Apa saja permainan tradisional yang dapat mengasah otak ?

Banyak sekali anak-anak saat ini yang sudah meninggalkan permainan tradisional, padahal diantara permainan tradisional tersebut, beberapa dapat digunakan untuk mengasah otak. Apa saja permainan tradisional yang dapat mengasah otak ?

Memang benar bahwa pada zaman sekarang banyak sekali permainan tradisional yang tergusur oleh permainan modern. Namun, jangan salah karena dibalik kesederhanaan dari permainan tradisional ternyata menyimpan banyak sekali manfaat bagi tumbuh kembang anak, salah satunya adalah mampu mengasah otak anak sehingga membantu meningkatkan kecerdasan.

Permainan tradisional di Indonesia banyak sekali jenisnya, hal ini disebabkan karena keragaman suku dan budaya bangsa Indonesia yang tak terhingga. Berikuti ini adalah beberapa permainan tradisional daerah Indonesia yang sangat bermanfaat dalam mengasah kecerdasan otak, diantaranya adalah :

  1. Congklak, Mengasah Kecerdasan Otak Kiri
    Congklak adalah permainan tradisional yang sudah terkenal di beberapa daerah di Indonesia. Pada daerah sumatra permainan ini dikenal dengan nama congkak, pada lampung dikenal dengan dentuman lamban, pada sulawesi dikenal dengan makaotan, sedangkan pada jawa dikenal dengan beberapa nama antara lain congklak, dakon, dan dakhonan. Permainan ini menggunakan papan lengkung yang dibentuk seperti sampan. Dalam papan terdapat 16 lubang saling sejajr, dimana 14 lubang kecil dan 2 sisanya lubang besar.
    Congklak dapat dapat mengasah kecerdasan otak kiri karena cara bermainnya, dimana mereka harus mengumpulkan biji yang lebh banyak daripada lawannya. Dari hal tersebut, anak akan mencoba berpikir untuk menemukan strategi yang pas dalam merubut biji tersebut. Memang jika dilihat sepintas ini hanyalah permainan yang sederhana. Namun, jangan salah karena otak kiri anak kakn selalu aktif dalam permainan karena harus melakukan perhitungan.

  2. Mobil-mobilan Tradisional, Mengasah Kecerdasan Otak Kanan
    Mobil-mobilan tradisional adalah sebuah permainan yang sangat sederhana sekali, saking sederhananya bahkan sampai bisa dibuat sendiri. Namun, jangan salah karena dibalik keserdahanaannya terdapat manfaat bagi tumbuh kembang anak, yaitu mampu mengasah kecerdasan otak kanan.
    Karena sangat mudah untuk dibuat, permainan ini akan mengasah ide kreatifitas yang dimiliki anak. dimulai dari saat mencari bahan pembuatan, merakitnya sendiri, bahkan sampai menambahkan variasi-variasi yang akan semakin membuat tampilan mobil-mobilan menjadi lebih menarik.

  3. Layang-layang dan Petak Umpet, Mengasah Kecerdasan Emosi (ESQ)
    Tidak hanya kecerdasan intelektual yang dapat ditingkatkan melalui permainan tradisional, bahkan kecerdasan emosi (ESQ) juga bisa. Permainan tradisional yang mampu meningkatkan kecerdasan emosional tersebut antara lain adalah layang-layang dan juga petak umpet.
    Pada permainan layang-layang, anak akan dilatih kecerdasa emosinya melalui kesabaran. Mulai dari pembuatan kerangka layang-layang agar bisa terbang sampai kesabaran dalam mencari arah angin yang tepat dalam menerbangkannya. Sedangkan pada petak umpet dilatih pada kesabaran menemukan teman-temannya yang bersembunyi.

  4. Bentengan, Mengasah Kecerdasan Sosial
    Kebanyakan permainan tradisional dimainkan lebih dari satu orang, bahkan ada yang sampai berkelompok, misalnya adalah permainan bentengan. Permainan tradisonal ini dimainkan oleh dua grup, dimana masing-masing grup memiliki markas berupa tiang. Untuk memenangkan permainan ini mereka harus berusaha menyentuh markas lawan sekaligus juga melindungi markas mereka dari serangan lawan.
    Bentengan ini mampu mengasah kecerdasan sosial anak, karena mereka harus kompak dengan sekawannya untuk menang. Permainan ini juga membuat anak lebih bersosialisasi dengan teman sebanya dibandingkan dengan berdiam diri dirumah.

  5. Engklek, Mengasah Kecerdasan Kinestetik
    Kecerdasan kinestetik adalah kecerdasan motorik atau gerak tubuh anak. Dengan kecerdasan kinestetik akan membantu anak terhindar dari beberapa penyakit mematikan misalnya cerebral palsy. Kecerdasan kinestetik ini dapat dilatih ketika anak bermain, seperti saat ia menggenggam, meloncat, melompat, berlari, dan berjongkok. Salah satu permainan tradisional yang menggabungkan hal tersebut adalah engklek.
    Engklek adalah permainan tradisional yang dimulai dengan membuat pola kotak-kotak pada tanah, lalu kemudian anak akan melempar batu secara acak dan mereka akan mengambilnya dengan melompat menjaga keseimbangan karena satu kaki diangkat. Permainan seperti ini sangat bak bagi kecerdasan kinestetik anak karena terdapat macam gerakan sekaligus melatih keseimbangan juga.

  1. Petak Umpet.
    Tidak hanya Indonesia yang memainkan permainan ini. Tapi banyak negara yang juga memainkan permainan yang serupa meski dengan nama yang berbeda. Permainan ini minimal dimainkan oleh 2 anak, namun semakin banyak yang ikut bermain tentu akan semakin seru. Permainan diawali dengan menentukan gawang jaga. Salah satu dari pemain diminta menutup mata dan menghitung 1-10. Saat ia menghitung 1 sampai 10, pemain yang lain berlari dan bersembunyi. Setelah hitungan selesai, penjaga gawang akan membuka mata dan mencari lawan bermainnya yang bersembunyi. Bila ia menemukannya, maka lawan dianggap kalah dan berganti menjaga gawang. Tapi bila si penjaga gawang menyerah dan tidak menemukan lawannya yang bersembunyi, maka si penjaga gawang dianggap kalah dan harus menjaga gawang lagi untuk memulai permainan kembali.
    Manfaatnya : Permainan ini memiliki manfaat yang sangat baik untuk melatih motorik anak. Membuat anak menjadi aktif bergerak dan juga aktif berpikir. Saat bermain, anak diharuskan mencari tempat persembunyian lawannya, itu berarti dapat mengasah daya pikir anak dan juga memupuk keinginan serta kegigihan anak untuk terus mencari tahu. Bagi anak yang diharuskan bersembunyai, permainan ini selain bermanfaat bagi motoriknya, juga merangsang daya pikir anak untuk mencari tempat persembunyian yang aman untuk dirinya.

  2. Galah asin (cakbur).
    Permainan galah asin atau cakbur adalah permainan tradisional yang terdiri dari tim. Masing-masing tim terdiri dari 3-5 orang. Semakin banyak jumlah anak dalam tim, semakin seru permainan ini dilakukuan. Masing-masing tim memiliki satu orang komando. Cara bermainnya adalah membuat garis sesuai jumlah anak dalam tim. Bila satu tim terdiri atas 5 orang, maka garispun harus dibuat sebanyak 5 pula. Masing-masing garis dijaga oleh satu orang anak. Komando akan berdiri pada garis pertama lalu disusul oleh anak-anaknya pada garis-garis lainnya. Tim lawan harus melewati tiap garis yang dijaga ketat. Tubuh anak dalam tim lawan tidak boleh tersentuh oleh tim penjaga garis.
    Manfaatnya :Galah asin atau cakbur memiliki manfaat yang sangat baik untuk kecerdasan emosional anak. Di permainan ini, anak-anak akan berlatih menjadi seorang pemimpin yang memberi pengaruh pada anggota-anggotanya. Instruksi yang diberikannya adalah strategi yang ia buat untuk membawa timnya pada kemenangan. Pola kerjasama juga terlatih untuk permainan ini. Bila kerjasama antara komando dan anggota tidak terjalin baik, maka kemenangan akan sulit diraih.

  3. Gebok.
    Sebelum kemajuan teknologi berkembang pesat, permainan gebok selalu menjadi idola anak-anak. Permainan ini bisa dimainkan oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Proses permainan ini dimulai dengan membagi kelompok menjadi dua bagian. Masing-masing kelompok atau tim terdiri atas 5-7 anggota. Sebenarnya tidak ada petunjuk pasti mengenai jumlah pemain. Namun seringnya permainan ini dimainkan oleh 5-7 anggota pada masing-masing timnya.
    Manfaatnya : Selain bermanfaat untuk mengembangkan kecerdasan emosional dan perkembangan kinestetik anak, permainan ini juga dapat melatih sportivitas anak. Nilai sportivitas yang sudah ditanamkan dalam diri anak sejak dini tentulah akan sangat bermanfaat bagi kehidupannya nanti.

  4. Balap karung
    Balap karung sejenis permainan yang sering dijadikan perlombaan. Teknis permainannya adalah seorang anak akan memasukkan kaki hingga batas perutnya ke dalam karung. Lalu dengan kaki yang terbungkus karung, anak diminta berlari atau melompat seperti pocong hingga mencapai garis finish. Yang tercepat mencapai garis finish dinyatakan sebagai pemenang.
    Manfaatnya : Karena sifatnya berlari dan melompat maka permainan ini akan memberi manfaat untuk perkembangan kinestetik anak dalam pergerakannya. Semakin ia lincah, semakin mudah ia memenangkan permainan ini. Permainan ini juga mampu mengasah ketangkasan, keseimbangan, dan koordinasi otot-otot tubuh dan kaki anak, serta menumbuhkan sportivitas dan semangat untuk berkompetisi dalam suasana yang riang dan menyenangkan sesuai dunia anak.

  5. Terompa panjang.
    Terompa panjang adalah sejenis permainan yang menggunakan sandal kayu yang sengaja dibuat memanjang. Terompa atau sandal panjangl tersebut bisa digunakan oleh 5-10 orang anak sekaligus. Terompa baru bisa dijalankan apabila semua anak yang menggunakannya serentak melangkahkan kakinya bersamaan.
    Manfaatnya : Manfaat permaian ini adalah untuk melatih kemampuan berpikir anak dalam menerima instruksi, bekerjasama dan menjaga kekompakan. Karena permainan ini terbuat dari bahan alam yaitu kayu, maka permainan ini bisa mengembangkan kecerdasan natural anak sehingga anak akan menyatu dengan alam.

  6. Lompat tali
    Permainan yang menyerupai tali yang disusun dari karet gelang, ini merupakan permainan yang terbilang sangat populer sekitar tahun 70-an sampai 80-an, menjadi favorit saat “keluar main” di sekolah dan setelah mandi sore di rumah. Sederhana tapi bermanfaat, bisa dijadikan sarana bermain sekaligus olahraga. Tali yang digunakan terbuat dari jalinan karet gelang yang banyak terdapat di sekitar kita.
    Manfaatnya : Tentu saja bermanfaat bagi kesehatan, karena saat bermain, anak akan diminta untuk melompat lompat sehingga akan menambah sehat dengan cara menyenangkan dapat disebut juga melatih motorik kasar anak fisik kuat dan sehat, serta akan mencerdaskan kinestetik anak. Lompat tali juga akan menjadi media anak untuk bersosialisasi dengan teman-teman sepermainannya. Secara tidak sadar anak akan terlatih cara memposisikan diri diantara teman-temannya dan tentu saja hal ini juga akan menjadi media untuk melatih sportifitas anak.