengah antara id an ego. Ia menjadi penyekat dari sinyal yang dikirimkan aspek id serta memotivasi ego untuk melakukan hal yang menjunjung moralitas.