D.S. Wright dan A. Taylor mengemukakan tanda-tanda orang yang sehat mentalnya, yaitu:
- Bahagia dan terhindar dari ketidakbahagiaan;
- Efisien dalam menerapkan dorongan untuk kepuasan kebutuhannya;
- Kurang dari kecemasan;
- Kurang dari rasa berdosa (rasa berdosa merupakan reflek dari kebutuhan self-punishment);
- Matang, sejalan dengan perkembangan yang sewajarnya;
- Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya;
- Memiliki otonomi dan harga diri;
- Mampu membangun hubungan emosional dengan orang lain; dan
- Dapat melakukan kontak dengan realitas.
Menurut Abdul Aziz el-Quussy, kriteria mental yang sehat adalah sebagai berikut:
- Keserasian yang sempurna atau integrasi antara fungsi-fungsi jiwa yang bermacam-macam;
- Kemampuan untuk menghadapi goncangan-goncangan jiwa yang ringan yang biasa terjadi pada setiap orang; dan
- Dapat merasakan kebahagian dan kemampuan dirinya secara positif.
Menurut Hanna Djumhana Bastaman, konsep kesehatan mental itu memiliki beberapa pola wawasan yang berorientasi pada simtomatis (gejala), penyesuaian diri, pengembangan potensi, dan agama (kerohanian). Atas dasar pola wawasan atau pandangan-pandangan tersebut, krieria kesehatan mental yaitu: ’
- Bebas dari gangguan dan penyakit-penyakit kejiwaan;
- Mampu serta luwes menyesuaikan diri dan menciptakan hubungan antar pribadi yang bermanfaat dan menyenangkan; Mengembangkan potensi-potenbsi pribadi (bakat, kemampuan, sikap, sifat, dan sebagainya) yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan; dan
- Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan dan berupaya menerapkan tuntunan agama dalam kehidupan sehari-hari.
Pada tahun 1959, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan kriteria-kriteria jiwa atau mental yang sehat, antara lain:
- Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk baginya;
- Memperoleh kepuasan diri dari hasil jerih payah usahanya;
- Merasa lebih puas memberi dari pada menerima;
- Secara relatif bebas dari rasa gelisah dan cemas;
- Berhubungan dengan orang lain dengan cara tolong menolong dan saling memuaskan;
- Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran untuk kemudian hari;
- Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyelesaiaan yang kreatif dan konstruktif; dan
- Mempunyai rasa kasih sayang yang besar.