Apa saja jenis-jenis tanaman suku araceae atau keluarga talas-talasan?

images (1) images (1)

Araceae merupakan tumbuhan yang mempunyai nilai tinggi, baik dari segi ekonomi maupun dari segi ilmiah. Tumbuhan ini memiliki banyak manfaat, mulai dari tanaman hias, obat-obatan maupun sumber pangan. Apa saja jenis-jenis dari tanaman suku araceae?

1 Like

Suku Araceae atau keluarga talas-talasan merupakan tumbuhan yang banyak diketahui di Indonesia. Suku Araceae atau keluarga talas-talasan bisa diketahui berdasarkan ciri utama, yaitu berbatang basah (herba) dan bunga yang terdiri atas seludang ( spathe ) dan tongkol ( spadix ). Beberapa jenis di antaranya dimanfaatkan sebagai bahan makanan alternatif, contohnya dari jenis

  1. Colocasia esculenta (L.) Schott (talas),
  2. Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson (suweg), dan
  3. Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott (keladi)

Sebagai tanaman hias karena berdaun dan berbunga indah, contohnya jenis-jeni Anthurium dan Alocasia; dan berkhasiat sebagai obat antibakteri, antioksidan, dan antikanker, yaitu Typhonium flagelliforme Blume (keladi tikus)

Berikut jenis-jenis tanaman dari suku araceae atau keluarga tals-talasan:

  1. Colocasia esculenta (L.) Schott
    Tumbuh bisa mencapai 100 cm, daun seperti perisai, memiliki banyak varian warna daun dan tangkai, dikenal luas dengan nama talas. umbi kecil membulat dan membentuk stolon; daun berbentuk perisai, memiliki banyak variasi warna pada daun dan tangkainya; tulang daun terlihat sangat jelas pada permukaan bawah daun, tulang daun primer menyirip, tulang daun sekunder dan tersier menjala; tangkai daun 35 – 40 cm dengan pelepah 20 -22 cm panjangnya;
    Pembungaan satu pada umumnya; tangkai bunga lebih pendek dari tangkai daun; seludang terbagi menjadi dua kira-kira ½ panjang seludang, seludang bawah berwarna hijau, sedangkan seludang atas bervariasi antara kuning, hijau dan putih; tongkol lebih pendek dari seludang dan terbagi menjadi empat bagian yaitu female zone, sterile interstice, male zone, dan appendix; panjang dan warna masing – masing bagian bervariasi.
    Tumbuh pada tempat terbuka hingga agak terlindung pada ketinggian 500–2.000 m dpl. Tumbuhan ini memiliki banyak kultivar yang tersebar alami di tegalan maupun pekarangan penduduk. Akan tetapi, jenis liarnya banyak ditemukan di lantai hutan sekunder

  2. Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson (suweg)
    Mudah ditemukan di semak belukar, tempat kering, atau pada daerah terbuka hingga agak terlindung pada ketinggian 0–550 m dpl. Bersifat dormant jika lingkungan tidak baik, tinggi mencapai 200 cm, diameter umbi mencapai 35 cm, kasar; batang seperti berkutil berduri dan beralur-berlipat, berwarna coklat gelap-coklat kehijauan pada jenis liar dan sedikit berkutil- berduri atau mulus, berwarna hijau pucat-hijau pada jenis budidaya dengan titik hijau keputihan baik pada jenis liar maupun budidaya; daun berdiameter 100-150 cm, sangat terbelah-belah berbentuk bulat telur- lonjong dan rachis bersayap; tangkai bunga lebih pendek dari tangkai daun dan memanjang ketika berbuah;
    Bunga besar dan mengeluarkan bau seperti bangkai; seludang 10-30 x 15-50 cm dengan seludang atas mengelilingi tongkol dan sangat bergelombang, seludang bagian luar berwarna hijau pucat coklat dengan titik-titik hijau pucat-hijau keputihan, seludang bagian dalam berwarna coklat gelap mengkilat merah hati keunguan; tongkol lebih panjang dari seludang; buah berbentuk silinder dan berwarna merah terang

