Apa saja Komponen dari Psychological Empowerment?

Komponen dari Psychological Empowerment

psychological empowerment adalah sebuah konstruk motivasi yang diwujudkan dalam empat kognisi, yaitu meaning, competence, self determination , dan impact . Berdasarkan penjelasan diatas, Apa saja Komponen dari Psychological Empowerment?

Komponen Psychological Empowerment


Terdapat empat komponen yang membentuk konstruk psychological empowerment. Keempat komponen tersebut antara lain meaning, Competence, self determination , dan Impact yang akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.

1. Meaning

Spreitzer (1995) mendefinsikan meaning sebagai nilai dari tujuan pekerjaan yang dilakukan yang dinilai dari persepsi individu yang berhubungan dengan misi atau harapan dirinya. Secara khusus, meaning adalah kepedulian intrinsik individu mengenai tugas yang diberikan, dimana hal ini berkaitan dengan nilai ( values ) dari tujuan tugas tersebut yang dinilai dalam kaitannya dengan sistem nilai, cita-cita, ataupun standard individu itu sendiri (Thomas dan Velthouse 1990).

Spreitzer menjelaskan bahwa para pekerja ingin merasa bahwa apa yang mereka lakukan adalah sama dan sebangun dengan sistem nilai mereka. Pekerjaan yang dilakukan akan mengambil makna pribadi yang pada akhirnya menawarkan para pekerja tersebut sebuah rasa penghargaan intrapersonal dan memberikan rasa identitas pribadi dan integritas yang memberi energi pada pekerja dan memotivasi mereka untuk melakukan yang terbaik. Komponen ini melibatkan kesesuaian antara persyaratan kerja dengan keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku individu tersebut (Spreitzer, 1995). Ketika terdapat kesesuaian antara persyaratan kerja dengan keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku individu tersebut, maka individu tersebut akan merasa bahwa pekerjaan yang mereka lakukan penting bagi mereka dan mereka peduli atas apa yang mereka lakukan (Quinn dan Spreitzer, 1997) .

2. Competence

Competence adalah kemampuan yang dimiliki setiap individu untuk melakukan pekerjaan mereka dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan (Spreitzer, 1995). Hal ini merujuk kepada sejauh mana seseorang dapat melakukan tugas yang sedang dikerjakan dengan terampil (Thomas dan Velthouse, 1990). Secara khusus, komponen ini terdiri dari keyakinan seseorang bahwa ia memiliki kemampuan dan kompetensi teknis yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diperlukan tanpa perlawanan dari organisasi (O’Brien, 2010).

3. Self Determination

Self determination adalah akal dari individu untuk memiliki pilihan dalam memulai dan mengatur tindakan (Spreitzer, 1995). Hal ini merujuk pada sejauh mana individu memiliki kontrol atas pekerjaan mereka atau bebas untuk memilih cara bagaimana mereka menyelesaikan pekerjaan mereka. Pekerja dengan Self determination yang tinggi merasakan otonomi yang lebih tinggi karena mereka merasa bebas untuk membuat keputusan independen dan dapat mengambil inisiatif tanpa merasa memiliki tekanan dari organisasi, sehingga menghasilkan rasa tanggung jawab yang lebih besar. Komponen ini mencerminkan otonomi dalam inisiasi perilaku dan proses kerja.

4. Impact

Impact adalah sejauh mana seseorang dapat mempengaruhi hasil strategis, administratif atau operasi di tempat kerja (Spreitzer, 1995). Hal ini mencerminkan kemampuan individu yang dapat mempengaruhi hasil yang ingin dicapai dalam organisasi. Komponen ini juga merujuk pada sejauh mana para pekerja merasa bahwa mereka secara langsung memiliki pengaruh penting pada lingkungan kerja, rekan kerja dan organisasi mereka secara keseluruhan.