Apa saja Hadis Shahih Bukhari terkait tentang Ilmu ?

Hadis adalah segala perkataan Nabi Saw, perbuatan, dan taqrirnya yang berkaitan dengan hukum syara‟ dan ketetapannya.

Apa saja Hadis Shahih Bukhari terkait tentang Ilmu ?

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sinan berkata, telah menceritakan kepada kami Fulaih. Dan telah diriwayatkan pula hadits serupa dari jalan lain, yaitu Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Al Mundzir berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fulaih berkata, telah menceritakan kepadaku bapakku berkata, telah menceritakan kepadaku Hilal bin Ali dari Atho’ bin Yasar dari Abu Hurairah berkata:

Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berada dalam suatu majelis membicarakan suatu kaum, tiba-tiba datanglah seorang Arab Badui lalu bertanya:

Kapan datangnya hari kiamat?

Namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tetap melanjutkan pembicaraannya. Sementara itu sebagian kaum ada yang berkata; beliau mendengar perkataannya akan tetapi beliau tidak menyukai apa yang dikatakannya itu, dan ada pula sebagian yang mengatakan; bahwa beliau tidak mendengar perkataannya.

Hingga akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyelesaikan pembicaraannya, seraya berkata: Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi?

Orang itu berkata: saya wahai Rasulullah!. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

Apabila sudah hilang amanah maka tunggulah terjadinya kiamat.

Orang itu bertanya: Bagaimana hilangnya amanat itu?

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka akan tunggulah terjadinya kiamat.


Telah menceritakan kepada kami Abu An Nu’man 'Arim bin Al Fadlal berkata, telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Abu Bisyir dari Yusuf bin Mahak dari Abdullah bin 'Amru berkata:

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah tertinggal dari kami dalam suatu perjalanan yang kami lakukan hingga Beliau mendapatkan kami sementara waktu shalat sudah hampir habis, kami berwudlu’dengan hanya mengusap kaki kami.

Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berseru dengan suara yang keras: celakalah bagi tumit-tumit yang tidak basah akan masuk neraka. Beliau serukan hingga dua atau tiga kali.


Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf berkata, telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Sa’id Al Maqburi dari Syarik bin Abdullah bin Abu Namir bahwa dia mendengar Anas bin Malik berkata:

Ketika kami sedang duduk-duduk bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam didalam Masjid, ada seorang yang menunggang unta datang lalu menambatkannya di dekat Masjid lalu berkata kepada mereka (para sahabat): Siapa diantara kalian yang bernama Muhammad?

Pada saat itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersandaran di tengah para sahabat, lalu kami menjawab: orang Ini, yang berkulit putih yang sedang bersandar.

Orang itu berkata kepada Beliau; Wahai putra Abdul Muththalib

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: Ya, aku sudah menjawabmu.

Maka orang itu berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: Aku bertanya kepadamu persoalan yang mungkin berat buatmu namun janganlah kamu merasakan sesuatu terhadapku.

Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: Tanyalah apa yang menjadi persoalanmu.

Orang itu berkata: Aku bertanya kepadamu demi Rabbmu dan Rabb orangorang sebelummu. Apakah Allah yang mengutusmu kepada manusia seluruhnya?

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: Demi Allah, ya benar!

Kata orang itu: Aku bersumpah kepadamu atas nama Allah, apakah Allah yang memerintahkanmu supaya kami shalat lima (waktu) dalam sehari semalam?

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: Demi Allah, ya benar!

Kata orang itu: Aku bersumpah kepadamu atas nama Allah, apakah Allah yang memerintahkanmu supaya kami puasa di bulan ini dalam satu tahun?

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: Demi Allah, ya benar!

Kata orang itu: Aku bersumpah kepadamu atas nama Allah, apakah Allah yang memerintahkanmu supaya mengambil sedekah dari orang-orang kaya di antara kami lalu membagikannya kepada orang-orang fakir diantara kami?

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: Demi Allah, ya benar!

