Apa saja kesalahan dalam mengidentifikasi risiko?


sumber gambar: inunyi.com

Seringkali manajer proyek memulai sesuatu dengan mengumpulkan tim, mengidentifikasi banyak risiko, dan memasukkannya ke dalam spreadsheet. Namun, risikonya tak pernah dibahas lagi. Apa yang terjadi ketika manajer proyek dan tim mereka gagal mengidentifikasi risiko? Tim akan menghabiskan waktu dan energi mereka untuk hal-hal yang tidak penting. Risiko tidak teridentifikasi dan berubah menjadi masalah yang lebih mahal. Apa saja kesalahan yang mungkin terjadi dalam proses mengidentifikasi risiko?

Ninety percent of all risks can be eliminated or greatly reduced through basic risk management

Kutipan diatas menjelaskan bahwa sembilan puluh persen dari semua risiko dapat dieliminasi atau dikurangi melalui manajemen risiko dasar.

Berikut ini merupakan kesalahan- kesalahan yang mungkin terjadi dalam proses identifikasi risiko:

Kegagalan untuk mengidentifikasi risiko di awal
Kesalahan pertama yang sering terjadi ialah kegagalan pada proses identifikasi masalah di awal pembuatan proyek. Sehingga risiko tidak dapat diprediksi dengan jelas, dan secara otomatis akan menambah cost dan kerugian ketika kesalahan atau risiko baru teridentifikasi ketika proses pengerjaan proyek sudah cukup jauh.

Tidak mengidentifikasi risiko secara iteratif
Dalam hal ini, sebuah organisasi tidak melakukan proses identifikasi risiko secara berulang kali sehingga pencarian solusi dalam setiap risiko yang mungkin terjadi tidak dapat didefinisikan di awal.

Risiko tidak teridentifikasi dengan stakeholder yang tepat
Kesalahan selanjutnya yang dapat terjadi adalah, adanya kesalahan identifikasi risiko oleh stakeholder yang tidak tepat. Dimana, yang seharusnya risiko dapat didefinisikan oleh stakeholder X sebagai pembuat keputusan, namun ternyata ditemukan oleh stakeholder A yang memiliki tugas berbeda dengan stakeholder X. Sehingga identifikasi risiko tersebut tidak tersampaikan dengan baik dan dapat menimbulkan permasalahan pada masa yang akan datang. Masalah tersebut akan semakin kompleks ketika stakeholder tidak mengtahui risiko yang akan terjadi sehingga tidak memiliki persiapan untuk mencari solusinya.

Tidak menggunakan kombinasi teknik identifikasi risiko
Teknik dalam identifikasi risiko sebaiknya dikombinasikan dengan baik pada sebuah organisasi. Dalam menerapkan teknik pada identifikasi risiko, kematangan sistem manajemen risiko harus selalu diperhitungkan. Selama tahap eksperimental dari model manajemen risiko, analisis pengalaman harus selalu dikombinasikan dengan wawancara terstruktur atau semi terstruktur, atau daftar pertanyaan / cek, untuk memandu pemilik risiko melalui analisis risiko.

Resiko tidak tertangkap dalam satu lokasi
Kesalahan lainnya ialah tidak terekamnya risiko yang bisa atau berpeluang untuk muncul dalam sebuah organisasi. Hal ini terjadi karena proses identifikasi risiko yang salah sejak awal. Sehingga ketika sebuah risiko muncul pada lokasi tertentu, akan membuat terganggunya proses bisnis organisasi yang berjalan.

Kegagalan dalam membuat risk visible dan easily accessible
Dalam mengidentifikasi risiko, penting bagi kita memastikan apakah risiko dapat terlihat dengan jelas atau tidak. Karena hal ini akan berpengaruh pada pemecahan masalah yang mudah diakses. Ketika sebuah organisasi gagal mengidentifikasi risiko menjadi sesuatu yang terlihat dan mudah untuk di akses, maka permasalahan yang mungkin terjadi adalah adanya kesalahan dalam mengantisipasi setiap risiko yang terjadi.

Risiko tidak tertangkap dalam format yang konsisten
Identifikasi risiko diikuti oleh pembuatan daftar risiko sebagai sumber atau dokumen yang digunakan untuk mempermudah proses (sebagai guidelines). Sebagai sebuah acuan, sudah semestinya identifikasi risiko terdokumentasi dengan baik dan dengan format yang konsisten. Kesalahan yang sering terjadi adalah adanya pola yang tidak terstruktur dan tidak beraturan sehingga ketika permasalahn muncul, organisasi akan kesulitan untuk mencari penyebab, risiko serta dampak yang mungkin ditimbulkn oleh suatu permasalah.

Referensi: