Apa saja keutamaan dan manfaat melakukan zikir kepada Allah swt ?

Dzikir

Dzikir merupakan kata yang digunakan untuk menunjuk setiap bentuk pemusatan pikiran kepada Tuhan . Dzikir merupakan prinsip awal untuk seseorang yang berjalan menuju Tuhan (suluk).

Apa saja keutamaan dan manfaat melakukan zikir kepada Allah swt ?

Beberapa keutamaan dan manfaat zikir, diantaranya orang yang berzikir dan dalam majelis zikir akan mendapatkan karunia Allah sebagai tanda penghormatan, zikir bagi manusia juga lebih bernilai, karena zikir merupakan ibadah yang dilakukan dalam kesibukan, aktifitas. Sehingga baginya limpahan kebaikan dan kenikmatan.

Menurut ibnu Qayyim, manfaat zikir antara lain: mengusir setan dan mengalahkannya; mendatangkan ridha Allah; menghilangkan kegelisahan dan kegundahan hati; mendatangkan kebahagiaan dan keceriaan; menguatkan hati dan jasmani; memancarkan cahaya pada wajah dan hati; mendatangkan rezeki; melindungi diri dengan kewibawaan; kelezatan, dan kesengsaraan; menumbuhkan rasa cinta yang menjadi ruh Islam, dan tempat peredaran kebahagiaan serta keselamatan.

Manfaat zikir dalam pandangan Syukur,dkk (2012) diantaranya adalah :

  • Pertama, Memantapkan iman. Maksudnya bahwa lawan dari zikir ( dzikir) adalah ghaflah (lupa). Jiwa manusia akan terawasi oleh apa dan siapa yang selalu melihatnya. Ingat kepada Allah berarti lupa kepada yang lain. Zikrullah akan bermanfaat luas bagi kehidupan manusia. Hal tersebut dapat dipandang dari kondis kemajuan manusia, dalam hal IPTEK manusia di hadapkan dalam berbagai situasi kemudahan namun disisi lainnya menimbulkan dampak yanyg tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan . bersama itu timbullah pandangannya yaitu bersifat materiil. Bimbingan zikir diperlukan untuk keseimbangan hidup, untuk menuju arah yang lurus, sebab zikir berarti ingat kepada Kekuasaan-Nya.

  • Kedua, sebagai energi akhlak. Dalam kehidupan modern ditandai juga kemerosotan moral, yang diakibatkan oleh pelbagai rangsangan dari luar, khususny media masa. Maka untuk mengatasi hal tersebut zikir yang dapat menumbuhkan iman tadi, dapat pula menjadi sumber akhlak. Zikir demikian tidak hanya zikir substansial, namun zikir fungsional. Hal ini dapat dipahami dalam hadist nabi SAW:

    Tumbuhkan dalam dirimu sifat-sifat (akhlak) Allah sesuai dengan kemampuan manusia. Berperilakulah dengan “akhlak” Allah semampumu.” (al-Hadis)

    Dengan demikian, betapa penting zikir kepada Allah, baik nama-nama-Nya, maupun sifat-sifat-Nya, kemudian makna yang ditumbuhkan dalam diri secara aktif. Karena sesungguhnya iman adalah keyakina dalam hati, ducapkan dengan lisan dan direalisasikan melalui perbuatan. Seorang muslim yang mampu menghubungkan zikir kedalam dirinya kemudian diekspresikan dalam perilaku sehari-hari, akan menjadi orang yang baik dan dijamin masuk surga. Karena hal tersebut merupakan bagian dari tumbuhnya Akhlak al- Karimah . Zikir ini, dimaknai sebagai zikir pengertian dan pemahaman terhadap apa yang dibaca dan di pahami, kemudia melakukan sesuai arti dan makna secara luas yang ada dalam zikir tersebut.

  • Ketiga, terhindar dari bahaya. Dalam kehidupan ini, seseorang tidak terlepas dari kemungkinan bahaya. Ingat kepada Allah, yang berarti konsistensi terhadap ketentuan-Nya, akan serius dalam melakukan sesuatu, maka secara otomatis akan terhindar dari bahaya.

    Terjadinya musibah di dalam diri seseorang dikarenakan kelengahann terhadap hukum alam dan penyimpangan terhadap sunatullah. Maka, dengan berzikir akan menjadi sebab turunnya nikmat dan rahmat Allah.

