Apa saja macam-macam gaya berpikir seseorang ?

Gaya berpikir

Gaya berpikir adalah cara yang disenangi oleh seseorang dalam menggunakan kemampuannya untuk penerimaan informasi, pengolahan, penyimpanan, dan pengambilan kembali informasi
tersebut dari ingatan untuk menanggapi masalah yang dihadapinya.

Apa saja macam-macam gaya berpikir seseorang ?

Penjelasan mengenai empat jenis gaya berpikir yaitu :

  1. Gaya Berpikir Sekuensial Konkret ( SK )

    Gaya berpikir sekuensial konkret merupakan gaya berpikir dimana sipemikir berpegang pada kenyataan dan proses informasi dengan cara yang teratur, linear, dan sekuensial. Bagi si pemilik gaya berpikir SK ini realitas terdiri dari apa yang mereka ketahui yang diperoleh melalui indra fisik mereka meliputi indra penglihatan, indra pendengaran, indra peraba, indra penciuman dan indra perasa mereka. Mereka memperhatikan dan mengingat realitas dengan mudah dan mengingat fakta-fakta, informasi, rumus-rumus, dan juga aturan-aturan khusus dengan mudah.

  2. Gaya Berpikir Acak Konkret ( AK )

    Gaya berpikir acak konkret atau AK ini memiliki sikap eksperimental yang diiringi dengan perilaku yang kurang terstuktur. Sepeti hal nya pada gaya berpikir sekuensial konkret, mereka berdasarkan pada kenyataan, tetapi ingin melakukan pendekatan coba salah (trial and error).
    Oleh karena itu, mereka sering melakukan lompatan intuitif yang diperlukan untuk pemikirna yang kreatif yang sebenarnya. Si pemikir AK ini memiliki dorongan yang kuat untuk menemukn alternatif dan mengerjakan segala sesuatu dengan cara dan keinginan mereka sendiri.

  3. Gaya Berpikir Pemikir Acak Abstrak (AA)

    Gaya berpikir pemikir gaya acak abstrak (AA) merupakan cara berpikir yang tertarik pada nuansa dan sebagian lagi cenderung kepada mistisime. Adapun gaya berpikir AA ini menyerap ide-ide atau informasi serta kesan dan mengaturnya dengan refleksi.

    Namun kadang-kadang hal ini memakan waktu yang lama sehingga ornag lain tidak menyangka bahwa orang gaya berpikir AA ini mempunyai reaksi ataupun pendapat terhadap Sesuatu yang sedang diperbincangkan. Si pemikir AA ini mengingat dengan baik jika informasi dipersonifikasikan. Perasaannya juga dapat meningkatkan atau memengaruhi gaya belajar mereka.

  4. Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ( SA )

    Gaya berpikir sekuensial abstrak atau SA ini merupakan agya berpikir yang bersifat dunia teori metafisis dan dunia abstrak. Gaya berpikir SA ini cenderung lebih suka berpikir secara konsep dan menganalisis informasi. Si pemikir SA ini sangat menghargai orang-orang serta peristiwa-peristiwa yang teratur dan rapi.

    Sangatlah mungkin bagi mereka untuk meneropong hal-hal yang bersifat sangat penting, seperti pada titik-titik kunci dan detail-detail yang sangat penting. Adapun proses dan cara berpikir si pemikir SA ini sangatlah logis , rasional dan intelektual. Dan bisanya proses atau cara berpikir mereka sering kali diatas cara berpikir ornag yang lainnya.

A style is a way of thinking. It is not an ability, but rather, a preferred way of using the abilities one has ”. Sternberg (2009)

Gaya adalah cara berpikir. Gaya bukan sebuah kemampuan, tetapi lebih pada sebuah kesenangan dalam menggunakan kemampuan yang dimiliki. Sebuah kemampuan berhubungan dengan seberapa baik seseorang dapat mengerjakan sesuatu. Gaya berhubungan dengan bagaimana seseorang suka menggunakan kemampuannya untuk mengerjakan sesuatu.

Ditinjau dari bentuknya, gaya berpikir dibedakan menjadi Monarchic, Hierarchic, Oligarchic, dan Anarchic . Masing-masing bentuk menghasilkan cara-cara yang berbeda dalam pendekatan terhadap masalahnya.

  • Seseorang dengan gaya Monarchic adalah pemikir dan pengendali tunggal. Mereka tidak menerima masalah lain selama masalah yang sedang dipecahkan belum selesai, enggan untuk melakukan hal yang tidak disukainya.

  • Seseorang dengan gaya berpikir Hierarchic mempunyai tujuan yang tersusun dan menghargai adanya prioritas, sadar bahwa semua tujuan tidak selalu dapat dipenuhi, atau setidaknya terpenuhi sama baiknya. Dia cenderung lebih menerima kerumitan dibandingkan dengan seorang dengan gaya berpikir Monarchic , serta dapat melihat masalah-masalah dari beberapa sudut pandang sehingga dapat menyusun prioritas dengan benar.

  • Sesorang dengan gaya berpikir Oligarchic seperti seorang Hierarchic yang mempunyai keinginan untuk menyelesaikan beberapa masalah dalam satu waktu. Perbedaannya, seorang Oligarchic cenderung termotivasi oleh beberapa hal, beberapa tujuan sering bersaing berdasarkan kepentingannya. Sering, orang tersebut merasa tertekan dalam menghadapi tuntutan pada waktu dan akalnya (kemampuannya). Dia tidak selalu yakin apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu, atau berapa banyak waktu yang diberikan pada masing-masing tugas yang perlu dilengkapinya.

  • Sesorang dengan gaya berpikir Anarchic cenderung menolak sistem, khususnya kaku atau disiplin, dan menyerang balik terhadap system dia anggap membatasinya. Walaupun seorang anarchic mungkin mempunyai adaptasi yang buruk terhadap dunia sekolah dan kerja, khususnya lingkungan yang mengekang, mereka sering mempunyai potensial yang besar dan lebih kreatif dibanding orang-orang lain yang tidak suka dengannya.

“Thinking style was the preference for representation and processing of information in the mind, bound to the constituent structure of personality, the consistent way of interacting with the environment, and adapting new information”. Wang (2012)

Mengolah informasi dalam pikiran yang berhubungan dengan kepribadian dan cara berinteraksi dengan lingkungan serta beradaptasi untuk mendapatkan informasi baru. Dalam hal ini memungkinkan siswa dapat memperoleh strategi untuk berpikir terkait dengan penyelidikan, pengolahan informasi, penalaran, pemecahan masalah, evaluasi dan refleksi.

Menurut Anthony Gregorc gaya berpikir adalah suatu proses berpikir yang memadukan antara bagaimana pikiran menerima informasi dan mengatur informasi tersebut dalam otak (Deporter dan Hernacki, 2015). Menurutnya dalam berpikir seseorang dipengaruhi oleh dua konsep yaitu :

  • Konsepsi tentang objek/ wujud yang dibedakan menjadi persepsi konkret dan abstrak.

    1. Konkret
      Sifat ini memungkinkan anda untuk memahami dan secara mental menunjukkan data melalui pengamatan langsung dan menggunakan indra fisik. Anda dapat melihat secara nyata melalui indra fisik anda seperti penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan pendengaran.

    2. Abstrak
      Sifat ini memungkinkan anda untuk memahami, menyusun, dan memvisualisasikan melalyi kemampuan berpikir. Anda juga dapat melihat dan memahami mengenai yang tidak terlihat dan tidak berbentuk secara indra fisik anda.

  • Kemampuan pengaturan secara sekuensial (linier) dan acak (non linier)

    1. Sekuensial
      Sifat ini mengarahkan pikiran anda untuk memahami dan mengatur informasi secara linier langkah demi langkah. Sekuensial cenderung memiliki dominasi otak kiri. Hal ini dikarenakan berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial linier dan rasional.

    2. Acak
      Sifat ini memungkinkan pikiran anda untuk memahami dan mengatur informasi secara nonlinier dan banyak cara. Sifat ini biasanya termasuk dalam dominasi otak kanan yang cara berpikirnya bersifat acak atau tidak teratur.
      Jika kedua konsep tersebut dikombinasikan, maka didapat 4 kelompok gaya berpikir, yaitu Sekuensial Konkret, Acak Konkret, Sekuensial Abstrak, dan Acak Abstrak. Gaya berpikir merupakan cara yang dimiliki oleh setiap siswa dalam menggunakan dominasi otaknya untuk menerima dan mengatur informasi.

