Apa saja jenis-jenis Hujan?

hujan

Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir air dari langit ke permukaan bumi. Hujan juga merupakan siklus air di bumi. Ternyata hujan itu ada bermacam-macam. Kira-kira ada hujan apa saja?

Berdasarkan proses terjadinya, hujan dikelompokan menjadi 6 jenis, yaitu:

1. Hujan Siklonal
Hujan siklonal adalah hujan yang terjadi akibat naiknya udara panas dari permukaan bumi disertai adanya angin yang berputar-putar pada titik tertentu. Jenis hujan siklonal umumnya hanya dapat terjadi di daerah sekitar katulistiwa.Ciri identik dari hujan ini bisa kita lihat dengan mendung gelap pekat secara mendadak dan menghasilkan guyuran hujan yang sangat deras.

2. Hujan Senithal
Hujan senithal (zenithal) adalah hujan yang diakibatkan pertemuan angin pasat tenggara dan angin pasat timur. Hujan jenis ini juga umumnya hanya terjadi di sekitar katulistiwa. Udara panas hasil pertemuan kedua angin tersebut naik ke atmosfer dan menyebabkan suhu di sekitar awan turung secara perlahan. Penurunan suhu ini, terjadilah kodensasi yang secara berangsur-angsur menyebabkan awan mencapai titik jenuhnya. Pada saat di titik inilah hujan senithal kemudian turun membasahi bumi.

3. Hujan Orografis
Hujan orografis adalah hujan yang terjadi akibat pergerakan awan ke arah horizontal yang dibawa angin. Angin membawa awan mencapai suatu daerah pegunungan dan mengalami kondensasi karena suhu dingin yang ada di sekitarnya. Kondensasi berangsur-angsur membuat awan mencapai titik jenuhnya sehingga terciptalah hujan.

4. Hujan Frontal
Hujan Frontal adaah hujan yang terjadi akibat pertemuan massa udara dingin dengan massa udara panas. Pertemuan kedua udara tersebut terjadi pada sebuah tempat yang bernama “bidang front”. Pertemuan ini mengakibatkan masa udara dingin berada di bawah dan menstimulasi terjadinya hujan di sekitar bidang front.

5. Hujan Muson
Hujan muson adalah hujan yang diakibatkan pengaruh angin muson. Angin muson sendiri terjadi akibat pengaruh gerak semu tahunan matahari terhadap katulistiwa bumi. Di Indonesia, jenis jenis hujan ini terjadi antara Oktober sampai April, sementara di kawasan Asia Timur terjadi antara Mei sampai Agustus. Karena siklus angin dan hujan muson inilah kita mengenal adanya musim hujan dan musim kemarau.

6. Hujan Buatan
Hujan buatan adalah hujan yang terjadi akibat campur tangan manusia dalam memanipulasi keadaan fisik atmosfer lokal, tepatnya dengan memanfaatkan proses tumbuhkan dan penggabungan dalam pembentukan awan (ice nucleation). Di antara jenis-jenis hujan lainnya, hujan buatan-lah yang biasanya hanya menghasilkan curah hujan yang sedikit.

Berdasarkan jenis dan ukuran partikelnya, hujan dibedakan menjadi 5 jenis. Jenis jenis hujan tersebut antara lain:

  1. Hujan Gerimis adalah hujan yang menjatuhkan partikel air dengan butiran berukuran diameter < 0,5 mm.
  2. Hujan deras adalah hujan yang menjatuhkan partikel air dengan butiran berukuran diameter >7,0 mm.
  3. Hujan Salju adalah hujan yang menjatuhkan kristal-kristal es dengan suhu di bawah 0 Celcius.
  4. Hujan Es adalah hujan yang menjatuhkan es berukuran lebih besar dari salju. Fenomena hujan es sangat jarang terjadi
  5. Hujan asam adalah hujan yang menjatuhkan partikel air dengan tingkat keasaman tinggi. biasanya air hujan ini mengandung senyawa NO3 atau H2S.

Sumber : http://www.ebiologi.net/2016/09/jenis-jenis-hujan-dan-gambarnya.html

Hujan adalah bentuk presipitasi yang berbentuk cairan yang turun sampai ke bumi. Presipitasi adalah proses pengembunan di atmosfer. Jadi, proses terjadinya air hujan adalah jalannya bentuk presipitasi berbentuk cairan yang turun sampai ke bumi. Hujan terbentuk apabila titik-titik air yang terpisah dari awan jatuh ke bumi. Sebelum terjadinya hujan, pasti ada awan karena awan adalah penampung uap air dari permukaan bumi. Air yang ada di permukaan bumi baik laut, sungai atau danau menguap karena panas dari sinar matahari. Uap air ini akan naik dan menjadi awan. Awan yang mengandung uap air ini akan terkumpul menjadi awan yang mendung. Pada suhu tertentu di atmosfer, uap air ini akan mengembun dan turun menjadi hujan.

