Apa saja masalah gizi yang terjadi pada ibu hamil?

Apa saja masalah gizi yang terjadi pada ibu hamil ?

Asupan nutrisi wanita sebelum dan selama kehamilan tidak hanya memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayinya tetapi juga dapat berdampak pada malformasi atau keterbelakangan mental, jika defisiensi mineral dan vitamin tertentu seperti yodium atau asam folat atau asupan berlebihan vitamin A terjadi dalam kehamilan. Apa saja masalah gizi yang terjadi pada ibu hamil ?

1 Like

Masalah-masalah gizi pada ibu hamil

  1. Diabetes melitus
    Pembagian diabetes melitus pada kehamilah adalah sebagai berikut :

    • Diabetes melitus yang memang sudah diketahui sebelumnya dan kemudian menjadi hamil (DM hamil = DMH = DM pragestasional). Sebagian besar termasuk golongan IDDM (Insulin Dependent DM).
    • DM yang baru saja ditemukan pada saat kehamilan (DM gestasional = DMG). Umumnya termasuk golongan NIDDM (Non Insulin Dependent DM).

    DM gestasional dibagi menjadi dua sub kelompok, yaitu :

    • Sebenarnya sudah mengidap DM sebelumnya tetapi baru diketahui saat hamil (sama dengn DMH).
    • Sebelumnya belum mengidap DM, baru mengidap DM dalam masa kehamilan (Pregnancy-Induced DM, DMG sesungguhnya, sesuai dengan definisi lama WHO 1980).
  2. Hipertensi pada kehamilan preeklampsia/eklampsia
    Penelitian berbagai faktor risiko terhadap hipertensi pada kehamilan/ preeklampsia/ eklampsia :

    • Usia
    • Paritas
    • Faktor keturunan
    • Faktor gen
    • Diet/gizi
    • Iklim/musim
    • Tingkah laku/sosioekonomi
    • Hiperplasentosis
    • Patofisiologis preeklampsia
    • Perubahan kardiovaskular
    • Regulasi volume darah
    • Fungsi organ-organ lain
  3. Anemia pada ibu hamil
    Anemia didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah normal. Di Indonesia, anemia umumnya disebabkan oleh kurangnya zat besi sehingga lebih dikenal dengan istilah anemia gazi besi. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama masa kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin itu turun sampai di bawah 11 g/dl selama trimester III.

    Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dankematian perinatal secara bermakna lebih tinggi.

  4. Risiko BBLR pada ibu hamil
    Di Indonesia, batas ambang LILA dengan risiko KEK adalah 23,5 cm. Hal ini berarti, ibu hamil dengan risiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Bila bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) akan berisiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan gangguan perkembangan anak. Untuk mencegah risiko KEK pada ibu hamil sebelum kehamilan wanita subur sudah harus mempunyai gizi yang baik, misalnya dengan LILA tidak kurang dari 23,5 cm. Apabila LILA ibu sebelum hamil kurang dari angka tersebut, sebaiknya kehamilan ditunfa sehingga tidak berisiko melahirkan BBLR.

Referensi

Adriani , Merryana. 2016. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta :Perenada Media.