Apa Saja Metode-metode dalam Pengumpulan Data?

Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, tentunya diperlukan data untuk dapat dilakukan penelitian lebih lanjut. Apa saja metode-metode pengumpulan data?

Jika di lihat dari pengertian metode pengumpulan data menurut ahli metode pengumpulan data berupa suatu pernyataan (statement) tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian

Metode pengumpulan data ini termasuk kategori laporan diri (personal report) / Deskripsi diri (self descriptive). Individu melaporkan tentang keadaan dirinya berdasarkan pertanyaan atau perintah yang diberikan kepadanya.

Sumber Data Dan Metode Pengumpulan Data

Ada dua sumber data dan metode pengumpulan data, dua hal tersebut yaitu :

1. Data Primer

Data penelitian yang diperoleh sendiri melalui

  • Wawancara, Observasi, Tes,
  • Kuesioner (Daftar Pertanyaan)
  • Pengukuran Fisik
  • Percobaan Laboratorium

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari sumber kedua, dokumentasi lembaga

  • Biro Pusat Statistik (BPS)
  • Rumah sakit
  • Lembaga atau institusi

Metode Pengumpulan Data

  1. Kuesioner
    Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat/direkam

  2. Observasi
    Pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau, perasa). Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan alat rekam elektronik

  3. Wawancara
    Pengambilan data melalui wawancara /secara lisan langsung dengan sumberdatanya, baik melalui tatap muka atau lewat telephone, teleconference. Jawaban responden direkam dan dirangkum sendiri oleh peneliti.

  4. Dokumen
    Pengambilan data melalui dokumen tertulis mamupun elektronik dari lembaga/institusi. Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang lain.

Dalam pengumpulan data penelitian membutuhkan suatu instrumen. Instrumen ini dibutuhkan untuk pengambilan data untuk penelitian baik penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Sumber :
http://belajarpsikologi.com/metode-pengumpulan-data/

teknikpengumpulandata

Dalam penelitian, kita seringkali mendengar istilah metode pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data. Meskipun saling berhubungan, namun dua istilah ini memiliki arti yang berbeda. Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Sementara itu instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen pengumpulan data dapat berupa check list, kuesioner, pedoman wawancara, hingga kamera untuk foto atau untuk merekam gambar.

Ada berbagai metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam sebuah penelitian. Metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara sendiri-sendiri, namun dapat pula digunakan dengan menggabungkan dua metode atau lebih. Beberapa metode pengumpulan data antara lain:

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring perkembangan teknologi, metode wawancara dapat pula dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya telepon, email, atau skype. Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

  • Wawancara terstruktur
    Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti biasanya sudah membuat daftar pertanyaan secara sistematis. Peneliti juga bisa menggunakan berbagai instrumen penelitian seperti alat bantu recorder, kamera untuk foto, serta instrumen-instrumen lain.

  • Wawancara tidak terstruktur
    Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas. Peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting dari masalah yang ingin digali dari responden.

2. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi. Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam. Metode ini juga tepat dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar. Metode pengumpulan data observasi terbagi menjadi dua kategori, yakni:

  • Participant observation
    Dalam participant observation, peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.

  • Non participant observation
    Berlawanan dengan participant observation, non participant observation merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.

3. Angket (kuesioner)

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang lebih efisien bila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel yag akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan dalam dua jenis, yakni kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang memberikan kebebasan kepada objek penelitian untuk menjawab. Sementara itu, kuesioner tertutup adalah kuesioner yang telah menyediakan pilihan jawaban untuk dipilih oleh objek penelitian. Seiring dengan perkembangan, beberapa penelitian saat ini juga menerapkan metode kuesioner yang memiliki bentuk semi terbuka. Dalam bentuk ini, pilihan jawaban telah diberikan oleh peneliti, namun objek penelitian tetap diberi kesempatan untuk menjawab sesuai dengan kemauan mereka.

4. Studi Dokumen

Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis. Dokumen yang dapat digunakan dalam pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yakni:

  • Dokumen primer
    Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa, misalnya: autobiografi

  • Dokumen sekunder
    Dokumen sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh laporan/ cerita orang lain, misalnya: biografi.


