Apa saja karakteristik produk pertanian dan bagaimana pengaruhnya terhadap pemasaran?

fix

Karakteristik produk pertanian penting untuk diketahui terutama untuk kebutuhan pemasaran. Hal tersebut dikarenakan produk pertanian memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk non pertanian. Produk pertanian memiliki beberapa karakteristik penting diantaranya yaitu sebagian besar berupa bahan mentah/bahan baku ( raw material ), membutuhkan ruang yang banyak ( bulky/voluminous ), mudah rusak/busuk ( perishable ), kualitas produknya lebih beragam atau tidak seragam ( non homogenity ) dan bersifat musiman. Oleh karena produk pertanian memiliki karakteristik khas, sehingga dalam kegiatan pemasarannya diperlukan penanganan khusus agar produk pertanian tetap terjaga hingga sampai di konsumen akhir. Salah satu penanganan khusus yang dapat dilakukan yaitu sortasi dan standarisasi dengan mengumpulkan produk yang seragam kualitasnya (ukuran, bentuk, warna, dan aroma).

Nah kira-kira apa saja penanganan khusus yang dapat dilakukan selain sortasi dan standarisasi? Yuk teman-teman kita berdiskusi

Berdasarkan karakteristik produk pertanian yang disebutkan di atas, maka penanganan dalam memasarkan produk hasil pertanian tentunya juga berbeda dengan produk hasil industri. Dimana dalam memasrkan produk hasil pertanian harus memperhatikan fungsi pemasarannya. Sebab, peranan pemasaran saat ini tidak hanya berfungsi untuk menyampaikan produk/jasa dari produsen sampai konsumen. Akan tetapi, juga terkait dengan bagaimana agar produk/jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen dan menghasilkan keuntungan bagi produsen.

Terdapat 3 kelompok besar fungsi pemasaran yang dilakukan oleh a lembaga-lembaga pemasaran menurut Sudaryono (2016) adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Pertukaran

Di dalam pemasaran produk pertanian, fungsi ini mencakup kegiatan pengalihan hak pemilikan atas produk. Ketika melakukan fungsi pemasaran, produsen harus memperhatikan kuantitas, kualitas, ruang, dan waktu yang diinginkan oleh konsumen. Selain itu, fungsi pertukaran juga menjadi titik penentuan harga pasar. Hal ini sesuai dengan fungsi pembelian yang pada umumnya diawali dengan aktivitas mencari produk, mengumpulkan dan menegosiasikan harga. Hingga kemudian, terjadilah kesepakatan harga antara produsen dan konsumen. Konsumen di sini tidak hanya konsumen akhir yang mengonsumsi suatu produk. Akan tetapi juga termasuk konsumen yang menjual atau memasarkan kembali produk yang telah dibelinya kepada konsumen lainnya. Contohnya wholesaler yang menjadi konsumen produsen, dan memasarkan produk yang telah dibelinya kepada konsumen berikutnya.

2. Fungsi Fisik
Fungsi fisik mencakup aktivitas handling (perlakuan), pengangkutan atau pemindahan, penyimpanan dan perubahan fisik produk. Adapun pembagian aktivitas di dalam fungsi fisik adalah sebagai berikut:

  • Fungsi Penyimpanan atau Storage Function
    Sebagian besar produk pertanian merupakan produk musiman yang ketersediaannya tidak terdistribusi merata sepanjang tahun. Oleh karena itu, adanya fungsi penyimpanan bertujuan agar produk pertanian tertentu dapat selalu tersedia dalam kuantitas yang dibutuhkan dan waktu yang diinginkan oleh konsumen. Selain itu, fungsi penyimpanan juga ditujukan agar produk pertanian memiliki harga yang stabil. Terdapat beberapa tipe dalam fungsi penyimpanan yang dibedakan berdasarkan motivasi atau latar belakang dilakukannya penyimpanan, antara lain:
    • Seasonal Stocks
      Penyimpanan seasonal stocks bersifat jangka pendek. Adanya penyimpanan ini karena konsumsi sepanjang tahun terhadap produk pertanian tertentu yang memiliki periode panen relatif pendek. Sehingga kuantitas produk yang dapat ditawarkan di pasar tergantung pada periode panen dan penyimpanannya. Contohnya adalah bawang putih, bawang merah.

    • Carryover Stocks
      Penyimpanan jenis ini dilakukan untuk produk pertanian yang tersedia sepanjang tahun. Akan tetapi, level produktivitasnya bersifat fluktuatif. Contohnya adalah telur dan daging ayam.

    • Speculative Stocks
      Penyimpanan ini dilakukan untuk menyimpan produk-produk pertanian dengan pola permintaan yang berbeda setiap tahunnya. Misalnya permintaan kurma, tepung terigu dan bahan-bahan pembuat kue yang selalu meningkat menjelang lebaran. Tipe penyimpanan ini juga dilakukan karena terdapat alasan jarak tempuh transportasi yang intensif waktu. Sehingga lembaga pemasaran harus memiliki simpanan cadangan produk, guna mengatasi adanya permintaan yang mendadak terhadap produk.

Pada umumnya, penyimpanan menjadi hal yang sangat penting dilakukan jika produk hasil pertanian yang diperdagangkan memiliki masa panen dalam jangka relatif pendek. Namun, penyimpanan menjadi kurang penting untuk produk pertanian yang dipasarkan sepanjang tahun dan melimpah pada saat panen raya.
Fungsi Penyimpanan juga hampir tidak pernah dilakukan untuk produk-produk yang dipasarkan dalam kuantitas yang relatif sama sepanjang tahun.