  3. Alocasia macrorrhizos (L.) G. Don
    Herba dengan batang sedikit merunduk atau tegak, tinggi mencapai 4 m; daun tegak, kaku, berbentuk anak panah dengan tepi daun rata atau sedikit bergelombang, tangkai daun dan daun memiliki beragam warna yaitu hijau, ungu atau percampuran hijau dan ungu, terkadang pada tangkai daun yang berwarna hijau terdapat corak garis horizontal yang tak beraturan, pembungaan sepasang; seludang panjangnya 13-35 cm dan terbagi menjadi dua kira-kira 1/6 panjang seludang, seludang bawah berwarna hijau, seludang atas berwarna kuning kehijauan; tongkol lebih pendek dari seludang, terbagi menjadi empat bagian, yaitu female zone, sterile interstice, male zone, dan appendix; female zone 1- 2 cm berwarna hijau pucat dengan kepala putik terdiri dari 3-5 lobe, sterile interstice lebih pendek atau sama panjangnya dengan female zone; male zone 3-7 cm, putih; appendix kuning-oranye, panjangnya kira-kira setengah atau setengah lebih panjang tongkol; buah merah menyala.

  4. Colocasia gigantea (Blume) Hook.f.
    Herba, tinggi 150 – 300 cm, dengan umbi yang tidak bisa dimakan, daun berukuran sangat besar dan lebih kokoh dari C. esculenta, berbentuk perisai, berwarna hijau mengkilat pada bagian atas dan hijau pucat pada bagian bawah; tulang daun primer menyirip, tulang daun sekunder dan tersier menjala; Pembungaan tersusun dalam grup atau klaster, yang masing – masing terdiri dari 3 – 5 bunga; tangkai bunga lebih pendek dari tangkai daun; seludang terbagi menjadi dua kira-kira ½ panjang seludang, seludang bawah berwarna hijau, sedangkan seludang atas berwarna putih; tongkol terbagi menjadi empat bagian yaitu female zone, sterile interstice, male zone, dan appendix

  5. Homalomena cordata Schott
    Herba, beraroma ketika daun diremas, tangkai daun bulat, daun berwarna hijau mengkilat pada bagian atas dan hijau pucat pada bagian bawah, berbentuk hati dengan pertulangan daun menyirip; Pembungaan muncul dari ketiak daun dan terdiri dari 3 – 6 bunga, tegak ketika masih muda; tangkai bunga lebih pendek dari tangkai daun; seludang berbentuk elips dengan warna hijau atau hijau kemerahan; tongkol terbagi menjadi dua bagian yaitu female zone yang biasanya tersisipi oleh interpistillar staminodes dan male zone, ketika antesis telah berlangsung seludang akan kembali menutupi tongkol dan menjuntai ke bawah.

  6. Remusatia vivipara (Roxb.) Schott.
    Herba terrestrial atau epifit, terkadang dorman ketika kondisi lingkungan tidah baik; tinggi mencapai 50 cm; daun berbentuk perisai, tulang daun hijau muda, helaian daun atas berwarna hijau tua mengkilat dan pada bagian bawah helaian daun diantara tulang daun berwarna keunguan; memiliki stolon yang berbuku-buku yang didalamnya terdapat umbi (bulbil) yang berduri halus; pembungaan tunggal; tangkai bunga lebih pendek dari tangkai daun; seludang terbagi dua kira-kira 1/6 panjang seludang, seludang bawah lebih pendek dan berwarna hijau, seludang atas berwarna kuning dengan ujung meruncing; tongkol sangat pendek kira-kira 1/3 panjang seludang, ovarium berwarna hijau dengan stigma berwarna putih, steril interstice dan male zone berwarna kuning oranye.

  7. Xanthosoma sagittifolium
    Xanthosoma sagittifolium merupakan tumbuhan herba dengan tinggi mencapai 1.5 m dan memiliki daun berbentuk anak panah (sagittatus) dengan panjang berkisar antara 20-65 cm dan lebar 15-43 cm. Daun X. sagittifolium berwarna hijau dengan tepi helaian daun rata (integer). Ujung daun meruncing (acuminatus) dan pangkal daun berlekuk (emarginatus). Tipe perbungaan X. sagittifolium uniseksual dan memiliki dua buah seludang pada satu perbungaan yang menyelubungi tongkol. Seludang berwarna hijau dengan panjang mencapai 36 cm sedangkan tongkol berwarna putih pada zona jantan dan zona betina serta memiliki panjang.20 cm.

  8. Syngonium podophyllum
    Syngonium podophyllum merupakan tumbuhan herba hidup epifit yang memiliki daun dengan bentuk daun majemuk bangun kaki (pedatus) yang memiliki 5-7 anak daun. Daun berwarna hijau dengan tepi helaian daun rata (integer). Ujung daun meruncing (acuminatus) dan pangkal daun tumpul (obtusus). Batang dan tangkai daun berwarna hijau dengan jarak internodus 9 cm.Tipe perbungaan uniseksual, perbungaan muncul secara bersamaan berkisar antara 5-6 perbungaan. Perbungaan terletak pada ketiak daun (axillaris). Permukaan seludang pada bagian luar dan bagian dalam berwarna hijau serta terdapat lekukan atau penyempitan pada bagian tengah seludang. Tongkol berwarna putih dengan zona jantan terletak pada bagian atas sedangkan zona betina terletak pada bagian bawah dan terdapat zona steril diantara kedua zona. Seludang S. podophyllum memiliki panjang mencapai 11 cm sedangkan tongkol 9 cm.

Beberapa jenis tanaman lain dari suku araceae yaitu:

  1. Caladium bicolor
    Merupakan tumbuhan herba yang memiliki modifikasi batang berupa umbi. Daun C. bicolor berbentuk perisai (peltatus) dengan panjang berkisar 5-36 cm dan lebar 3-20 cm, kombinasi warna permukaan daun C. bicolor antara lain hijau-putih, hijau-putih-merah dan hijau-merah dengan bentuk ujung daun meruncing (acuminatus) dan pangkal daun berlekuk (emarginatus). Tipe perbungaan C. bicolor adalah uniseksual dengan tongkol terdiri atas zona jantan, zona betina dan zona steril. Terdapat beberapa kultivar Caladium bicolor yaitu C. bicolor candidum, C. bicolor red flash, C. bicolor red rhapsody dan C. bicolor spotted beauty.

  2. Caladium schomburgkii
    Caladium schomburgkii merupakan tumbuhan herba umbi dengan tinggi dapat mencapai 50 cm. Daun C. schomburgkii memiliki panjang berkisar antara 2-20 cm sedangkan lebar berkisar antara 3-15 cm berbentuk jantung (cordatus), ujung daun meruncing (acuminatus) dengan pangkal daun berlekuk (emaginatus). Tangkai daun C. schomburgkii berwarna hijau kekuningan dan memiliki modifikasi batang berupa umbi berwarna putih. C. schomburgkii memiliki tipe perbungaan uniseksual dengan seludang berwarna putih pada bagian atas dan hijau pada bagian bawah dan tongkol berwarna putih.

  3. Cyrtosperma merkusii
    Cyrtosperma merkusii merupakan tumbuhan herba yang memiliki tinggi dapat mencapai 2 m. Bentuk daun C. merkusii berupa anak panah (sagittatus) berwarna hijau. Tepi daun rata (integer), ujung dau nmeruncing (acuminatus) dan pangkal daun berlekuk (emarginatus). Daun C. merkusii memiliki panjang berkisar antara 27-67 cm dan lebar berkisar antara 19-37 cm. C. merkusii memiliki modifikasi batang berupa umbi dan duri, duri tersebar pada pertulangan daun dan tangkai daun. Warna tangkai daun hijau kemerahan. Tipe perbungaan biseksual.

  4. Dieffenbachia seguine
    Dieffenbachia seguine merupakan tumbuhan herba yang memiliki modifikasi batang berupa rhizoma berwarna hijau dengan tinggi dapat mencapai 2 m. Daun D. seguine berbentuk bulat telur memanjang (ovatus-oblongus) berwarna hijau dan terdapat bercak putih yang tersebar di seluruh permukaan daun dengan tepi daun rata (integer). Ujung daun meruncing (acuminatus) sedangkan pangkal daun tumpul (obtusus). Tipe perbungaan D. seguine uniseksual dengan panjang seludang 22 cm dan lebar 17 cm. Perbungaan D. seguine memiliki karakteristik yang khas yaitu memiliki tongkol yang saling berlekatan dengan seludang.

  5. Lasia spinosa
    Lasia spinosa merupakan tumbuhan herba dengan tinggi dapat mencapai 2 m. Daun L. spinosa berwarna hijau berbentuk tombak (hastatus) pada fase juvenil dan berbentuk berbagi menyirip (pinnatipartitus) pada fase dewasa, tangkai daun berwarna hijau, berduri dan berongga. Ujung daun meruncing (acuminatus), pangkal daun berlekuk (emarginatus) dan tepi daun rata (integer). Tipe perbungaan biseksual, seludang kecil memanjang berbentuk spiral, tongkol pendek berbentuk silindris dan terdapat 4 tenda bunga. Tangkai bunga berwarna hijau dan berduri yang tersebar merata pada permukaannya.

