Kesehatan manusia adalah sehat fisik, mental, dan sosial. Mengenali orang yang sehat secara fisik dan sosial lebih mudah daripada mengenali sehat secara mental. Demikian pula lebih mudah mendiagnosa orang-orang yang sakit secara fisik maupun sosial daripada sakit secara mental. Namun yang pasti antara ketiga aspek tersebut saling berkaitan. Apabila salah satunya mengalami gangguan, maka yang lainpun ikut terganggu meskipun gradasinya bisa berbeda-beda pada setiap kasus dan atau setiap orang.
Bagaimanakah kriteria atau ciri-ciri mental yang sehat dilihat dari sudut pandang psikologi ?
D.S. Wright dan A. Taylor mengemukakan tanda-tanda orang yang sehat mentalnya, yaitu:
Bahagia dan terhindar dari ketidakbahagiaan;
Efisien dalam menerapkan dorongan untuk kepuasan kebutuhannya;
Kurang dari kecemasan;
Kurang dari rasa berdosa (rasa berdosa merupakan reflek dari kebutuhan self-punishment);
Matang, sejalan dengan perkembangan yang sewajarnya;
Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya;
Memiliki otonomi dan harga diri;
Mampu membangun hubungan emosional dengan orang lain; dan
Dapat melakukan kontak dengan realitas.
Menurut Abdul Aziz el-Quussy, kriteria mental yang sehat adalah sebagai berikut:
Keserasian yang sempurna atau integrasi antara fungsi-fungsi jiwa yang bermacam-macam;
Kemampuan untuk menghadapi goncangan-goncangan jiwa yang ringan yang biasa terjadi pada setiap orang; dan
Dapat merasakan kebahagian dan kemampuan dirinya secara positif.
Menurut Hanna Djumhana Bastaman, konsep kesehatan mental itu memiliki beberapa pola wawasan yang berorientasi pada simtomatis (gejala), penyesuaian diri, pengembangan potensi, dan agama (kerohanian). Atas dasar pola wawasan atau pandangan-pandangan tersebut, krieria kesehatan mental yaitu: ’
Mampu serta luwes menyesuaikan diri dan menciptakan hubungan antar pribadi yang bermanfaat dan menyenangkan; Mengembangkan potensi-potenbsi pribadi (bakat, kemampuan, sikap, sifat, dan sebagainya) yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan; dan
Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan dan berupaya menerapkan tuntunan agama dalam kehidupan sehari-hari.
Pada tahun 1959, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan kriteria-kriteria jiwa atau mental yang sehat, antara lain:
Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk baginya;
Memperoleh kepuasan diri dari hasil jerih payah usahanya;
Merasa lebih puas memberi dari pada menerima;
Secara relatif bebas dari rasa gelisah dan cemas;
Berhubungan dengan orang lain dengan cara tolong menolong dan saling memuaskan;
Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran untuk kemudian hari;
Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyelesaiaan yang kreatif dan konstruktif; dan
Menurut Maslow dan Mittelman dalam bukunya yang berjudul Principle of Abnormal Psychology, pribadi dan mental yang sehat memiliki kriteria sebagai berikut:
Memiliki perasaan aman (sense of security), tidak dicekam rasa takut, cemas, berdosa, bersalah, hidup wajar dan tentram, serta mampu mengadakan kontak social.
Memiliki penilaian diri (Self-Evaluation) yang baik.
Memiliki spontanitas dan emosional yang baik dan mampu menciptakan hubungan yang erat.
Memiliki kontak dengan realitas secara efisien sehingga pandangan hidupnya realistis dan cukup luas.
Memiliki dorongan dan nafsu jasmaniah yang sehat.
Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang cita-cita, motivasi dan tujuan hidup.
Memiliki kemampuan belajar dari pengalaman dan tidak menghindar dari kesulitan.
Manifestasi mental yang sehat (secara psikologis) menurut Maslow dan Mittlemenn adalah sebagai berikut:
Adequate of security (rasa aman yang memadai). Perasaan merasa aman dalam hubungan dengan pekerjaan , sosial, dan keluarganya.
Adequate self-evaluation (kemampuan menilai diri sendiri yang memadai), yang mencangkup :
Harga diri yang memadai, yaitu merasa ada nilai yang sebanding pada dri sendiri dan prestasinya,
Memiliki perasaan berguna akan diri sendiri , yaitu perasaan yang secara moral masuk akal, dengan perasaan tidak diganggu oleh rasa bersalah yang berlebihan, dan mampu mengenal beberapa hal yang secara sosial dan personal tidak dapat diterima oleh kehendak umum yang selalu ada sepanjang kehidupan di masyarakat.
Adequate spontanity and emonationality (memiliki spontanitas dan perasaan yang memadai , dengan orang lain), hal ini ditandai oleh kemampuan membentuk ikatan emosional secara kuat dan abadi, seperti hubungan persahabatan dan cinta, kemampuan memberi ekspresi yang cukup pada ketidaksukaan tanpa kehilangan kontrol, kemampuan memahami dan membagi rasa kepada orang lain , kemampuan menyenangi diri sendiri dan tertawa.
Efficient contact with reality (mempunyai kontak yang efisien dengan realitas) kontak ini sedikitnya mencangkup tiga apek, yaitu dunia fisik, sosial, dan diri sendiri atau internal. Hal ini ditandai
Tidak adanya fantasi yang berlebihan,
Mempunyai pandangan yang realistis dan pandangan yang luas terhadap dunia, yang disertai dengn kemampuan menghadapi kesulitan hidup sehari-hai, misalnya sakit dan kegagalan dan
Kemampuan untuk berubah jika situasi ekternal tidak dapat dimodifikasi dan dapat bekerjasama tanpa merasa tertekan.
Adequate bodily and ability to gratify them (keinginan-keinginan jasmani yang memadai dan kemampuan untuk memuaskannya). Hal ini ditandai dengan
Suatu sikap yang sehat terhadap fungsi jasmani.
Kemampuan memperoleh kenikmatan kebahagiaan dari dunia fisik dalam kehidupan ini, seperti makan, tidur, dan pulih kembali dari kelelahan,
Kehidupan seksual yang wajar, keinginan yang sehat untuk memuaskan tanpa rasa takut dan konflik,
Kemampuan bekerja,
Tidak adanya kebutuhan yang berlebihan untuk mengikuti dalam berbagai aktivitas.
Adequate self-knowledge (mempunyai kemampuan pengetahuan yang wajar). Termasuk di dalamnya (a) cukup mengetahui tentang motif, keinginan, tujuan, ambisi, hambatan, kompetensi, pembelaan, dan perasaan rendah diri, (b) penilaian yang realistis terhadap diri sendiri baik kelebihan maupun kekurangan.
Integration and concistency of personality (kepribadian yang utuh dan konsisten). Ini bermakna
Cukup baik kpribadiannya, kepandaiannya, berminat dalam beberapa aktivitas,
Memiliki prinsip moral dan kata hati yang tidak terlalu berbeda dengan pandangn kelompok,
Mampu untuk berosentrasi, dan
Tidak ada konflik-konflik besar dalam kepribadiannya dan tidak dissosisi erhadap kepribadiannya.
Ability to learn from experience (kemampuan untuk belajar dari penglaman). Kemampuan untuk belajar dari pengalaman hidupnya sendiri. Bertambahnya pengetahuan, kemahiran, dan keterampilan mengrjakan sesuatu berdasarkan hasil pembelajaran dan pengalamannya.