Menurut Depoter dan Hernacki (2015) ada 4 jenis gaya berpikir yaitu :

  1. Sekuensial Konkret
    Siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret biasanya mengalami kesulitan apabila diminta untuk menangkap sesuatu pelajaran yang bersifat abstrak dan yang memerlukan daya imajinasi yang kuat. Selain itu, catatan dan makalah adalah cara terbaik bagi pemikir sekuensial konkret untuk belajar.

    Karakteristik yang dimiliki siswa sekuensial konkret yaitu :

    • Menerapkan gagasan dengan cara yang praktis
    • Menghasilkan sesuatu yang konkret dari gagasan yang abstrak
    • Bekerja dengan baik sesuai batas waktu
    • Bekerja dengan sistematis, selangkah demi selangkah
    • Mencermati sesuatu sapai hal yang sekecil-kecilnya
    • Menginterpretasikan sesuatu secara harfiah atau logika
  2. Acak Konkret
    Siswa yang memiliki gaya berpikir acak konkret biasanya mereka berpikir berdasarkan kenyataan tetapi ingin melakukan pendekatan coba-coba. Siswa dengan tipe ini cenderung mengalami masalah dalam sistem pengajaran di sekolah karena ia bukan tipe penurut.

    Karakteristik yang dimiliki siswa Acak Konkret yaitu :

    • Memiliki sikap eksperimental yang diiringi dengan perilaku kurang struktur
    • Berani mengambil risiko
    • Memiliki dorongan yang kuat untuk menemukan alternatif
    • Mengerjakan segala sesuatu dengan cara mereka sendiri
    • Lebih berorientasi pada proses daripada hasil
  3. Sekuensial Abstrak
    Siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak adalah ia yang suka dengan teori dan pemikiran abstrak. Siswa ini cenderung kritis dan analitis karena memiliki daya imajinasi yang kuat. Pada umumnya ia menangkap peragaan yang konkret. Biasanya ia bersifat pendiam dan menyukai pelajaran atau informasi yang disajikan secara sistematis.

    Karakteristik yang dimiliki siswa sekuensial abstrak, yaitu :

    • Mengumpulkan data sebelum membuat kesimpulan
    • Menganalisis dan meneliti gagasan
    • Menggambarkan urutan peristiwa secara logis
    • Menggunakan fakta untuk membuktikan suatu teori
    • Mudah memahami sesuatu apabila mempelajarinya dengan mengamati, bukan mengerjakannya
    • Hidup dalam dunia gagasan yang abstrak
    • Menyelesaikan suatu persoalan sampai tuntas
  4. Acak Abstrak
    Siswa yang memiliki gaya berpikir acak abstrak biasanya mengedepankan perasaan dan emosi, mereka tertarik pada nuansa, dan sebagian cenderung pada mistisme. Pikiran acak abstrak menyerap ide-ide, informasi, dan kesan mereka mengaturnya dengan refleksi.

    Karakteristik yang dimiliki siswa acak abstrak yaitu :

    • Mendengarkan orang lain dengan sungguh-sungguh
    • Menciptakan situasi damai dengan orang lain
    • Menyadari kebutuhan emosional orang lain
    • Melakukan sesuatu sesuai dengan caranya sendiri
    • Memiliki banyak prinsip umum dengan siapa saja
    • Berperan serta dengan antusias dalam pekerjaan yang mereka sukai
    • Mengambil keputusan dengan perasaan, bukan dengan pikiran.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa gaya berpikir terdapat empat kelompok. Maka, orang yang dapat menggunakan gaya berpikir dan dapat mengetahui tipe dari gaya berpikirnya, mudah sekali bagi mereka untuk mengatur dan menjalani kegiatan secara terkontrol. Ketika anda mengetahui cara berpikir anda, anda akan menjadi pemikir yang lebih seimbang dan sesekali memaksa diri anda untuk mengagunkan cara berpikir dan menyerap informasi yang kurang sesuai bagi anda.