Apa saja Sarana-Sarana Sastra?

Apa saja Sarana-Sarana Sastra?

Dalam sastra, diperlukan sebuah sarana agar pengarang dapat dengan mudah menyampaikan isi dari karyanya tersebut. Apa saja Sarana-Sarana Sastra?

Sarana sastra dapat diartikan sebagai metode (pengarang) memilih dan menyusun detail cerita agar tercapai pola-pola yang bermakna. Metode semacam ini perlu karena dengan membaca dapat melihat berbagai fakta melalui kacamata pengarang, memahami apa maksud fakta-fakta tersebut sehingga pengalaman pun dapat dibagi.

1) Judul

Kita mengira bahwa judul selalu relevan terhadap karya yang diampunya sehingga keduanya membentuk satu kesatuan. Sebuah judul juga kerap memilki beberapa tingkatan makna.

2) Sudut pandang

Perlakuan terhadap sudut pandang sebuah cerita ditentukan oleh dua tujuan utama, seperti yang sudah fiksi serius hendaknya memungkinkan kita membayangkan dan memahami satu pengalaman manusia. Dalam sebuah cerita, pengarang adalah ‘kamera’. Pandangannya mengenai seorang karakter biasanya hadir lewat teknik tone atau sarana-sarana sastra. Setiap sudut pandang memilki kelebihan dan kekurangan . Pilihan yang diambil pengarang harus selalu bergantung pada problem yang mengemuka dalam cerita.

3) Gaya dan tone

Dalam sastra, gaya adalah cara pengarang dalam menggunakan bahasa. Meski dua orang pengarang memakai alur, karakter dan latar yang sama, hasil tulisan keduanya bisa sangat berbeda. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang gaya, kita harus membaca banyak cerita dari berbagai pengarang. Kita begitu peka terhadap suatu gaya mungkin karena kita dapat menikmatinya. Kita menikmati ilusi,visi, dan pemikiran yang dihadirkan oleh gaya itu dan kita juga mengagumi keahlian sang pengarang dalam menerapkan bahasa. Di samping itu gaya juga bisa terkait dengan maksud dan tujuan sebuah cerita. Satu elemen yang terkait dengan gaya adalah tone. Tone adalah sikap emosional pengarang yang ditampilkan dalam cerita.

4) Simbolisme

Gagasan dan emosi terkadang tampak nyata bagaikan fakta fisis padahal sejatinya, kedua hala tersebut tidak dapat di lihat dan sulit dilukiskan. Salah satu cara untuk menampilkan kedua hal tersebut adalah melalui sombol, simbol berwujud detail dan konkret. Dalam fiksi simbolisme dapat memunculkan tiga efek yang masing-masing bergantung bagaimana simbol bersangkutan digunakan. Pertama, sebuah simbol yang muncul pada satu kejadian penting dalam cerita menunjukkan makna peristiwa tersebut.

5) Ironi

Secara umum, ironi dimaksudkan sebagai cara untuk menunjukkan bahwa sesuatu berlawanan dengan apa yang telah diduga sebelumnya. Dalam dunia fiksi ada dua jenis ironi yaitu ironi dramatis dan tone ironis. Ironi dramatis atau ironi alur dan situasi biasanya muncul melalui kontras diametris antara penampilan dan realitas, antara maksud dan tujuan seseorang karakter dengan hasilnya, atau antara harapan dengan apa yang sebenarya terjadi. Sedangkan tone ironis atau ironi verbal digunakan untuk menyebut cara berekpresi yang mengungkapkan makna dari cara sebaliknya.