  • Keempat, terapi hati. Dalam kehidupan modern, industrial, dan IPTEK, berbagai persoalan muncul disebabkannya, misal kemudahan dalam berkomunikasi dan banyaknya produk yang berbagai macam modelnya. Hal itu sebagian sisi dapat menjadikan seseorang nyaman, namun di sisi lain, menumbuhkan kegersangan dalam jiwa, karena tidak dapat menyesuaikan diri terhadap perkambangan dunia. Akhirnya muncul perasaan cemas, dan tidak disadari mengakibatkan integritas kemanusiaan tereduksi dan terperangkap dalam jaringan rasionalitas teknologi yang sangat manusiawi. Akibat dari ketidak adanya pegangan hidup yang “mapan”. Dalam kenyataannya, filsafat rasionalitas tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok manusi dalam aspek nilai transendental. Manusia mengalami kehampaan spiritual, yang mengakibatkan munculnya gangguan kejiwaan. Islam menjadi agama rahmat bagi manusia, menawarkan suatu konsep yang dikembangkan nilai-nilai keilahian dalam batin seseorang. Seperti berbagai bentuk zikir, yang didalamnya menyejukkan dan menenagkan hati. Islam sebagai agama tauhid mengutamakan integritas diri. Manusia diciptakan harus terpadu dan menyatu, baik dari pikir maupun zikir, serta perilaku sehari-hari dengan pusat hidup dan poros segala-galanya penyatuan dan integritas itu disebut zikir.

    Upaya yang tidak hanya bersifat eksternal tetapi juga internal, yakni penataan jiwa atau hati seseorang, diperlukan adanya pegangan hidup yang kokoh yang menjadi jaminan hidupnya, yaitu zat yang menjadi poros, sumber, penggerak, dan tujuan semua yang ada, yaitu Allah SWT. penghayatan akan hal tersebut diistilahkan dengan zikir. Zikir dapat berfungsi mendidik adalah zikir yang dilakukan sesuai tata cara yang telah ditentukan, sehingga menjadi zikir yang fungsional, proposional, dan prosedural.

Dzikir merupakan tiang penopang yang sangat kuat atas jalan menuju Allah SWT. Dzikir adalah landasan tarekat (Thariqah) itu sendiri. Maka tidak seorangpun dapat mencapai Allah SWT, kecuali terus menerus berdzikir kepada Allah.

Dzikir adalah dengan ingat kepada Allah dengan menghayati kehadiran-Nya, ke-Maha Sucian-Nya, ke-Maha ke-Terpujian-Nya dan ke-Maha Besaran-Nya. Dzikir merupakan sikap batin yang bisa diungkapkan melalui ucapan Tahlil (La Ilaha illa Allah, Artinya, Tiada Tuhan Selain Allah), Tasbih (Subhana Allah, Artinya Maha Suci Allah), Tahmid (Alhamdulillah, Artinya Segala Puji Bagi Allah), dan Takbir (Allahu Akbar, Artinya Allah Maha Besar).

Menurut Al Ghazali tingkatan zikir kepada Allah swt yang paling utama adalah zikir para wali yang seluruh pikiranya terserap dalam ingatan dan perenungan kepada Allah. Tak ada sedikit pun ruang dalam hati mereka untuk selain dia. Ini tingkatan zikir yang lebih rendah, karena ketika hati manusia sudah mantap dan anggota tubuhnya telah terkendalikan oleh hatinya sehingga mereka bahkan menjauhkan diri dari laku yang dibolehkan maka ia sama sekali tak membutuhkan sarana maupun pelindung dari dosa. Tingkatan inilah yang dimaksud oleh sabda Nabi saw.,

”Orang yang bangun dipagi hari dan hanya Allah dalam pikirannya maka Allah akan menjaganya di dunia maupun di akhirat.”

Selalu ingat dan menyebut nama Allah setiap saat dan sepanjang waktu dikala berdiri, duduk dan berbaring merupakan gambaran nyata dari keimanan, ketakwaan dan rasa tawakkal seseorang. Allah akan memperlihatkan manfaat dan efek nyata dari amalan dzikrullah seseorang dalam kehidupannya sehari hari-hari antara lain:

  1. Mendapat ketenangan hati dan bebas dari perasaan jengkel, kecewa, sedih, duka, dendam dan stress berkepanjangan.

    Allah berfirman :

    Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Q.S. Ar-Ra’d: 28)

  2. Dikeluarkan Allah dari kegelapan, hidup yang penuh kesukaran, kesempitan, kepanikan, kekalutan ,kehinaaan dan serba kekurangan, kepada cahaya yang terang benderang, hidup bahagia, nyaman, aman, mulia, sejahtera dan berkecukupan.

    Allah berfirman :

    Artinya : “Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), agar Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman”. (Q.s. Al-Ahzab: 43)

  3. Terpelihara dan terhindar dari melakukan perbuatan keji dan mungkar.

    Allah berfirman :

    Artinya : “Bacalah Kitab (Al Quran) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al- Ankabut: 45)

Dengan senantiasa berdzikir maka nafsu pun malu dan enggan mengajak kepada kejahatan, maka dalam manajemen nafsu selain melemahkan dan latihan pembersihan hati, sangat di anjurkan untuk melakukan rutinitas berdzikir di setiap kesempatan untuk membuat nafsu tunduk dan sadar akan kebesaran Allah SWT.

Referensi :

  • Teungku Hasbi Ash-Shiddieqiy, Pedoman Dzikir Dan Doa, Cet ke-IIX (Jakarta: Bulan Bintang, 1990)
  • Al-Ghazali, Kimiya’ Al-Sa’adah, Terj. Dedi Slamet Riyadi dan Fauzi Bahreisy (Jakarta: Zaman, 2001).