Sumber

http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/18/metode-pengumpulan-data-dalam-penelitian

Teknik atau metode merupakan prinsip utama atau syarat utama dalam mengumpulkan data. Tanpa menggunakan metode pengumpulan data penelitian yang tepat dan efisien serta praktis, data yang dibutuhkan akan sulit untuk didapatkan. Misalnya, ingin mendapatkan suatu data penelitian dari sebuah lembaga penelitian. Jika tidak mempunyai rancangan metode apa yang akan dipergunakan, maka langkah untuk memulai penelitian pun akan menjadi hambatan bagi peneliti. Oleh karenanya, metode penelitian juga menjadi hal penting dalam penelitian.
.

Dalam penelitian pendidikan ada beberapa metode yang dapat dipergunakan yaitu sebagai berikut :

a) Wawancara

Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data penelitian yang paling banyak dipergunakan . Karena data yang didapatkan adalah data langsung dari lapangan melalui face to face dengan sumber data. Wawancara dapat dilakukan secara individual atau secara berkelompok bergantung dari berapa orang yang akan diwawancarai (responden). Dalam penerapannya, wawancara menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan peneliti untuk ditanyakan kepada responden. Tapi bisa juga pertanyaan itu tidak dipersiapkan terdahulu, tapi langsung mengikuti alur pembicaraan dari responden sehingga suasana lebih fleksibel.

Menurut Denzin, wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada respoden dengan Bahasa yang lugas dan baku untuk memperoleh informasi yang sangat diperlukan dalam tujuannya untuk penelitian. Dan menurutnya ada tiga bentuk wawancara yaitu wawancaara baku dan terjadwal, baku dan tidak terjadwal dan tidak baku. Baku dalam pendapat Denzin, tidak hanya menggunakan kata-kata yang baku saja, tapi keadaan serta suasana yang kelihatan resmi. Ada batasan dalam pertanyaan yang diajukan sehingga wawancara terkesan baku atau resmi.

Dalam sebuah penelitian, metode pengumpulan data penelitian dengan cara wawancara banyak dipergunakan oleh peneliti kualitatif, tapi terkadang digunakan pada penelitian kuantitatif meski tidak terlalu sering. Karena dalam penelitian kualitatif, membutuhkan data yang mendalam dan rinci. Sehingga wawancara dapat dipergunakan untuk menggali apa yang dirasakan, dipikirkan, diharapkan serta yang dialami oleh responden. Tapi terkadang data yang didapat kurang valid, oleh karenanya butuh pengamatan untuk dapat mengetahui apa yang dilakukan oleh responden. Seperti ketika seorang peneliti ingin mengetahui bagaimana cara seorang guru bisa menjadi seorang yang disebut friendly, asik, mudah mengena oleh murid.

Suatu teknik atau metode, pasti tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan, karena teknik itu menyesuaikan dengan data yang ingin didapatkan. Wawancara juga seperti itu, memiliki kelebihan dan kekurangan daripada teknik lainnya.

b) Angket

Angket juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang paling banyak dipergunakan dalam suatu penelitian. Teknik ini juga menggunakan pertanyaan yang diajukan kepada respoden, tapi tidak langsung ditanyakan secara face to face. Bentuk metode pengumpulan data penelitian pertanyaan dari angket tidak jauh berbeda dari wawancara yaitu ada pertanyaan yang terbuka, berstrukstur dan pertanyaan yang tertutup. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepada responden berupa tulisan yang telah diketik atau ditulis oleh peneliti. Sehingga responden tinggal mengisi sesuai dengan jawaban yang tertera atau sesuai dengan maksud dari pertanyaan bila tidak ada jawaban pilihan.

Dalam penulisan angket yang baik, perlu memperhatikan beberapa factor. Factor itu adalah sebagai berikut ini :

  1. Isi serta tujuan pertanyaan harus jelas, apakah tentang pengukuran, tes atau tentang keadaan dari responden.

  2. Bahasa yang dipergunakan harus sesuai dengan kondisi responden dilihat dari umur dan tingkat pendidikannya.

  3. Ada pembagian tipe dalam pertanyaan yaitu tertutup dan terbuka serta adanya bentuk kalimat yang positif dan negatif.

  4. Dalam sebuah pertanyaan, jangan memberikan permasalahan lebih dari dua, dikarenakan akan butuh berfikir yang lebih dari responden. Sesuaikan dengan keadaan keilmuan dari responden. Lalu seimbangkan pertanyaan antara yang positif dan negatif.