  • Fungsi Transportasi atau Transportation Function
    Fungsi transportasi ditujukan untuk memberikan nilai guna tempat pada produk dengan memindahkannya dari tempat produsen ke tempat konsumen. fungsi transportasi dipengaruhi oleh, (1) jarak dan waktu tempuh transportasu menuju lokasi produksi, (2) lokasi pasar yang menjadi tujuan, (3) kualitas, volume, bentuk, dan ukuran produk yang dikemas, serta (4) jenis layanan transportasi yang digunakan. Fungsi transportasi memiliki biaya yang mempengaruhi pemasaran produk pertanian. Biaya transportasi yang rendah dapat menjadi keunggulan bagi produsen dalam penentuan harga. Untuk jenis produk tertentu, truk mungkin menjadi alat transportasi dengan tarif termurah. Namun untuk produk lain, bisa jadi kereta apilah yang termurah. Sehingga, komoditas pertanian memiliki beberapa tingkatan harga sebagai akibat adanya perbedaan jarak antara sentra produksi dan lokasi penjualan (pasar).

  • Fungsi Pengolahan atau Processing Function
    Fungsi pengolahan memiliki kaitan yang erat dengan fungsi transportasi. Produk olahan susu, seperti keju, susu bubuk dan mentega yang telah mengalami transformasi bentuk akan lebih mudah dipasarkan dengan biaya transportasi rendah dibandingkan dengan susu cair. Oleh karena itu, penjualan susu murni cair lebih banyak dilakukan di sekitar lokasi pemerahan sapi. Dari uraian di atas, diketahui bahwa biaya transportasi tidak hanya dipengaruhi oleh perbedaan lokasi produksi, tetapi juga lokasi agroindustri di mana produk pertanian diolah lebih lanjut. Selain itu, fungsi transportasi memiliki hubungan timbal balik dengan fungsi pengolahan dalam hal ukuran dan kualitas produk yang ditransaksikan. Sebab, pada umumnya harga produk akan semakin mahal seiring dengan semakin tingginya kualitas dan ukuran produk. Hal ini merupakan alasan pentingnya ditentukan ukuran dan tingkatan kualitas produk pertanian (grade) sebelum dipasarkan.

3. Fungsi Fasilitasi
Fungsi fasilitasi adalah segala hal yang bertujuan untuk memperlancar fungsi pertukaran dan fungsi fisik. Fungsi fasilitasi ditujukan agar dapat memperbaiki sistem pemasaran. Sehingga efisiensi dalam pemasaran dan penetapan harga dapat dicapai. Adapun, aktivitas-aktivitas yang termasuk ke dalam fungsi fasilitasi antara lain:

  • Standarisasi dan Grading
    Standarisasi merupakan kegiataan yang meliputi penetapan standar untuk produk, pengolahan produk dalam rangka menetapkan standar-standar yang sesuai dan melakukan tindakan pengorganisasisan sesuai dengan standar apabila diperlukan (Assauri, 1987). Apabila produk mempunyai kualitas, ukuran dan jenis yang seragam serta nilai ciri-ciri sesuai dengan standar yang ditetapkan, maka konsumen dapat membeli produk tersebut dengan kepercayaan bahwa produk itu sesuai dengan kebutuhannya.

  • Pembiayaan
    Fungsi pembiayaan mencakup fungsi pengelolaan sumber daya dan pengalokasian dana, termasuk pengaturan syarat-syarat pembayaran atau kredit yang dibutuhkan dalam rangka usaha untuk memungkinkan barang atau produk mencapai konsumen akhir. Kegiatan fungsi-fungsi pemasaran yang memerlukan dana atau pembiayaan adalah pembelian atau penjualan, biaya penggudangan, biaya angkut pengepakan, sortasi dan kegiatan promosi (Assauri, 1987).

  • Penanggungan Risiko
    Risiko yang terdapat dalam pemasaran meliputi penurunan mutu, kehilangan, kerusakan, perpanjangan kredit dan perubahan penawaran atau permintaan. Dimana risiko-risiko tersebut berpengaruh terhadap harga. Risiko ini disebabkan pergerakan atau pemindahan barang melalui saluran pemasaran yang sering memakan waktu (Assauri, 1987). Guna menghindari dan mengatasi risiko tersebut maka dilakukan beberapa cara diantaranya usaha pengadaan cold storage dan kendaraan pendingin (refrigerated cars). Usaha ini dapat digunakan untuk mengurangi tingkat risiko yang timbul dari penurunan mutu atau kerusakan produk pertanian.

  • Informasi Pasar
    Informasi pasar untuk menetapkan keputusan yang akan diambil dalam melakukan pemasaran suatu produk. Informasi pasar mengenai produk apa dan bagaimana yang diinginkan oleh konsumen serta berapa besar jumlahnya akan sangat menentukan keberhasilan pemasaran produk yang dihasilkan. Untuk dapat menentukan produk yang akan dihasilkan dengan tepat maka dibutuhkan informasi, baik dari konsumen maupun informasi tentang perusahaan pesaing. Informasi pasar yang dikumpulkan dapat berupa data–data yang harus dinilai atau dianalisis serta diimplementasikan untuk dapat melihat situasi dan kondisi yang dihadapi dalam pemasaran produk. Baik tidaknya hasil penganalisaan informasi pasar ditentukan oleh kelengkapan dan ketepatan data serta metode analisa yang digunakan. Keahlian tenaga penjual diuji dengan melihat kemampuan dalam menganalisa data dan informasi pasar (Assauri, 1987).

Referensi
Assauri, Sofjan. (1987). Manajemen Pemasaran. Jakarta: CV Rjawali.
Kotler, Philip dan G. Amstrong. (2014). Principles of Marketing. 12th Edition, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sudaryono. (2016). Manajemen Pemasaran Teori Dan Implementasi. Yogyakarta: ANDI.

2 Likes