Pengaruh hujan terhadap penentuan bentuk tanah bersifat kimiawi dan sebagian bersifat mekanis . Bersifat kimiawi karena air hujan bukan air murni. Di atmosfer air hujan menyerap gas-gas atmosfer, yaitu gas oksigen , gas nitrogen , dan karbon dioksida . Disamping gas-gas ini, air hujan menyerap sejumlah asam nitrat , asam belerang , garam-garam, mikroorganisme , dan debu. Proses mekanis air hujan yaitu air hujan turun sangat deras dapat mengikis dan menggores tanah sehingga terbentuk selokan. Hujan yang turun dengan lebat dapat menghanyutkan tanah berkubik-kubik yang daya angkutnya sama dengan sungai. Jika diatas tanah tumbuh pepohonan dan semak belukar, maka tanah ini tidak akan hanyut oleh air hujan. Jika tanah tidak terlindung oleh pepohonan, maka mudah hanyut oleh air hujan. Di Siria, Turki, Afrika, dan Spanyol sering terjadi penggundulan hutan sehingga tanah di daerah tersebut mudah dihanyutkan air hujan (Grolier International, 2004).

Jenis-jenis Hujan


Jenis- jenis hujan (Novita, 2011), sebagai berikut :

1. Hujan Salju

Hujan salju adalah air yang jatuh dari awan yang telah membeku menjadi padat seperti hujan. Salju terbentuk dari kepingan es yang sangat kecil.

2. Hujan Es

Hujan es adalah hasil pengembunan yang berupa butiran-butiran es biasanya terjadi karena uap air memasuki area diatas freezing (pembekuan) level . Hal ini menyebabkan uap air membeku dan mengeras. Karena terlalu keras, maka saat memasuki daerah yang lebih hangat es ini tidak mencair seluruhnya.

image

3. Hujan Asam

Hujan sebenarnya secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah , karena karbondioksida dengan uap air di udara membentuk asam lemah yang bermanfaat untuk melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan tumbuhan dan hewan). Namun polutan udara dapat meningkatkan keasaman air hujan sehingga disebut hujan asam.

Hujan asam didefinisikan sebagai hujan dengan pH dibawah. Polutan yang menyebabkan hujan asam adalah nitrogen oksida dan sulfur oksida. Zat-zat ini di atmosfer akan bereaksi dengan uap air untuk membentuk asam sulfat, asam nitrat, dan asam nitrit yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan.

Secara alami, hujan asam biasanya terjadi karena letusan gunung berapi. Tapi seiring dengan kemajuan industri, hujan asam juga disebabkan oleh meningkatnya polusi udara dari pabrik, mobil, dan kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara. Pembangkit listrik yang menggunakan batu bara juga penyumbang terjadinya hujan asam. Dampak dari Hujan Asam :

  • Mempengaruhi kualitas air permukaan bagi biota (makhluk hidup berupa flora maupun fauna ) yang hidup didalamnya. Suatu penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang erat antara penurunan pH dengan penurunan populasi ikan dan biota air lainnya di perairan.

  • Merusak tanaman. Hujan asam dapat merusak jaringan tanaman sehingga menghambat pertumbuhannya dan dapat menyebabkan kematian.

  • Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah, sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan. Air yang telah tercemar logam berat jika dikonsumsi dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.

  • Bersifat korosif sehingga merusak berbagai bahan logam seperti mobil, pagar, monumen dan patung atau komponen bangunan.

  • Menyebabkan penyakit pernapasan.

  • Pada Ibu hamil, dapat menyebabkan bayi lahir prematur dan meninggal.

4. Hujan Siklonal

Hujan siklonal terjadi karena suhu permukaan bumi yang tidak stabil sehingga menjadi lembab yang diikuti angin yang berputar ke atas. Biasanya hujan ini memiliki intensitas yang cepat berubah dan melanda area yang tidak terlalu luas dalam waktu yang relatif singkat.

5. Hujan Zenithal

Hujan zenithal adalah hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator , akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumpalan- gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.

Angin pasat: udara yang mengalir di atas permukaan karena udara bergerak naik dari wilayah lautan yang lebih hangat dan bergerak turun di wilayah yang dingin.