  5. Pertanyaan yang diberikan jangan terlalu panjang ataupun terlalu pendek, karena dapat mempengaruhi kemauan dari responden untuk menjawab. Dan juga pertanyaan harus diurutkan mulai yang mudah ke sulit, atau yang tidak spesifik menuju ke spesifik agar lebih mempermudah responden menjawab atau peneliti mudah untuk memasukkan dalam pendataan.

  6. Tidak hanya isi dari sebuah pertanyaan penelitian yang harus dipoles atau diperbaiki, tapi penampilan dari angket agar lebih menarik juga perlu diperhatikan. Agar responden yang akan menjawab sebuah pertanyaan lebih memiliki kemauan.

c) Observasi

Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan pengamatan daripada mengajukan pertanyaan kepada responden. Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai suatu pemusatan untuk mengamati suatu kejadian atau peristiwa dengan menggunakan seluruh indra yang dimiliki oleh peneliti. Oleh karenanya, observasi disebut juga sebagai pengamatan langsung tanpa melibatkan orang kedua atau pihak kedua sebagai perantara.

Menurut pendapat Louis Cohen, dkk (2007) mengatakan bahwa observasi sebagai proses penelitian menawarkan kesempatan kepada peneliti untuk mengambil data dari kejadian alami situasi sosial. Kemudian, peneliti dapat melihat langsung yang terjadi di tempat kejadian daripada mengandalkan data bekas atau data kedua.

Dari pendapat Louis Cohen dapat disimpulkan bahwa observasi adalah merupakan pengamatan langsung di tempat terjadinya perkara. Seorang peneliti tidak perlu menggunakan catatan atau laporan dari orang lain untuk dapat memperoleh data. Dengan melihat langsung peristiwa sosial yang sedang terjadi, peneliti dapat menganalisa data apa yang dibutuhkannya. Sehingga data yang diambil lebih valid dan autentik daripada menggunakan catatan saja atau laporan dari pihak kedua yang kemungkinan ada perubahan isi.

Dengan melihat beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa syarat dari data observasi adalah data yang dapat dilihat, dirasakan, didengar, dihitung, dan diukur. Bila sebuah data tidak memenuhi persyaratan itu, maka tidak dapat menggunakan observasi sebagai metode untuk pengambilan datanya. Tapi yang terpenting dari itu semua adalah operasionalisasi dari perilaku-perilaku di atas yang menyesuaikan dengan obyek yang akan diobservasi.

d) Studi Dokumenter

Metode pengumpulan data penelitian ini sedikit berbeda dengan metode-metode lainnya yang sebagian besar menggunakan pertanyaan atau pengamatan. Metode ini menghimpun, mengumpulkan, menyatukan data yang berupa tulisan, gambar ataupun elektronik. Dan dokumen-dokumen yang digunakan tidak asal ambil, tapi harus disesuaikan dengan tujuan dan focus masalah dari penelitian.

Menurut Bogdan (1982) dalam banyak penelitian kualitatif, dokumen dalam arti luas merupakan acuan pada beberapa cerita seseorang yang dihasilkan oleh seorang individu yang menjelaskan tentang tindakannya, pengalamannya, serta kepercayaannya. Jadi dokumen itu menjelaskan tentang seseorang baik dari masa lalu maupun masa sekarang yang menyangkut tindakannya, pengalamannya, serta kepercayaannya. Yang mana ketiga aspek itu menjadi referensi untuk dapat dipergunakan sebagai data dari sebuah penelitian.

Tapi data yang diambil sebuah dokumen terkadang tidak valid, bila peneliti kurang teliti dan cermat dalam mengambilnya. Oleh karenanya perlu data pendukung untuk dokumen yang diambil, agar dokumen yang diambil bisa menjadi data valid. Kecermatan dan ketelitian dalam penggunaan metode documenter atau dokumentasi sangat diperlukan.

Dari semua metode itu, ada hal yang paling penting yaitu pengalaman dari peneliti dalam mengumpulkan data. Semakin kurang pengalaman peneliti dalam mengumpulkan data, akan semakin mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadinya sendiri. Dengan begitu data yang terkumpul akan semakin condong (bias). Oleh karenanya, mempunyai pengalaman juga penting, mencoba untuk menerapkan salah satu metode dalam meneliti sekitar, akan semakin mengasah kemampuan.