Referensi

Kurniawan, A., dan Ni Putu Sri Asih. (2012). Araceae di Pulau Bali. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Press

Maretni, S., Mukarlina., dan Turnip, M. (2017). Jenis-Jenis Tumbuhan Talas (Araceae) di Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya. Universitas Tanjungpura. Protobiont (2017) Vol. 6 (1).

Warseno, T., Ni Putu S. A., dan Kurniawan, A. (2013). Pelestarian Dan Pemanfaatan Jenis- Jenis Araceae Sebagai Tanaman Upacara Agama Hindu Di Kebun Raya “Eka Karya” Bali. Prosiding Seminar Nasional Biodiversitas Februari 2013 Vol: 1 - Hal : 115-121.

Maretni, S., Mukarlina & Turnip, M. 2017. Jenis-Jenis Tumbuhan Talas (Araceae) di Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya. Protobiont . 6(1): 42-52.

2 Likes

Setiap genus dan spesies dalam keluarga Araceae memiliki karakteristik dan peran ekologisnya sendiri. Keberagaman ini membuat keluarga tanaman ini menjadi salah satu keluarga tanaman yang paling menarik dan bermanfaat di dunia botani.

Tanaman Araceae mencakup banyak jenis yang beragam, dan di bawah ini adalah beberapa genus dan spesies yang termasuk dalam keluarga tanaman ini:

1. Anthurium:

Anthurium andraeanum (Bunga Flamingo): Tanaman hias populer dengan spadiks yang cerah dan spathes berbentuk hati. Terdapat berbagai varietas dengan warna dan pola yang berbeda.

2. Alocasia:

Alocasia macrorrhiza (Keladi): Tanaman hias yang dikenal dengan daun-daun besar dan bentuk yang unik. Ada berbagai varietas dengan pola dan warna daun yang berbeda.

3. Philodendron:

Philodendron selloum: Tanaman hias dengan daun yang lobus dan tampilan yang menarik. Beberapa spesies Philodendron juga memiliki daun yang unik seperti Philodendron gloriosum dengan daun berbentuk hati.

4. Colocasia:

Colocasia esculenta (Taro): Tanaman ini ditanam untuk umbinya yang dapat dimakan dan merupakan sumber karbohidrat penting di beberapa daerah.

5. Amorphophallus:

Amorphophallus titanum (Titan Arum): Juga dikenal sebagai bunga bangkai, tanaman ini terkenal karena menghasilkan bunga terbesar di dunia dan bau yang sangat busuk ketika mekar.

6. Zamioculcas:

Zamioculcas zamiifolia (ZZ Plant): Tanaman hias indoor yang populer karena daya tahan dan kemudahan perawatannya.

7. Aglaonema:

Aglaonema spp. (Chinese Evergreen): Tanaman hias dengan daun yang berwarna-warni dan populer sebagai tanaman indoor.

8. Caladium:

Caladium spp.: Tanaman hias yang dikenal dengan daun-daun berwarna-warni dan berpola yang sering digunakan untuk keindahan lanskap.

9. Spathiphyllum:

Spathiphyllum spp. (Peace Lily): Tanaman hias indoor dengan bunga putih yang elegan dan daun yang hijau gelap.

10. Pistia:

Pistia stratiotes (Lemna Air): Jenis tanaman air yang mengapung di permukaan air dengan daun yang membentuk rosette.

11. Dieffenbachia:

Dieffenbachia spp. (Dumb Cane): Tanaman hias yang dikenal dengan daun besar dan berpola dengan nuansa hijau dan putih.

12. Monstera:

Monstera deliciosa (Swiss Cheese Plant): Tanaman populer dengan daun berlobus dan lubang-lubang yang khas.

13. Syngonium:

Syngonium spp.: Tanaman merambat atau pendek dengan daun berbentuk hati atau panah.

14. Cryptocoryne:

Cryptocoryne spp.: Tanaman akuatik air tawar yang biasanya digunakan dalam akuarium.

15. Pteris:

Pteris spp. (Pakis): Termasuk pakis tanduk raksasa (Platycerium spp.) yang tumbuh sebagai epifit pada batang pohon.

16. Lemna:

Lemna spp. (Lemna Air): Tanaman air mikroskopis yang mengapung di permukaan air dan dikenal sebagai pacar udara.

17. Arum:

Arum spp.: Termasuk beberapa spesies seperti Arum maculatum (Lords-and-Ladies) dengan spathes ungu dan spadiks kecil yang tersembunyi di dalam.

18. Remusatia:

image
image

Remusatia vivipara: Tanaman ini memiliki umbi yang dapat menghasilkan anak tanaman baru secara vivipar (hidup).

