Apa saja jenis tekanan yang terdapat di bawah permukaan bumi?

Tekanan Hidrostatik


Tekanan Hidrostatik (Ph) adalah tekanan yang disebabkan oleh berat fluida dalam sebuah kolom, ditulis dalam persamaan dibawah ini:

Ph=ρ×g×h

atau dalam satuan lapangan :

Ph=0.052×ρfl×D

Keterangan:

ρfl = densitas fluida yang mempengaruhi tekanan hidrostatik, ppg
ρ = densitas fluida rata-rata, kg/m3
D = kedalaman dimana tekanan hidrostatik diukur (TVD), ft
h = ketinggian kolom fluida, m
Ph = tekanan hidrostatik, psig
g = percepatan gravitasi, m/s2

image

Pada gambar dijelaskan bahwa secara umum tekanan akan bertambah dengan bertambahnya kedalaman kolom suatu fluida, namun jika berbicara tentang gradien tekanan hidrostatik tidak akan dipengaruhi oleh kedalaman selama tidak ada perubahan densitas disuatu kedalaman.

Gradient tekanan hidrostatik dipengaruhi oleh padatan-padatan yang terpisah (seperti garam) dan gas-gas dalam kolom fluida dan perbedaan gradient temperatur. Dengan kata lain, bertambahnya padatan-padatan yang terpisah (seperti kadar garam yang tinggi) cenderung menambah gradient tekanan normal.

Oleh karena itu banyaknya gas dalam sistem dan temperatur yang tinggi akan mempengaruhi gradient tekanan hidrostatik normal. Gradien tekanan formasi ditulis biasanya dalam pound per square inchper feet (Psi/ft) . Secara umum, gradien tekanan hidrostatik Ph (Psi/ft) dapat didefinisikan seperti berikut:

G.Ph=0.433 x SG

Keterangan:

SG = Spesifik gravity dari fluida yang mengisi kolom tersebut
G.Ph = Gradien Tekanan Hidrostatis, psi/ft
0.433 = Faktor konversi dari gram/cc ke psi/ft.

Tekanan Overburden


Mengetahui besaran tekanan overburden gradient adalah salah satu hal yang penting ketika hendak melakukan evaluasi tekanan pori formasi dan tekanan rekah formasi. Karena adanya kompaksi dari sedimen dan peningkatan dari densitas batuan yang konstan seiring dengan bertambahnya kedalaman maka gradient overburden juga akan meningkat secara cepat di bawah permukaan hingga mencapai nilai yang cederung stabil pada kedalaman tertentu. Kalkulasi overburden gradient didasarkan pada adanya besaran yang didapat dari kegiatan logging, “ shale densities” (cutting) atau dari data seismic (interval transit time).

Tekanan overburden dihasilkan dari kombinasi berat matrik formasi (rock) dan fluida-fluida (air, minyak, gas) dalam batuan formasi. Secara matematik tekanan overburden (Po) dapat ditulis sebagai berikut:**

Po=Pf+ Pc

Keterangan:

Po = Tekanan Overburden, psig

Pf = Tekanan Fluida (Pore Pressure), psig

Pc = Tekanan Matriks Batuan, psig.

atau,

Po=0.052 x ρb x D

Keterangan:

Po = Tekanan Overburden, psi

ρb = Densitas bulk formasi, ppg

D = Kedalaman formasi, ft

0.052 = Faktor konversi dari lb/gallon ke lb/in­3.

Tekanan Rekah Formasi

Tekanan Rekah Formasi merupakan total dari tekanan yang dapat ditahan oleh formasi sebelum suatu formasi tersebut rusak atau hancur. Prediksi dari tekanan ini harus lebih kecil dari tekanan overburden dan lebih besar dari tekanan pori. Besarnya gradien tekanan rekah umumnya dipengaruhi oleh tekanan overburden, tekanan formasi dan kondisi kekuatan batuan. Ada tiga metode yang berkembang saat ini yang dapat menjelaskan atau memprediksi tekanan rekah formasi, diantaranya metode Hubert & Willis, Mathews & Kelly, Eaton dan Anderson et al.

Selain hasil log, gradien tekanan rekah dapat ditentukan dengan memakai prinsip leak of test yang dilakukan di dalam laboratorium yaitu dengan memberikan tekanan sedikit-sedikit pada sampel formasi batuan yang dianalisa sedemikian rupa sampai terlihat tanda-tanda formasi akan pecah, dengan ditunjukkan kenaikan tekanan terus-menerus dan tiba-tiba menurun drastis.

