Apa saja manfaat jatuh cinta menurut Psikologi?

Jatuh cinta tidak hanya sekedar membuat kita bahagia saja, namun mungkin ada beberapa manfaat jatuh cinta lainnya bagi psikologis manusia. Apa saja manfaatnya ?

Jatuh cinta tak hanya dapat membuat hati senang dan bahagia saha, ada beberapa manfaat lainnya yang bisa didapatkan dari jatuh cinta menurut psikologi.

  1. Merasakan Kegembiraan
    Saat di awal masa jatuh cinta terkadang seseorang dapat merasakan euforia. Bahkan terdapat peneltiian yang menujukkan hubungan perasaan cinta dengan peningkatan dari kadar neurotransmitter dopamine yang ada pada otak. Zat tersebut lah yang membuat kita merasakan sebuah kenikmatan.

  2. Mengurangi Depresi
    Terdapat sebuah penelitian yang menunjukkan jika saat jatuh cinta tubuh akan memproduksi hormon kebahagiaan. Hal ini lah yang akhirnya mendorong tingkat depresi dan stress menjadi berkurang.

  3. Meningkatkan Kosentrasi
    Orang yang sedang mengalami jatuh cinta tentu akan menunjukkan kepeduliannya. Hal ini lah mengapa seseorang yang sedang jatuh cinta dapat mudah terlihat dari tatapan, obrolan, sikap, serta perhatiannya. Secara langsung, sikap tersebut bisa memicu kinerja dari seseorang dapat menjadi lebih baik lagi.

Dikutip dari beberapa sumber, beberapa manfaat yang anda dapat ketika anda sedang jatuh cinta antara lain,

Merasa gembira

Ketika anda sedang jatuh cinta dapat membuat Anda merasakan euforia. Peneliti menunjukkan adanya keterkaitan antara perasaan cinta yang kuat dengan peningkatan kadar neurotransmitter dopamine di otak. Zat yang sama juga dihasilkan saat kita merasakan kenikmatan yang lain. Hal ini lah yang menyebabkan seringkali orang yang jatuh cinta merasakan sensasi yang lura biasa, atau biasa kita kenal dengan istilah “mabuk asmara”.

Mengurangi stres dan depresi

Cinta dapat membuat kita tertawa, dan mendapat dukungan yang berpengaruh untuk kesehatan mental. Menurut Robin Simon, PhD, dosen sosiologi di Wake Forest University, Winston Salem, ketika Anda kehilangan orang yang Anda sayangi, Anda akan merasa stres, dan depresi.

Jatuh cinta dikaitkan dengan produksi hormon oksitosin – hormon yang juga mengatur kebiasaan manusia, dan interaksi sosial. Hormon ini dikaitkan dengan emosi dan fisik. Ketika Anda dan pasangan melakukan sentuhan-sentuhan sayang, seperti berpelukan, berciuman, maka tubuh pun akan memproduksi hormon oksitosin.

Oksitosin dipercaya sebagai salah satu molekul yang mampu mengurangi stres, mengurangi kecemasan, menurunkan tekanan darah, membantu melawan depresi, dan meningkatkan kepercayaan diri yang lebih. Kurangnya hormon oksitosin dikaitkan dengan risiko terkena depresi.

Meningkatkan kekebalan tubuh

Sebuah penelitian dari University of Pittsburgh, AS, menemukan bahwa perempuan yang bahagia dalam pernikahannya memiliki risiko yang rendah terkena penyakit kardiovaskular. Selain itu, jatuh cinta juga memiliki dampak yang baik pada tingkat kolesterol. Namun, perlu garisbawahi, jatuh cinta bermanfaat, hanya ketika hubungan tersebut memberikan dampak yang positif.

Ketika anda jatuh cinta, tubuh akan memproduksi hormon endorfin lebih banyak. Endorfin memiliki tugas untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Orang yang merasa dicintai akan memiliki respon positif akan hidupnya terkhusus respon yang lebih baik untuk pengobatan dan motivasi untuk melawan setiap penyakit yang diderita ataupun yang akan datang.

Menurut dr. Gian Gonzana, MD, pimpinan utama penelitian dan pengembangan di eHarmony Labs, yang dikutip Woman’s Day, pasangan yang berargumen dengan cara yang penuh kasih, dan positif, memiliki imunitas tubuh yang lebih tinggi.

Dalam penelitian oleh Carnegie Mellon University, orang yang sering memeluk pasangan mereka lebih sering akan mengalami gejala flu yang lebih ringan dari rekan-rekan yang kurang suka berpelukan dengan pasangan.

Membuat Panjang Umur

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh The National Longitudinal Mortality, yang dikutip oleh Prevention, memantau subjek lebih dari satu juta orang dari tahun 1979, hasilnya menunjukkan bahwa orang yang menikah, dan dapat mempertahakan cintanya, dapat bertahan hidup lebih lama.

Menurut beberapa studi di American Journal of Epidemiology, pria dan wanita yang sudah menikah memiliki risiko 24 persen lebih rendah mengalami kematian dini daripada yang lajang. Cinta romantis hanyalah salah satu cara untuk memperpanjang umur Anda. Menurut penelitian di PLoS One, setiap jenis dukungan sosial yang kuat juga dapat membantu mengurangi risiko kematian.

Menurunkan Tekanan Darah

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di Annals of Behavioural Medicine, pasangan dalam pernikahan bahagia memiliki tekanan darah yang lebih rendah dibandingkan individu yang masih lajang. Perasaan bahagia saat jatuh cinta bisa menjaga kestabilan tekanan darah.

Mempercepat Pemulihan

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di Archives of General Psychiatry, para ilmuwan menemukan bahwa luka bisa lebih cepat sembuhnya pada pasangan yang memiliki hubungan yang stabil dan saling mencintai. Sedangkan pada pasangan yang punya hubungan buruk, lukanya butuh waktu lebih lama untuk sembuh.

Hal ini disebabkan karena cytokine yang diproduksi seseorang saat sedang sedih atau kesepian. Kalau seseorang sedang jatuh cinta dan bahagia, kandungan cytokine-nya lebih rendah sehingga bisa mempercepat proses pemulihan atau kesembuhan luka.