5. Hujan Orografis

Hujan orografis adalah hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air bergerak horizontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi . Terjadi hujan disekitar pegunungan. Hujan ini mengakibatkan terjadinya daerah bayangan hujan (salah satu sisi dari pegunungan yang tidak terkena hujan orografis).

6. Hujan Muson
Hujan muson adalah hujan musiman yang disebabkan oleh angin muson. Di Indonesia, hujan muson timur terjadi pada bulan Oktober hingga April selama musim penghujan. Angin Muson timur bergerak dari benua Australia menuju Asia. Angin ini membawa serta awan yang mengandung curah hujan yang tinggi karena di Australia sedang musim dingin. Angin musim terjadi karena suhu darat lebih tinggi dari suhu di air sehingga tekanan di darat lebih rendah daripada di laut mengakibatkan aliran udara yang tetap kearah daratan.

7. Hujan Frontal
Hujan frontal adalah hujan yang terjadi karena bertemunya angin musim panas yang membawa uap air yang lembab dengan udara dingin bersuhu rendah. Ini menyebabkan terjadinya pengembunan di udara yang akhirnya menurunkan hujan. Daerah bertemunya angin musim panas dan udara dingin disebut dengan bidang front. Bila suatu daerah berada di bidang front hal ini biasanya berbahaya karena biasanya akan terjadi badai.

8. Hujan Buatan

Hujan buatan adalah usaha manusia untuk meningkatkan curah hujan saat kebutuhan air secara alami tidak dapat dipenuhi. Untuk membuat hujan buatan diperlukan awan yang memiliki kandungan air yang cukup sehingga dapat terjadi hujan yang sampai ke tanah. Untuk membuat hujan buatan diperlukan juga bahan semai yang dapat menarik uap air atau membentuk es.

Hujan yang tidak sampai ke tanah atau menguap sebelum sampai ke tanah disebut virga . Biasanya hujan semacam ini membuat udara menjadi jenuh. Hujan buatan umumnya diciptakan dengan tujuan untuk membantu daerah yang sangat kering akibat sudah lama tidak turun hujan sehingga dapat mengganggu kehidupan di darat mulai dari sawah kering, gagal panen, sumur kering, sungai / danau kering, tanah retak-retak, kesulitan air bersih, hewan dan tumbuhan pada mati dan lain sebagainya. Dengan adanya hujan buatan diharapkan mampu menyuplai kebutuhan air makhluk hidup di bawahnya dan membuat masyarakat hidup bahagia dan sejahtera.

Hujan dapat dibedakan menjadi empat (4) tipe, pembagiannya berdasarkan faktor yang menyebabkan terjadinya hujan tersebut :

  1. Hujan Orografi
    Hujan ini terjadi karena adanya penghalang topografi, udara dipaksa naik dan kemudian mengembang dan mendingin terus mengembun dan selanjutnya dapat jatuh sebagai hujan. Bagian lereng yang menghadap angin hujannya akan lebih lebat dari pada bagian lereng yang ada di belakangnya. Curah hujan berbeda menurut ketinggiannya, biasanya curah hujan makin besar pada tempat-tempat yang lebih tinggi sampai suatu ketinggian tertentu.

  2. Hujan Konvektif
    Hujan ini merupakan hujan yang paling umum terjadi di daerah tropis. Panas yang menyebabkan udara naik ke atas kemudian mengembang dan secara dinamika menjadi dingin dan berkondensasi dan akan jatuh sebagai hujan. Proses ini khas buat terjadinya badai Guntur yang terjadi di siang hari yang menghasilkan hujan lebat pada daerah yang sempit. Badai Guntur lebih sering terjadi di lautan dari pada di daratan.

  3. Hujan Frontal
    Hujan ini terjadi karena adanya front panas, awan yang terbentuk biasa tipe stratus dan biasanya terjadi hujan rintik-rintik dengan intensitas kecil. Sedangkan pada front dingin, awan yang terjadi biasanya tipe cumulus dan cumulonimbus dimana hujannya lebat dan cuaca yang timbul sangat buruk. Hujan front ini tidak terjadi di Indonesia karena di Indonesia tidak terjadi front.

  4. Hujan Siklon Tropis
    Siklon tropis hanya dapat timbul di daerah tropis antara lintang 0Âş- 10Âş lintang utara dan selatan tidak berkaitan dengan front, karena siklon ini berkaitan dengan sistem tekanan rendah. Siklus tropis dapat timbul di lautan yang panas, karena energy utamanya diambil dari panas laten yang terkandung dari uap air. Siklon tropis akan mengakibatkan cuaca yang buruk dan hujan yang lebat pada daerah yang dilaluinya.

1 Like