Tekanan Pori

Tekanan pori atau yang juga disebut dengan tekanan formasi, merupakan tekanan yang disebabkan oleh fluida yang berada di dalam pori-pori batuan formasi. Pada umumnya densitas lumpur pemboran harus ditentukan berdasarkan besarnya tekanan pori, sehingga perlu diketahui tekanan pori terlebih dahulu. Persamaan tekanan pori formasi pada umumnya adalah sebagai berikut :

PP=ρf×g×D

Dalam sistem unit Imperial / British, seluruh densitas dari fluida dinyatakan dalam ppg ( pound per gallon ), sehingga persamaan tekanan pori formasi dinyatakan sebagai berikut :

PP=0.052×ρf×D

Keterangan :

Pp = Tekanan pori atau tekanan formasi, psig

g = Percepatan Gravitasi, m/s2

0.052 = Faktor Konversi

rf = Densitas fluida, ppg

D = Kedalaman (TVD), ft.

Tekanan pori atau tekanan formasi pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu tekanan pori normal dan tekanan pori abnormal. Tekanan pori abnormal sendiri dibagi menjadi tekanan formasi sur-normal dan tekanan formasi over-pressure.

Tekanan pori pada formasi dibagi menjadi dua yaitu tekanan pori formal dan tekanan pori abnormal. Berikut adalah penjelasannya.

Tekanan Pori Normal
Tekanan pori normal adalah suatu tekanan formasi sebagai akibat dari tekanan hidrostatik fluida formasi. Sebagai contoh di daerah Rocky Mountain , air formasinya adalah air tawar ( fresh water ), yang mempunyai gradien 8.33 ppg x 0.052 adalah 0.433 psi/ft.

Gradien tekanan berhubungan dengan lingkungan pengendapan geologi. Karena pada umumnya sedimen diendapkan pada lingkungan air garam, maka banyak tempat di dunia mempunyai gradien tekanan antara 0.433 psi/ft sampai 0.465 psi/ft. Jadi formasi yang mempunyai gradien tekanan antara 0.433 psi/ft sampai 0.465 psi/ft disebut sebagai tekanan normal.

Tekanan Pori Abnormal

  • Tekanan Formasi Sub-Normal
    Tekanan formasi sub-normal adalah tekanan formasi yang berada di bawah gradien tekanan hidrostatik normal (di bawah gradien tekanan 0.433 psi/ft). Tekanan subnormal umumnya terjadi karena formasi telah terdeposit atau sering disebut sebagai depleted zone . Pada beberapa kemungkinan, tekanan pori subnormal terjadi karena penyebab-penyebab natural yang berhubungan dengan sejarah stratigrafi, tektonik dan geokimia dari suatu area. Akan tetapi penyebab utama dari tekanan pori subnormal adalah karena aktifitas produksi (terutama peralatan produksi artificial ).

  • Tekanan Formasi Over-pressure
    Tekanan over-pressure adalah tekanan formasi yang berada di atas gradien tekanan hidrostatik normal (di atas gradien tekanan 0.465 psi/ft). Tekanan over-pressure tidak mempunyai komunikasi tekanan secara bebas sehingga tekanannya tidak cepat terdistribusi dan kembali menuju tekanan normalnya. Tekanan abnormal berkaitan dengan sekat ( seal ) dan terbentuk dalam suatu periode sedimentasi, kompaksi atau tersekat fluida dalam suatu lapisan yang dibatasi oleh lapisan yang impermeabel.

    Pada proses kompaksi normal, mengecilnya volume pori akibat dari pertambahan berat beban diatasnya dapat mengakibatkan fluida yang ada di dalam pori terdorong keluar dan mengalir kesegala arah menuju formasi di sekitarnya. Sehingga berat beban yang ada di atasnya akan ditahan oleh partikel-partikel sedimen. Kompaksi normal umumnya menghasilkan suatu gradien tekanan formasi yang normal.

    Kompaksi abnormal akan terjadi jika pertambahan berat beban di atasnya tidak menyebabkan berkurangnya ruang pori. Ruang pori tidak mengecil karena fluida di dalamnya tidak bisa terdorong keluar. Tersumbatnya fluida di dalam ruang pori ini menyebabkan fluida mempunyai simpanan energi yang cukup tinggi sehingga ketika pahat menembus formasi bertekanan abnormal ini, fluida langsung masuk kedalam lubang bor ( kick ), dan jika kick ini tidak dapat dikontrol dapat mengakibatkan terjadinya blow out atau semburan liar. Beberapa mekanisme terbentuknya tekanan abnormal yaitu incomplete sediment compaction , patahan, kubah garam, massive shale , charged zone , struktur antiklin, dan lensa-lensa pasir.