Sumber: www.ruangwacana.com

Beberapa metode dalam pengumpulan data, baik penelitian kuantitatif dan kualitatif, antara lain :

OBSERVASI

Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis atas fenomena-fenomena yang diteliti. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati secara langsung objek data yang diteliti sehingga data yang dihasilkan dapat langsung diperiksa atas validitas dan reliabilitasnya.

Observasi, berdasarkan jenisnya, dibagi menjadi du jenis, yaitu OBSERVASI PARTISIPASI, dimana peneliti ikut terlibat secara langsung, sehingga menjadi bagian dari kelompok yang diteliti, dan OBSERVASI NON PARTISIPASI, dimana observasi yang dilakukan dimana peneliti tidak menyatu dengan yang diteliti, peneliti hanya sekedar sebagai pengamat.

Instrumen-instrumen yang digunakan didalam metode observasi antara lain :

  • Check list, merupakan suatu daftar yang berisikan responden dan faktor- faktor yang akan diamati.

  • Rating scale, merupakan instrumen untuk mencatat gejala menurut tingkatan-tingkatannya.

  • Anecdotal record, merupakan catatan yang dibuat oleh peneliti mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan oleh responden.

  • Mechanical device, merupakan alat mekanik yang digunakan untuk memotret peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan oleh responden.

Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan observasi adalah :

  • Harus diketahui di mana observasi itu dapat dilakukan.
  • Harus ditentukan dengan pasti siapa saja yang akan diobservasi.
  • Harus diketahui dengan jelas data-data apa saja yang diperlukan.
  • Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
  • Harus diketahui bagaimana cara mencatat hasil observasi.

Tujuan Obeservasi antara lain :

  • Dengan observasi kita dapat memperoleh gambaran tentang kehidupan sosial yang sukar untuk diketahui dengan metode lainnya.

  • Dilakukan untuk menjajaki sehingga berfungsi eksploitasi.

  • Dari hasil observasi kita akan memperoleh gambaran yang jelas tentang masalahnya dan mungkin petunjuk-petunjuk tentang cara pemecahannya

Kelebihan dari Observasi adalah

  • Mudah, murah dan langsung
  • Tidak mengganggu sasaran
  • Banyak gejala psikis yang bisa diamati
  • Pengamatan bisa secara banyak

Sedangkan kekurangnnya adalah :

  • Timbul sifat yang dibuat-buat
  • Subyektivitas tidak bisa dihindari
  • Sering membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan datanya
  • Gejala psikis tertentu tidak bisa diamati

WAWANCARA

Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data dimana peneliti mendapatkan keterangan secara lisan dari responden secara langsung, baik secara tatap muka, melalui telepon.

Teknik pengumpulan wawancara mempunyai hasil yang paling lengkap dibandingkan dengan teknik pengumpulan data lainnya, karena dengan melakukan wawancara kita akan dapat :

  • Memperoleh kesan langsung dari responden
  • Menilai kebenaran yang dikatakan responden
  • Membaca air muka (mimik) responden
  • Memberi penjelasan yang tidak dimengerti responden
  • Memancing jawaban, bila jawaban macet

Kelebihan dari teknik wawancara antara lain :

  • Dapat dilakukan pada responden yang memiliki keterbastasan, misalnya responden adalah seorang yang buta huruf
  • Dapat melakukan verifikasi dari hasil data observasi
  • Dapat menilai perilaku pribadi
  • Cara yang efektif untuk menggali gejala psikis dibawah sadar responden
    Sangat cocok untuk pengumpulan data sosial

Adapun kekurangan dari teknik wawancara antara lain :

  • Boros waktu, tenaga, pikiran dan biaya
  • Perlu penguasaan bahasa dan skill komunikasi yang baik
  • Memungkinkan interviewer untuk tidak jujur, misalnya dengan mengarahkan jawaban responden
  • Sangat dipengaruhi oleh kondisi dan sosial lingkungan

Mengingat adanya kelemahan dari metode wawancara, maka sebaiknya pewawancara memperhatikan hal-hal berikut :

  • Menjalin hubungan baik antara pewawancara dengan responden.
  • Pewawancara harus mempunyai keterampilan sosial atau penampilan diri yang baik.
  • Pewawancara harus mempunyai pedoman dan cara Pencatatan yang baik.
  • Pewawancara tidak boleh terbawa situasi.

