Apa Saja Kebijaksanaan Dalam Menghadapi AFTA?

AFTA
Apa Saja Kebijaksanaan Dalam Menghadapi AFTA ?

Menurut Syaukat (2011) ada beberapa kebijaksanaan dalam menghadapi AFTA :

  • Pemantapan organisasi pelaksanaan AFTA. Hal ini dikarenakan aga AFTA dapat dimanfaatkan secara maksimal, merata, baik, adil, dan terarah. Sehingga kecurangan dalam perdagangan yang dapat mengakibatkan negara lain dapat dihindari.
  • Promosi dan penetrasi pasar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan volume komoditas ekspor. Dimana sejauh ini volume komoditas ekspor Indonesia sendiri masih dangat kecil dibanding dengan negara lain di ASEAN.
  • Peningkatan efisiensi produksi dalam negeri. Hal ini dilakukan agar tidak terdapat ‘distorsi harga’ bahan baku dalam persaingan perdagangan secara sehat. Selain itu kebijaksanaan ini dapat menekan biaya-biaya non produksi.
  • Peningkatan kualitas sumber daya manusia. Upaya yang bisa dilakukan di masa depan adalah dengan mengambangkan sekolah kejuruan dan politeknik. Seperti diketahui bahwa Indonesia masih memiliki kualitas sumber daya manusia yang lebih rendah daripada negara lain di ASEAN.
  • Perlindungan terhadap industri kecil. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan membentuk sebuah undang-undang anti monopoli atau membentuk suatu organisasi pemersatu perusahaan-perusahaan berskala kecil. Pelaksanaan AFTA akan mengakibatkan tingkat persaingan semakin tinggi, jika tidak ada aturan untuk mengatasinya makan kemungkinan diperkirakan bahwa perusahaan besar akan terus berkembangg dan menekan industri kecil.
  • Upaya meningkatkan daya saing sektor pertanian. Diperlukan adanya pengembangan produk unggulan yang mampu bersaing baik dalam pasar domestik maupun pasar internasional.
  • Pembenahan sistem agribisnis. Untuk mendorong kegiatan produksi maupun kemampuan ekspor dari beberapa komoditas pertanian Indonesia, maka sistem agribisnis merupakan salah satu upaya diantara sekian banyak langkah yang dapat ditempuh oleh pemerintah dan para petani di dalam pengelolaan kegiatan pertanian yang lebih berorientasi komersial, mengingat bahwa selama krisis moneter, sektor agribisnis mampu bertahan dalam struktur perekonomian nasional.