Apa saja komponen dan proses dalam Manajemen Risiko ?

Dalam pengelolaan manajemen risiko, pastinya terdapat komponen dan proses yang mendukung di dalamnya. Lalu apa saja komponen dan proses dalam manajemen risiko ?

Dalam COSO ERM, manajemen risiko memiliki beberapa komponen dan proses di dalamnya yaitu :

  1. Lingkungan Internal (Internal Environment)
    Komponen ini adalah sikap manajemen di semu level terhadap operasi secara umum dan konsep kontrol khusus. Mencakup etika, kompetensi, serta integritas dan kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi. Mengidentifikasi kondisi internal perusahaan, meliputi kekuatan dan kelemahannya serta pandangan entitas terhadap risiko dan manajemen risiko.

  2. Penentuan Sasaran (Objective Setting)
    Perusahaan menetapkan tujuan operasional sebagai dasar untuk mengidentifikasi dan mengelola segala risiko. Sasaran dibagi menjadi 2, yaitu :

    • Strategic Objective : fokus pada upaya realisasi visi dan misi.
    • Activity Objective : fokus pada kegiatan operasional, reportasi, dan kompliansi.
      Sasaran kegiatan manajemen risiko harus sejalan dengan sasaran dari perusahaan, serta konsisten dengan risk appetite perusahaan.
  3. Identifikasi Peristiwa (Event Identification)
    Manajemen melakukan identifikasi terhadap berbagai kejadian potensial yang berpengaruh pada strategi dan pencapaian tujuan perusahaan. Kejadian internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi pencapaian sasaran perusahaan harus diidentifikasi, meliputi risiko dengan kesempatan yang dapat muncul.

  4. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
    Memungkinkan sebuah organisasi untuk menilai sebuah kejadian atau keadaan dan kaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen perlu melakukan analisis mengenai dampak yang mungkin terjadi akibat resiko dengan 2 perspektif, yaitu :

    • Likelihood (kecenderungan/peluang)
    • Impact/consequence (besaran dari realisasi risiko)
  5. Tanggapan Risiko (Risk Response)
    Manajemen melakukan penilaian terhadap risiko, menentukan sikap atau respon terhadap risiko tersebut. Respon dari manajemen tergantung risiko apa yang dihadapi.
    Respon atau tanggapan tersebut bisa dalam bentuk :

    • Menghindari risiko (avoidance)
    • Mengurangi risiko (reduction)
    • Memindahkan risiko (sharing)
    • Menerima risiko (acceptance)
  6. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
    Penyusunan prosedur dan kebijakan yang membantu memastikan bahwa respon terhadap risiko yang dipilih memadai dan terlaksana dengan baik.
    Aktivitas ini meliputi :

    • Pembuatan kebijakan dan prosedur
    • Delegasi wewenang
    • Pengamanan kekayaan perusahaan
    • Pemisahan fungsi
    • Supervisi
  7. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
    Aktivitas ini berfous pada identifikasi informasi dan menyampaikannya kepada pihak terkait melalui media komunikasi. Informasi yang relevan diidentifikasi, diperoleh, dan dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang tepat agar personil dapat melakukan tanggung jawabnya dengan baik.

  8. Pemantauan (Monitoring)
    Monitoring adalah komponen terakhir dalam manajemen risiko. Proses pemantauan dilakukan secara terus menerus untuk memastikan setiap komponen lainnya berfungsi sebagaimana mestinya. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses monitoring adalah pelaporan yang tidak lengkap atau berlebihan.

Manajemen Risiko dilakukan melalui proses-proses berikut ini :

  1. Langkah Identifikasi Risiko
    Proses ini meliputi identifikasi kerugian yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas. Aspek penting dalam identifikasi risiko adalah mendaftar kemungkinan kerugian yang mungkin terjadi sebanyak mungkin.
    Teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko antara lain :

    • Brainstorming
    • Survei
    • Wawancara
    • Informasi historis
    • Kelompok kerja
  2. Langkah Analisa Risiko
    Tahap selanjutnya adalah mengukur risiko (measurement) dengan cara melihat sebarapa besar terjadinya severity (kerusakan) dan probabilitas terjadinya risiko tersebut. Pada tahap ini sangat penting untuk menentukan dugaan yang terbaik agar nantinya dapat memprioritaskan dengan baik dalam implementasi perencanaan manajemen risiko.

  3. Langkah Pengelolaan Risiko
    Pengelolaan risiko yang baik akan memberikan dampak positif terhadap pencegahan kerusakan yang terjadi akibat ketidakpastian.
    Jenis-jenis untuk mengelola risiko, diantaranya :

    • Risk avoidance : Memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali
    • Risk reduction : Merupakan metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko atau mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko
    • Risk transfer : Memindahkan risiko kepada pihak lain.
    • Risk deferral : Meliputi menunda aspek suatu proyek sehingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersbut kecil.
    • Risk retention : Risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun mentransfer, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai baigan penting dari aktivitas.
  4. Langkah Implementasi Manajemen Risiko
    Proses implementasi risiko adlaah tahap dimana strategi dan semua perencanaan dilaksanakan. Yang terpenting adalah harus memberikan keputusan untuk memilih mana yang akan ditetapkan untuk diimplementasi.

  5. Langkah Monitoring Risiko
    Penting untuk melakukan monitoring proses dari awal, dimulai dari identifikasi risiko dan pengukuran risiko untuk mengetahui keefektifan respon yang telah dipilih serta untuk mengidentifikasi adanya risiko baru yang mungkin akan muncul bahkan perubahan respon.

Sumber :