Apa Saja Jenis Instrumen Penelitian Pendidikan?


Instrumen diartikan sebagai alat untuk mengukur informasi atau melakukan pengukuran

Apa saja jenis instrument penelitian dalam penelitian pendidikan?

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat-alat yang digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah penelitian atau mencapai tujuan penelitian. Jika, data yang diperoleh tidak akurat (valid), maka keputusan yang diambil pun akan tidak tepat. Diartkan juga instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data penelitian, sebagai langkah untuk menemukan hasil atau kesimpulan dari penelitian dengan tidak meninggalkan kriteria pembuatan instrumen yang baik.

Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penelitian pendidikan atau sosial, ada empat macam cara mengukur suatu data yang sering dijumpai. Keempat macam alat ukur jenis data tersebut jika disebutkan dari cara yang sederhana sampai yang komplek (lengkap) adalah: data dari skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio. Dari keempat data ini dapat diketahui cara mengukur dan memilih salah satu, kemudian diterapkan dalam bentuk instrument yang hendak dicapai untuk mencari data dari subjek penelitian.

Jenis-Jenis Instrumen Penelitian

Instrumen dalam sebuah penelitian dibedakan menjadi dua yaitu bentuk tes dan nontes. Instrumen tes terdiri dari tes psikologis dan tes nun psikologis, sedangkan instrumen nontes terdiri dari angket atau kuesioner, interview atau wawancara, observasi atau pengamatan, skala bertingkat dan dokumentasi. Penjelasan secara rinci akan dibahas sebagai berikut.

1. Instrumen Tes

Dilihat dari aspek yang diukur, tes dibedakan menjadi dua bagian, yaitu tes non-psikologis dan tes psikologis. Jenis tes psikologis dibedakan lagi menjadi dua macam, yaitu tes psikologi yang digunakan untuk mengukur aspek afektif dan tes psikologis yang digunakan untuk mengukur kemampuan intelektual.

Tes psikologis yang dirancang untuk mengukur aspek afektif atau aspek non- intelektual dari tingkah laku umumnya dikenal dengan nama tes kepribadian (personality tests). Dalam terminologi pengukuran psikologis, tes kepribadian sering digunakan untuk mengukur karaterstik seseorang seperti pernyataan emosional, hubungan interpersonal, motivasi, minat, dan sikap. Tes psikologis yang digunakan untuk mengukur aspek kemampuan intelektual disebut dengan tes kemampuan (ability tests). Tes kemampuan dikategorikan menjadi dua, tes bakat (aptitude tests) dan tes kemahiran (proficiency tests).

2. Instrumen Inventori

Inventori merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur karakteristik psikologis tertentu dari individu. Inventori berbeda dengan tes (kemampuan), jika dalam tes (kemampuan) pada umumnya menuntut jawaban yang dilandasi oleh suatu kemampuan tertentu yang harus dimiliki oleh peserta tes, maka dalam inventori, jawaban yang diberikan merupakan suatu keadaan yang sewajarnyam suasan keseharian yang dirasakan dan dialami, atau sesuatu yang diharapkan, sehingga dalam menjawab pertanyaan/pernyataan di dalam inventori, orang tidak perlu belajar terlebih dahulu.

3. Angket atau Kusioner

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal- hal yang ia ketahui. Kuesioner banyak digunakan dalam penelitian pendidikan dan penelitian sosial yang menggunakan rancangan survei, karena ada beberapa keuntungan yang diperoleh. Pertama, kuesioner dapat disusun secara teliti dalam situasi yang tenang sehingga pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di dalamnya dapat mengikuti sistematik dari masalah yang diteliti. Kedua, penggunaan kuesioner memungkinkan peneliti menjaring data dari banyak responden dalam periode waktu yang relatif singkat.

Penyusunan instrumen angket atau kuesioner hampir sama dengan penyusunan inventori. Bedanya pada langkah kelima, yaitu pelaksanaan uji coba dalam kuesioner bukanlah untuk menguji validitas butir pertanyaan secara statistik, melainkan untuk mengetahui kejelasan petunjuk pengerjaan, kekomunikatifan bahasa yang digunakan, dan jumlah waktu riil yang dibutuhkan untuk menjawab semua pertanyaan secara baik.

4. Wawancara

Interview atau wawancara adalah percakapan orang-perorang (the person–to- person) dan wawancara kelompok (group interviews). Percakapan dilakukan dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu peneliti sebagai pewawancara dan subjek penelitian sebagai informan. Wawancar yang dilakukan oleh peneliti digunakan untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.

5. Observasi

Observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, ragam gambar, dan rekaman suara. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Pedoman observasi atau pengamatan diperlukan terutama jika peneliti menerapkan pengamatan terfokus dalam proses pengumpulan data. Dalam pengamatan terfokus peneliti memusatkan perhatiannya hanya pada beberapa aspek perilaku atau fenomena yang menjadi objek sasarannya.

Penyusunan pedoman pengamatan yang perlu dilakukan di antaranya:

  1. menetapkan objek yang akan diamati;
  2. merumuskan definisi operasional mengenai objek yang akan diamati;
  3. membuat deskripsi tentang objek yang akan diamati;
  4. membuat dan menyusun butir-butir pertanyaan singkat tentang indikator dari objek yang diamati;
  5. melakukan uji coba; dan
  6. menyempurnakan dan menata butir-butir pertanyaan ke dalam satu kesatuan yang utuh dan sistematis.

Namun untuk uji coba bukanlah untuk menguji kevalidan butir pertanyaan dengan menggunakan teknik analisis statistik, melainkan untuk mengetahui kejelasan rumusan masalah pertanyaan yang ditunjukkan dengan adanya kesamaan penafsiran oleh pengamat terhadap objek yang sama.

6. Skala Bertingkat

Ranting atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala. Walaupun skala bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan informasi tertentu tentang program atau orang. Instrumen ini dapat dengan mudah memberikan gambaran penampilan, terutama penampilan di dalam orang menjalankan tugas, yang menunjukkan frekuensi munculnya sifat-sifat. Di dalam menyusun skala, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menentukan variabel skala. Apa yang ditanyakan harus apa yang dapat diamati responden.

7. Dokumentasi dan Data Sekunder

Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki hal-hal berupa transkip, catatan, buku, surat, prasasti, notulen rapat, agenda, arsip, jurnal, video dan sebagainya.