19. Colletogyne:

Colletogyne spp.: Tanaman merambat dengan daun yang dapat mengubah bentuknya tergantung pada kondisi lingkungan.

20. Homalomena:

Homalomena spp.: Tanaman hias yang terutama tumbuh di hutan tropis dan subtropis dengan daun-daun beraneka warna.

21. Lysichiton:

Lysichiton spp. (Skunk Cabbage): Tanaman yang tumbuh di daerah lembab, terkenal dengan bunga yang mirip kubah dan bau yang khas.

22. Orontium:

Orontium aquaticum (Golden Club): Tanaman akuatik dengan daun-daun berwarna hijau cerah dan bunga yang padat.

23. Dracunculus:

Dracunculus vulgaris (Dragon Arum): Tanaman dengan bunga yang unik dan bau yang tidak sedap saat mekar.

24. Typhonium:

Typhonium spp.: Termasuk beberapa spesies yang tumbuh sebagai tanaman hias, terutama dikenal dengan bunga yang unik.

25. Arisaema:

Arisaema spp. (Jack-in-the-Pulpit): Tanaman dengan spadiks yang unik dan bunga berbentuk tabung.

26. Pseudohydrosme:

Pseudohydrosme gabunensis: Tanaman yang ditemukan di hutan hujan Afrika dan memiliki daun-daun besar yang berbeda dengan lobus-lobus.

27. Xanthosoma:

Xanthosoma spp.: Termasuk tanaman-tanaman yang mirip dengan keladi dan sering dijadikan tanaman pangan di beberapa daerah.

28. Bognera:

Bognera spp.: Genus tanaman hias yang termasuk dalam keluarga Araceae.

29. Hapaline:

Hapaline spp.: Termasuk tanaman epifit yang tumbuh di pepohonan di hutan tropis.

30. Holochlamys:

Holochlamys spp.: Tanaman yang tumbuh di hutan hujan dan memiliki daun yang besar dengan struktur nervasi yang menarik.

31. Sauromatum:

Sauromatum spp. (Voodoo Lily): Tanaman dengan bunga yang besar dan berbentuk seperti cangkir, terkenal dengan bau yang kuat saat mekar.

32. Aridarum:

Aridarum spp.: Tanaman akuatik yang memiliki daun-daun yang unik.

33. Epipremnum:

Epipremnum aureum (Pothos): Tanaman hias yang sangat populer dengan daun-daun yang tahan dan kemampuan merambat.

34. Spathantheum:

Spathantheum spp.: Tanaman yang tumbuh di Amerika Tengah dan Selatan, dikenal dengan bunga dan spathes yang menarik.

35. Bucephalandra:

Bucephalandra spp.: Tanaman akuatik yang ditemui di hutan hujan Kalimantan, Indonesia.

36. Cryptocoryne:

Cryptocoryne spp.: Tanaman akuatik yang banyak digunakan dalam akuarium, memiliki berbagai spesies dan varietas.

37. Lagenandra:

Lagenandra spp.: Tanaman akuatik yang berasal dari India, terutama tumbuh di rawa-rawa dan sungai.

38. Hemigraphis:

Hemigraphis spp.: Tanaman hias dengan daun berwarna-warni, umumnya digunakan dalam desain lanskap.

39. Drimiopsis:

Drimiopsis spp.: Tanaman dengan daun-daun berbentuk hati dan bunga yang menarik.

40. Rhaphidophora:

image
image

Rhaphidophora spp.: Tanaman merambat atau pendek dengan daun yang beraneka ragam, sering digunakan sebagai tanaman hias.

41. Arisarum:

Arisarum vulgare (Friar’s Cowl): Tanaman dengan daun-daun yang menutupi bunga, terlihat seperti jubah biarawan.

42. Symplocarpus:

image
image

Symplocarpus foetidus (Skunk Cabbage): Tanaman yang tumbuh di daerah basah dan lembap, dikenal dengan bau yang khas dan bunga unik.

43. Stylochaeton:

Stylochaeton spp.: Tanaman yang dapat ditemui di hutan hujan Afrika, terutama dikenal dengan daun-daun yang bersifat hidrofobik.

Keluarga Araceae memiliki keberagaman yang sangat besar, dan daftar ini hanya mencakup sebagian kecil dari tanaman-tanaman yang ada di dalamnya. Setiap genus dan spesies membawa karakteristik uniknya sendiri, menjadikan keluarga ini sangat menarik bagi para peneliti botani dan pecinta tanaman hias.