Sistem politik otoriter disebut juga kediktatoran atau sistem politik nondemokrasi. Sistem politik ini mempunyai bentuk pemerintahan yang kekuasaan tertingginya dipegang oleh sekelompok kecil elit atau oleh satu orang saja.
Prinsip-prinsip yang dijalankan dalampemerintahan otoriter adalah sebagai berikut :
-
Pemusatan kekuasaan, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif menjadi satu, ketiganya dipegang dan dijalankan oleh satu lembaga;
-
Satu partai politik, yaitu partai pemerintah, atau ada beberapa partai, tetapi hanya ada sebuah partai yang memonopoli kekuasaan;
-
Pemerintahan tidak konstitusional, yaitu pemerintahan dijalankan berdasarkan kekuasaan di mana konstitusinya memberi kekuasaan yang besar pada negara atau pemerintah;
-
Rule of power atau prinsip negara kekuasaan yang ditandai dengan supremasi kekuasaan dan ketidaksamaan di depan hukum;
-
Pembentukan pemerintahan tidak berdasar musyawarah, tetapi melalui dekrit;
-
Pemilihan umum yang tidak demokratis, pemilu dijalankan hanya untuk memperkuat keabsahan penguasa atau pemerintah;
-
Badan peradilan yang tidak bebas dan bisa diintervensi oleh penguasa;
-
Tidak ada kontrol atau pengendalian terhadap administrasi dan birokrasi, birokrasi pemerintah sangat besar dan menjangkau seluruh wilayah kehidupan bermasyarakat;
-
Mekanisme dalam kehidupan politik dan sosial tidak dapat berubah dan bersifat sama;
-
Penyelesaian perpecahan atau perbedaan dengan cara kekerasan dan penggunaan paksaan;
-
Manajemen dan kepemimpinan yang tertutup dan tidak bertanggung jawab;
-
Menekan dan tidak mengakui hak-hak minoritas warga negara;
-
Tidak ada kebebasan berpendapat, berbicara, dan kebebasan pers (pers sangat dibatasi);
-
Tidak ada perlindungan terhadap hak asasi
- Otoritarianisme
Meskipun tidak selalu sama frekuensi atau kadar otoriterisme suatu negara, namun berdasarkan kajian-kajian empirik, sejauh ini sistim politik otoriter biasanya dicirikan oleh beberapa karakteristik yang sekaligus menjadi prinsip dasar, sebagaimana pernah diidentifikasi oleh Theodore M. Vestal berikut ini :
-
Dalam sistim politik otoriter infrastruktur dan fasilitas pemerintahandikendalikan secara terpusat (sentralistik). Kekuatan politik diperoleh dan dipertahankanmelalui cara-cara represif yang menentang segala bentuk tantangan atau yang berpotensimenentang. Partai politik dan organisasi-organisasi masyarakat dikooptasi sedemikianrupa dan digunakan sebagai alat untuk memobilisasi masyarakat untuk mendukung statusquo kekuasaan sekaligus dalam rangka pemenuhan tujuan-tujuan pemerintah.
-
Sistem politik otoriter biasanya mengikuti prinsip-prinsip berikut : (a) aturanberasal dari seseorang (personifikasi hokum), bukan dari lembaga hukum formal; (b)pemilihan umum bersifat kaku dan penuh dengan rekayasa sehingga seringkali orang bisamengetahui siapa pemenangnya, bahkan sebelum pemilu itu berlangsung; © semuakeputusan politis ditentukan oleh satu pihak dan berlangsung tertutup; dan (d)penggunaan kekuatan politik nyaris tak terbatas.
-
Pemimpin dipilih sendiri atau menyatakan diri. Kalaupun ada pemilihanumum, hak kebebasan masyarakat untuk memilih cenderung diabaikan. Ringkasnya,pemilihan umum kalaupun ada, dilakukan dengan penuh manipulasi dan intimidasiterhadap rakyat
-
Tidak ada jaminan kebebasan sipil, apalagi toleransi bagi yang inginmenjadi oposisi. Tidak ada tempat bagi sikap-sikap yang berseberangan dengan penguasadari elemen masyarakat sipil manapun.
-
Tidak ada kebebasan untuk membentuk suatu kelompok, organisasi, ataupartai politik untuk bersaing dengan kekuatan politik petahana atau status quo, bahkanuntuk sekedar menyatakan pandangan yang berbeda dengan penguasa.
-
Stabilitas politik dipertahankan melalui: (a) kontrol penuh terhadapdukungan pihak militer untuk mempertahankan keamanan sistem dan kontrol terhadapmasyarakat; (b) birokrasi dikuasai oleh orang-orang yang mendukung rezim; © kendaliterhadap oposisi dari internal negara; dan (d) pemaksaan kepatuhan kepada publikmelalui berbagai cara mobilisasi dan intimidasi.
Ringkasan
Vestal M, Theodor. 2011. The Lion of Judah in the New World: Emperor Haile Selassie of Ethiopia and the Shaping of Americans’ Attitudes toward Africa. Preager.
Mochtar M. 1982. Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta : Gadjah Mada,
University Press.
Dahl, Robert A. 1974. Modern Political Analisys. New Delhi: Printice-Hall
of India Private Limited.
Almond, Gabriel A. & James S. Coleman. 1970, The Politics of the
Developing Areas. New Yersey : Princeton.