Apa saja jenis-jenis strategi perusahaan ?

Strategi organisasi

Strategi organisasi adalah arah dan lingkup organisasi dalam jangka panjang untuk mencapai keuntungan organisasi melalui konfigurasi semua sumber daya yang dimiliki untuk dapat mengatasi tantangan lingkungan sekaligus memenuhi kebutuhan lingkungan bisnis dan harapan pihak-pihak yang berkepentingan

Apa saja jenis-jenis strategi perusahaan ?

Miles dan Snow mengkategorikan strategi perusahaan sebagai prospector, analyzer, defender, dan reactor .

Perusahaan dengan strategi prospector berusaha untuk menjadi yang pertama dengan produk, pasar dan teknologi yang baru walaupun tidak semua usaha menghasilkan keuntungan. Mereka merespon dengan cepat tanda-tanda area kemungkinan secara awal. Prospector juga mengarah pada dimensi entrepreneur yang tinggi, inovatif dengan varisi produk dan memiliki struktur organisasi yang organik.

Perusahaan dengan strategi analyser jarang menjadi yang pertama dalam produk. Namun dengan memonitor secara hati-hati tindakan kompetitor utama mereka dapat menduduki urutan kedua dengan cost yang lebih efisien dan produk yang lebih inovatif. Analyser merupakan titik tengah dari tipe prospector dan defender, dimana menggabungkan keunggulan prospector dan keunggulan defender.

Perusahaan dengan strategi defender berusaha menempatkan dan mengelola ceruk pasar yang aman dengan produk yang relatif lebih stabil atau area jasa. Mereka mencoba untuk melindungi domain produknya dengan menawarkan kualitas yang lebih tinggi, jasa yang superior atau harga yang lebih rendah. Mereka cenderung mengabaikan perubahan industri yang tidak memiliki pengaruh secara langsung terhadap area operasi perusahaan saat ini. Defender mengarah pada dimensi entrepreneurship problem yang lebih konservatif terhadap perubahan lingkungan, tidak banyak variasi produk dan teknologi dan dalam mengelola struktur administratif lebih mekanistik dengan prosedur ketat.

Perusahaan dengan strategi reactor biasanya tidak agresif dalam mengelola produk dan pasar yang aman seperti kompetitornya. Mereka merespon area tersebut ketika ada tekanan dari lingkungan. Penelitian ini tidak mengkaji orientasi strategi reactor , karena tipe ini menunjukkan kegagalan manajemen dalam menentukan strategi perusahaan dimana manajemen hanya menganut strategi dan struktur yang lama.

Perusahaan dengan tipe reactor cenderung kurang stabil, karena tipe ini kurang memiliki bentuk konsistensi mekanisme dalam merespon perubahan (inovasi)

Tipe-tipe strategi menurut David (2009) adalah sebagai berikut :

1. Strategi Integrasi

  • Integrasi ke Depan (forward integration)
    Integrasi ke depan (forward integration) adalah upaya memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. Saat ini semakin banyak perusahaan manufaktur (pemasok) yang menjalankan strategi integrasi kedepan dengan cara mendirikan situs web untuk menjual produk-produk mereka secara langsung kepada konsumen. Strategi tersebut menyebabkan gejolak di sejumlah industri.

  • Integrasi ke Belakang (Backward integration)
    Integrasi ke belakang (backward integration) adalah strategi untuk mencoba memiliki atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok. Strategi ini sangat tepat di gunakan ketika perusahaan pemasok saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka. Persaingan global juga memacu perusahaan untuk mengurangi jumlah pemasoknya dan menuntut pelayanan dan mutu yang lebih baik dari yang ada sekarang ini.

  • Integrasi Horizontal (Horizontal Integration)
    Strategi pertumbuhan integrasi horizontal dilakukan melalui akuisisi perusahaan pesaing yang memiliki line of business yang sama. Yang dapat dilakukan dalam strategi ini adalah dengan meningkatkan ukuran perusahaan, meningkatkan penjualan, keuntungan dan pasar potensial dari perusahaan .

2. Strategi Intensif

  • Penetrasi Pasar (Market Penetration)
    Strategi penetrasi pasar berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk dan jasa yang sudah ada di pasar melalui usaha pemasaran yang gencar. Strategi ini sering di gunakan sendirian atau di kombinasikan dengan strategi lainnya. Penetrasi pasar dapat terdiri dari upaya menambah jumlah pramuniaga, menambah belanja iklan, melakukan promosi penjualan ekstensif, atau meningkatkan upaya publisitas.

