Apa saja prinsip-prinsip dalam sistem politik otoriter?

politik otoriter

Sistem politik otoriter disebut juga kediktatoran atau sistem politik nondemokrasi. Sistem politik ini mempunyai bentuk pemerintahan yang kekuasaan tertingginya dipegang oleh sekelompok kecil elit atau oleh satu orang saja.

Prinsip-prinsip yang dijalankan dalampemerintahan otoriter adalah sebagai berikut :

  1. Pemusatan kekuasaan, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif menjadi satu, ketiganya dipegang dan dijalankan oleh satu lembaga;

  2. Satu partai politik, yaitu partai pemerintah, atau ada beberapa partai, tetapi hanya ada sebuah partai yang memonopoli kekuasaan;

  3. Pemerintahan tidak konstitusional, yaitu pemerintahan dijalankan berdasarkan kekuasaan di mana konstitusinya memberi kekuasaan yang besar pada negara atau pemerintah;

  4. Rule of power atau prinsip negara kekuasaan yang ditandai dengan supremasi kekuasaan dan ketidaksamaan di depan hukum;

  5. Pembentukan pemerintahan tidak berdasar musyawarah, tetapi melalui dekrit;

  6. Pemilihan umum yang tidak demokratis, pemilu dijalankan hanya untuk memperkuat keabsahan penguasa atau pemerintah;

  7. Badan peradilan yang tidak bebas dan bisa diintervensi oleh penguasa;

  8. Tidak ada kontrol atau pengendalian terhadap administrasi dan birokrasi, birokrasi pemerintah sangat besar dan menjangkau seluruh wilayah kehidupan bermasyarakat;

  9. Mekanisme dalam kehidupan politik dan sosial tidak dapat berubah dan bersifat sama;

  10. Penyelesaian perpecahan atau perbedaan dengan cara kekerasan dan penggunaan paksaan;

  11. Manajemen dan kepemimpinan yang tertutup dan tidak bertanggung jawab;

  12. Menekan dan tidak mengakui hak-hak minoritas warga negara;

  13. Tidak ada kebebasan berpendapat, berbicara, dan kebebasan pers (pers sangat dibatasi);

  14. Tidak ada perlindungan terhadap hak asasi

  • Otoritarianisme

Meskipun tidak selalu sama frekuensi atau kadar otoriterisme suatu negara, namun berdasarkan kajian-kajian empirik, sejauh ini sistim politik otoriter biasanya dicirikan oleh beberapa karakteristik yang sekaligus menjadi prinsip dasar, sebagaimana pernah diidentifikasi oleh Theodore M. Vestal berikut ini :

  • Dalam sistim politik otoriter infrastruktur dan fasilitas pemerintahandikendalikan secara terpusat (sentralistik). Kekuatan politik diperoleh dan dipertahankanmelalui cara-cara represif yang menentang segala bentuk tantangan atau yang berpotensimenentang. Partai politik dan organisasi-organisasi masyarakat dikooptasi sedemikianrupa dan digunakan sebagai alat untuk memobilisasi masyarakat untuk mendukung statusquo kekuasaan sekaligus dalam rangka pemenuhan tujuan-tujuan pemerintah.

  • Sistem politik otoriter biasanya mengikuti prinsip-prinsip berikut : (a) aturanberasal dari seseorang (personifikasi hokum), bukan dari lembaga hukum formal; (b)pemilihan umum bersifat kaku dan penuh dengan rekayasa sehingga seringkali orang bisamengetahui siapa pemenangnya, bahkan sebelum pemilu itu berlangsung; © semuakeputusan politis ditentukan oleh satu pihak dan berlangsung tertutup; dan (d)penggunaan kekuatan politik nyaris tak terbatas.

  • Pemimpin dipilih sendiri atau menyatakan diri. Kalaupun ada pemilihanumum, hak kebebasan masyarakat untuk memilih cenderung diabaikan. Ringkasnya,pemilihan umum kalaupun ada, dilakukan dengan penuh manipulasi dan intimidasiterhadap rakyat

  • Tidak ada jaminan kebebasan sipil, apalagi toleransi bagi yang inginmenjadi oposisi. Tidak ada tempat bagi sikap-sikap yang berseberangan dengan penguasadari elemen masyarakat sipil manapun.

  • Tidak ada kebebasan untuk membentuk suatu kelompok, organisasi, ataupartai politik untuk bersaing dengan kekuatan politik petahana atau status quo, bahkanuntuk sekedar menyatakan pandangan yang berbeda dengan penguasa.

  • Stabilitas politik dipertahankan melalui: (a) kontrol penuh terhadapdukungan pihak militer untuk mempertahankan keamanan sistem dan kontrol terhadapmasyarakat; (b) birokrasi dikuasai oleh orang-orang yang mendukung rezim; © kendaliterhadap oposisi dari internal negara; dan (d) pemaksaan kepatuhan kepada publikmelalui berbagai cara mobilisasi dan intimidasi.

Ringkasan

Vestal M, Theodor. 2011. The Lion of Judah in the New World: Emperor Haile Selassie of Ethiopia and the Shaping of Americans’ Attitudes toward Africa. Preager.

Mochtar M. 1982. Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta : Gadjah Mada,
University Press.

Dahl, Robert A. 1974. Modern Political Analisys. New Delhi: Printice-Hall
of India Private Limited.

Almond, Gabriel A. & James S. Coleman. 1970, The Politics of the
Developing Areas. New Yersey : Princeton.