KUESIONER

Kuesioner merupakan suatu cara pengumpulan data dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa formulir, diajukan secara tertulis kepada subyek penelitian untuk mendapatkan tanggapan, informasi dan jawaban. Metode kuesioner lebih cocok untuk populasi yang besar dan tersebar luas. Pengiriman kuesioner dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, misalnya melaui pos, email/internet atau teknologi kuesioner lainnya.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat Kuesioner yang baik adalah :

  • Pertanyaan harus singkat dan jelas bagi responden
  • Jumlah pertanyaan dibuat sedikit mungkin
  • Bahasa yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan responden.
  • Pertanyaan cukup merangsang minat responden
  • Pertanyaan dapat “memaksa” responden menjawab
  • Pertanyaan jangan meragukan responden
  • Pertanyaan jangan menimbulkan kecurigaan respoden

Kelebihan dari metode kuesioner adalah

  • Dalam waktu singkat banyak data yang didapatkan
  • Menghemat tenaga, waktu dan biaya
  • Relatif tidak terlalu mengganggu responden dibandingkan metode lainnya
  • Secara psikologis reponden relatif tidak terpaksa dalam menjawab pertanyaan yang ada

Sedangkan kekurangan dari metode kuesioner adalah :

  • Lebih bersifat subyektif
  • Timbul penafsiran berbeda-beda
  • Dapat terjadi kemacetan, dimana pertanyaan tidak terjawab semua
  • Sulit menyusun bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh responden

Jenis-jenis kuesioner dapat dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan cara menjawab dan berdasarkan bentuknya.

Berdasarkan cara menjawabnya, kuesioner dapat dibagi menjadi Angket Terbuka, yaitu angket dimana responden diberi kebebasan untuk menjawab. Angket Tertutup, apabila jawaban pertanyaan sudah disediakan oleh peneliti dan Angket semi terbuka, yaitu jawaban pertanyaan sudah diberikan oleh peneliti, tetapi diberi kesempatan untuk menjawab sesuai kemauan responden

Sedangkan berdasarkan bentuknya, kuesioner dapat dibagi menjadi Pilihan Ganda, Isian, Check list dan Rating Skala.

DOKUMEN

Metode pengambilan data dengan metode dokumen adalah pengambilan data dengan menggunakan dokumen resmi dari responden. Data yang dihasilkan bersifat sekunder

Dokumen terdiri bisa berupa buku harian, notula rapat, laporan berkala, jadwal kegiatan, peraturan pemerintah, anggaran dasar, rapor siswa, surat-surat resmi dan lain sebagainya.

PARTICIPATORY RURAL APPARISAL

Metode Participatory Rural Appraisal merupakan pendekatan dan metode yang memungkinkan masyarakat secara bersama-sama menganalisis masalah kehidupan dalam rangka merumuskan perencanaan dan kebijakan secara nyata.
Pelaksanaan PRA ditekankan pada keterlibatan masyarakat (partisipasi) dalam keseluruhan kegiatan. Sehingga PRA disebut juga Metode Partisipasi Masyarakat.

Meningat metode ini menggunakan partisipasi masyarakat sebagai kekuatan utama dalam mengumpulkan data, maka beberapa hal yang harus diperhatikan dalam metode ini adalah :

  1. Empowerment ; Pemberdayaan masyarakat adalah kekuatan.
  2. Respect ; Dalam PRA, seorang peneliti menjadi murid (learners) dan pendengar (listeners).
  3. Localization ; Gunakan secara ekstensif dan kreatif sumber daya setempat, seberapapun terbatasnya.
  4. Enjoyment; hanya dapat dijalankan dengan suasanya yang menyenangkan.
  5. Inclusiveness. Beri perhatian yang tinggi terhadap proses, termasuk kepada masyarakat marjinal (lapisan miskin, buta huruf, perempuan, anak-anak, orang-orang tua, minoritas, dll)

Prinsip-prinsip dasar dari Metode Partisipasi Masyarakat antara lain :

  1. Melibatkan kelompok masyarakat (mewakili : kades/Lurah, UMKM, Tokoh Masyarakat),
  2. Masyarakat setempat sebagai pelaku utama,
  3. Penerapan prinsip trianggulasi,
  4. Berorientasi praktis,
  5. Optimalisasi hasil,
  6. Santai dan Informal,
  7. Keterbukaan