  • Pengembangan Pasar (Market Development)
    Pengembangan pasar terdiri dari upaya memperkenalkan produk atau jasa yang ada ke wilayah geografis baru. Berikut ini adalah panduan mengenai kapan pengembangan pasar dapat menjadi strategi yang efektif :

    • Ketika ada saluran-saluran distribusi baru yang dapat diandalkan, murah, dan bermutu baik.

    • Ketika organisasi sangat berhasil dalam hal yang di kerjakannya.

    • Ketika ada pasar baru yang belum di manfaatkan dan belum jenuh.

    • Ketika organisasi mempunyai modal maupun sumber daya manusia yang di perlukan untuk mengelola operasi yang semakin besar.

    • Ketika organisasi mempunyai kapasitas produksi yang berlebihan.

    • Ketika lingkup industri dasar organisasi menjadi global dengan cepat.

  • Pengembangan Produk (Product Development)
    Pengembangan produk adalah strategi yang berupaya meningkatkan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk/jasa yang sudah ada. Pengembangan produk biasanya memerlukan biaya yang besar untuk penelitian dan pengembangan.

    Lima hal yang bisa dijadikan pedoman kapan sebaiknya menerapkan strategi pengembangan produk secara efektif, yaitu :

    • Ketika organisasi mempunyai produk sukses yang mencapai tahap kematangan dalam daur hidupnya; idenya adalah menarik para pelanggan yang puas untuk mencoba produk-produk baru (yang lebih baik) karena mereka memiliki pengalaman positif dengan produk atau jasa organisasi saat ini.

    • Ketika organisasi bersaing dalam industri dimana perkembangan teknologi terjadi sangat cepat.

    • Ketika para pesaing utama menawarkan produk dengan mutu lebih baik dan harga yang sebanding.

    • Ketika organisasi bersaing dalam industri yang tumbuh cepat.

    • Ketika organisasi mempunyai kemampuan penelitian dan pengembangan yang sangat kuat

3. Strategi Diversifikasi

  • Diversifikasi Konsentris
    Enam hal yang bisa menjadi pedoman kapan diversifikasi konsentris tepat dilakukan,yaitu :

    • Ketika organisasi bersaing dalam industri yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya lambat.

    • Ketika menambah produk baru, namun masih terkait, akan meningkatkan penjualan produk yang ada saat ini secara signifikan.

    • Ketika produk baru, namun masih terkait, dapat di tawarkan dengan harga yang sangat bersaing.

    • Ketika produk baru, namun masih terkait mempunyai fluktuasi penjualan musiman yang menyeimbangkan fluktuasi penjualan perusahaan tersebut saat ini.

    • Ketika produk-produk organisasi saat ini dalam tahap daur hidup produk yang menurun.

    • Ketika organisasi mempunyai tim manajemen yang kuat.

  • Diversifikasi Horisontal (Horizontal Diversification)
    Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal (Horizontal diversification). Risiko strategi ini tidak sebesar diversifikasi konglomerat karena perusahaan pasti sudah mengenal pelanggan yang sudah ada.

  • Diversifikasi konglomerat (Conglomerate Diversification)
    Menurut Purwanto (2008:120) “Strategi ini dilakukan dengan cara mengakuisisi perusahaan lain yang memiliki line of business yang sama sekali berbeda”.
    Strategi ini dilakukan untuk beberapa alasan, di antaranya :

    • Perusahaan di dalam industri yang pertumbuhannya lambat mengakuisisi perusahaan yang berada dalam industri yang berkembang cepat dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan total.

    • Perusahaan yang memiliki kelebihan uang cash sering mendapatkan bahwa investasi dalam industri yang berbeda merupakan strategi yang sangat menguntungkan.

    • Perusahaan yang mengakuisisi, memiliki kemampuan manajemen, finansial dan teknik serta pemasaran yang bisa diaplikasikan kepada perusahaan yang lebih lemah sehingga dapat meningkatkan kemampuan laba perusahaan yang lemah
      tersebut.

    Perusahaan melakukan diversifikasi dengan maksud membagi-bagi risiko ke dalam beberapa industri.

4. Strategi Defensif

  • Rasionalisasi biaya (Retrenchment)
    Rasionalisasi biaya (retrenchment) terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi.

  • Divestasi (Divestiture)
    Menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi disebut divestasi (Divestiture). Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akuisisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan.

  • Likuidasi (Liquidation)
    Likuidasi (liquidation) adalah menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan.