Apa saja Peranan Manajamen Produksi dalam supply chain management?

Peranan Manajamen Produksi dalam supply chain management

Menurut Amin Widjaja Tunggal manajemen rantai pasokan ( supply chain management ) adalah integrasi aktivitas pengadaan barang dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produksi akhir, serta pengiriman kepelanggan.

Apa saja Peranan Manajamen Produksi dalam supply chain management ?

Para ahli banyak memberikan pengertian tentang supply chain management (SCM) atau management rantai pasokan. Yang selanjutnya akan penulis singkat dengan SCM. Di antaranya adalah menurut Ling Li bahwa supply chain management adalah proses perencanaan, penerapan dan pengendalian operasi dari rantai pasokan dengan tujuan untuk mencakupi kebutuhan pelanggan seefisien mungkin. Manajemen rantai pasokan mencakup semua perangkap dan gudang penyimpanan dari bahan baku, persediaan barang dalam pengolahan, dan barang sejak jadi titik produksi ke titik konsumsi.

Menurut dewan professional manajemen rantai pasokan yang merupakan asosiasi professional yang mengembangkan definisi pada tahun 2004 bahwa manajemen rantai pasokan meliputi perencanaan dan manajemen dari semua aktivitas yang dilibatkan dalam sumber dan pengadaan, konversi dan semua aktivitas manajemen logistik. Hal yang terpenting ialah SCM juga meliputi kolaborasi dan koordinasi dengan mitra saluran yang mana dapat berupa penyaluran, para perantara, pihak ketiga selaku penyedia jasa, dan pelanggan. intinya adalah manajemen rantai pasokan mengintegrasikan permintaan dan penawaran manajemen di dalam dan diantara perusahaan.

Menurut Thomas Sumarsan, supply chain management atau rantai pemasok adalah sekumpulan aktivitas dalam bentuk entitas/fasilitas yang terlibat dalam proses produksi dan distribusi barang mulai dari bahan baku sampai produk jadi sampai ke tangan konsumen akhir. Proses tersebut terdiri dari perusahaan yang mengangkat bahan baku dari alam, pabrik yang memproduksi bahan baku menjadi bahan yang setengah jadi, pabrik yang memproduksi barang setengah jadi menjadi barang jadi dan mendistribusikan barang jadi ke konsumen akhir.

Menurut Amin Widjaja Tunggal manajemen rantai pasokan ( supply chain management ) adalah integrasi aktivitas pengadaan barang dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produksi akhir, serta pengiriman kepelanggan. Seluruh aktivitas ini mencangkup pembelian dan pengalihdayaan serta ditambah fungsi lain yang penting bagi hubungan antara pemasok dan distributor.

Menurut Williem sahaya supply chain management adalah suatu konsep atau mekanisme untuk meningkatkan produktivitas seluruh perusahaan yang tergabung dalam rantai pasok melalui optimalisasi kualitas dan waktu. yang merupakan fungsi bisnis yang vital untuk mengkoordinasi pengelolaan aliran barang dan merupakan kunci kompetisi.

Supply chain management (manajemen rantai pasokan) adalah integrasi aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan. Simichi-Levi et al menyatakan manajemen rantai pasok sebagai sebuah pendekatan yang diterapkan untuk menyatukan pemasok, pengusaha, gudang, dan tempat penyimpanan lainnya. (distributor, retailer, dan pengecer) secara efisien, sehingga produk dapat dihasilkan dan didistribusikan dengan jumlah yang tepat. Lokasi yang tepat dan waktu yang tepat untuk menurunkan biaya dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Defenisi tersebut didasarkan atas beberapa hal :

  • Manajemen rantai pasokan perlu mempertimbangkan bahwa semua kegiatan mulai dari pemasok, manufaktur, gudang, distributor, retailer, sampai ke pengecer berdampak pada biaya produk yang di produksi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
  • Tujuan dan manajemen rantai pasokan adalah agar total biaya dari semua bagian, mulai dari transortasidan distribusi persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi menjadi lebih efektif dan efisien sehingga mengurangi biaya.
  • Manajemen rantai pasokan berputar pada integrasi yang efisien dari pemasok, manufaktur, gudang, distributor, retailer, dan pengecer yang mencakup semua aktivitas perusahaan, mulai dari tingkat strategis sampai tingkat taktik operasional.

Pada supply chain biasanya ada tiga macam aliran yang harus dikelola:

  • Aliran barang atau material yang mengalir dari hulu ke hilir
  • Aliran uang atau financial yang mengalir dari hilir ke hulu
  • Aliran informasi yang mengalir dari hulu ke hilir atau sebaliknya.

Peranan Manajamen Produksi dalam supply chain management (SCM)


Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku, dan memanfaatkan sumber daya industri yang menyebabkan terjadi perubahan sifat, wujud, dan fungsi sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi.

Produksi adalah kegiatan untuk menambah kegunaan suatu barang atau menghasilkan barang baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.

1 . Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi berdasarkan :

  • Bill Of Material (BOM), merupakan daftar kebutuhan material.
  • Material Requirement Planning (MRP), merupakan perencanaan kebutuhaan material dalam produksi.
  • Manufacturing Resource Planning (MRP-II), merupakan perencanaan terintegrasi mencakup jadwal, proses, kebutuhan dan biaya produksi.
  • Enterprise Resource Planning (ERP), merupakan pengembangan dari MRP-II mencakup, proses produksi, logistik, persediaan, keuangan, dan data informasi.

2 . Proses Produksi
Proses produksi terbagi atas dua bagian yaitu ;

  • Proses operasional produk yaitu rangkaian metode dan teknologi yang digunakan dalan memproduksibarang atau jasa.
  • Proses pabrikasi yaitu proses produksi yang menguraikan sumber daya menjadi komponen (analitis) atau mengkombinasikan bahan mentah (sintetis) untuk membuat barang jadi ( finished product ).

3 . Production Scheduling Production
Scheduling terdiri dari :

  • Loading (pembebanan), mensinkronkan antara kebutuhan dan mesin.

  • Sequencing (urutan), membuat jadwal prioritas pemrosesan.

  • Dispatching , perintah kerja ke mesin dan peralatan kerja.

  • Pengendalian kinerja penjadwalan, memonitoring perkembangan pencapaian kerja dan merancang ulang sequencing,bila terdapat kesalahan.

  • Updating Scheduling , mengakomodasikan masalah yang terjadi.

4 . Decoupling Point (DP)
Decoupling Point merupakan titik temu dimana suatu kegiatan produksi biasa dilakukan atas dasar peramalan kebutuhan dan kegiatan produksi yang harus menunggu sampai ada permintaan yang pasti.

5 . Biaya Produksi

Biaya produksi terbagi atas :

  • Bahan (Material) Langsung

  • Harga beli bahan langsung yang dipergunakan, bahan/material kelengkapan produksi, baiaya pengadaan, biaya pengiriman, bea masuk dan pajak dalam rangka impor, biaya bongkar muat, biaya sewa gudang dipelabuhan, biaya handling dan transportasi, asuransi bahan langsung.

    • Biaya Penerimaan dan Pemeriksaan (Receiving dan Inspection Cost) Biaya proses inspeksi, biaya barang rusak (rejected material).
    • Royalty
    • Tenaga Kerja Langsung Upah tenaga kerja, penempatan/mobilisasi/demoblisasi, pajak penghasilan dan lembur.
    • Biaya Tidak Langsung Pabrik (Factory Overhead) Bahan tidak langsung (gas, pelumas, grease), tenaga kerja tidak langssung, sewa mesin, peralatan, pabrik, tanah.