Kata orang itu: Aku beriman dengan apa yang engkau bawa dan aku adalah utusan kaumku, aku Dlamam bin Tsa’labah saudara dari Bani Sa’d bin Bakr.

Begitulah (kisah tadi) sebagaimana yang diriwayatkan oleh Musa bin Isma’il dan Ali bin Abdul Hamid dari Sulaiman bin Al Mughirah dari Tsabit dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam


Telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Abdullah berkata, telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Sa’d dari Shalih dari Ibnu Syihab dari Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud bahwa Abdullah bin 'Abbas telah mengabarkannya,

bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah mengutus seseorang dengan membawa surat dan memerintahkan kepadanya untuk memberikan surat tersebut kepada Pemimpin Bahrain.

Lalu Pemimpin Bahrain itu memberikannya kepada Kisra. Tatkala dibaca, surat itu dirobeknya. Aku mengira kemudian Ibnu Musayyab berkata; lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdoa agar mereka (kekuasaannya) dirobek-robek sehancur-hancurnya.


Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqotil Abu Al Hasan Al Marwazi telah mengabarkan kepada kami Abdullah berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu’bah dari Qotadah dari Anas bin Malik berkata:

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menulis surat atau bermaksud menulis surat, lalu dikatakan kepada Beliau, bahwa mereka tidak akan membaca tulisan kecuali tertera stempel.

Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membuat stempel yang terbuat dari perak yang bertanda; Muhammad Rasulullah. Seakan-akan aku melihat warna putih pada tangan Beliau shallallahu 'alaihi wasallam.

Lalu aku bertanya kepada Qotadah: Siapa yang membuat tanda Muhammad Rasulullah?

Jawabnya: Anas.


Telah menceritakan kepada kami Isma’il berkata, telah menceritakan kepadaku Malik dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah bahwa Abu Murrah -mantan budak Uqail bin Abu Thalib-, mengabarkan kepadanya dari Abu Waqid Al Laitsi,

bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika sedang duduk bermajelis di Masjid bersama para sahabat datanglah tiga orang. Yang dua orang menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan yang seorang lagi pergi, yang dua orang terus duduk bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dimana satu diantaranya nampak berbahagia bermajelis bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang yang kedua duduk di belakang mereka, sedang yang ketiga berbalik pergi,

Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selesai bermajelis, Beliau bersabda: Maukah kalian aku beritahu tentang ketiga orang tadi?

Adapun seorang diantara mereka, dia meminta perlindungan kepada Allah, maka Allah lindungi dia. Yang kedua, dia malu kepada Allah, maka Allah pun malu kepadanya. Sedangkan yang ketiga berpaling dari Allah maka Allah pun berpaling darinya.


Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Bisyir berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu 'Aun dari Ibnu Sirin dari Abdurrahman bin Abu Bakrah dari bapaknya, dia menuturkan, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam duduk diatas untanya sementara orang-orang memegangi tali kekang unta tersebut.

Beliau shallallahu 'alaihi wasallam berkata: Hari apakah ini? '.

Kami semua terdiam dan menyangka bahwa Beliau akan menamakan nama lain selain nama hari yang sudah dikenal.

Beliau shallallahu 'alaihi wasallam berkata: Bukankah hari ini hari Nahar?

Kami menjawab: Benar.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kembali bertanya:

Bulan apakah ini? '. Kami semua terdiam dan menyangka bahwa Beliau akan menamakan nama lain selain nama bulan yang sudah dikenal.

Beliau shallallahu 'alaihi wasallam berkata: Bukankah ini bulan Dzul Hijjah?

Kami menjawab: Benar.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya darah kalian, harta kalian dan kehormatan kalian sesama kalian haram (suci) sebagaimana sucinya hari kalian ini, bulan kalian ini dan tanah kalian ini. (Maka) hendaklah yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir, karena orang yang hadir semoga dapat menyampaikan kepada orang yang lebih paham darinya.


Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Al A’masy dari Abu Wa’il dari Ibnu Mas’ud berkata; bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memperingatkan kami dengan suatu pelajaran tentang harihari yang sulit yang akan kami hadapi.


Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id berkata, telah menceritakan kepada kami Syu’bah Telah menceritakan kepadaku Abu At Tayyah dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: “permudahlah dan jangan persulit, berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari.”


Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur dari Abu Wa’il berkata; bahwa Abdullah memberi pelajaran kepada orang-orang setiap hari Kamis, kemudian seseorang berkata:

Wahai Abu Abdurrahman, sungguh aku ingin kalau anda memberi pelajaran kepada kami setiap hari

dia berkata: Sungguh aku enggan melakukannya, karena aku takut membuat kalian bosan, dan aku ingin memberi pelajaran kepada kalian sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberi pelajaran kepada kami karena khawatir kebosanan akan menimpa kami.


Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin 'Ufair Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab dari Yunus dari Ibnu Syihab berkata, Humaid bin Abdurrahman berkata; aku mendengar Mu’awiyyah memberi khutbah untuk kami,

dia berkata; Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang Allah kehendaki menjadi baik maka Allah faqihkan dia terhadap agama. Aku hanyalah yang membagi-bagikan sedang Allah yang memberi. Dan senantiasa ummat ini akan tegak diatas perintah Allah, mereka tidak akan celaka karena adanya orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datang keputusan Allah.


Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah Telah menceritakan kepada kami Sufyan berkata, telah berkata kepadaku Ibnu Abu Najih dari Mujahid berkata; aku pernah menemani Ibnu Umar pergi ke Madinah, namun aku tidak mendengar dia membicarakan tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kecuali satu kejadian dimana dia berkata:

Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu Beliau dipertemukan dengan jama’ah.

Kemudian Beliau bersabda: Sesungguhnya diantara pohon ada suatu pohon yang merupakan perumpamaan bagi seorang muslim.

Aku ingin mengatakan bahwa itu adalah pohon kurma namun karena aku yang termuda maka aku diam.

Maka kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Itu adalah pohon kurma.


Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan berkata, telah menceritakan kepadaku Isma’il bin Abu Khalid -dengan lafazh hadits yang lain dari yang dia ceritakan kepada kami dari Az Zuhri- berkata; aku mendengar Qais bin Abu Hazim berkata; aku mendengar Abdullah bin Mas’ud berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

Tidak boleh mendengki kecuali terhadap dua hal; (terhadap) seorang yang Allah berikan harta lalu dia pergunakan harta tersebut di jalan kebenaran dan seseorang yang Allah berikan hikmah lalu dia mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain.

Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Gharair Az Zuhri berkata, Telah menceritakan kepada kami Ya’qub bin Ibrahim berkata, telah menceritakan bapakku kepadaku dari Shalih dari Ibnu Syihab, dia menceritakan bahwa 'Ubaidullah bin Abdullah mengabarkan kepadanya dari Ibnu 'Abbas, bahwasanya dia dan Al Hurru bin Qais bin Hishin Al Fazari berdebat tentang sahabat Musa 'Alaihis salam, Ibnu 'Abbas berkata; dia adalah Khidlir 'Alaihis salam. Tiba-tiba lewat Ubay bin Ka’b di depan keduanya, maka Ibnu 'Abbas memanggilnya dan berkata:

Aku dan temanku ini berdebat tentang sahabat Musa 'Alaihis salam, yang ditanya tentang jalan yang akhirnya mempertemukannya, apakah kamu pernah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan masalah ini?

Ubay bin Ka’ab menjawab: Ya, benar, aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

Ketika Musa di tengah pembesar Bani Israil, datang seseorang yang bertanya: apakah kamu mengetahui ada orang yang lebih pandai darimu?

Berkata Musa 'Alaihis salam: Tidak.

Maka Allah Ta’ala mewahyukan kepada Musa 'Alaihis salam: Ada, yaitu hamba Kami bernama Hidlir.

Maka Musa 'Alaihis Salam meminta jalan untuk bertemu dengannya. Allah menjadikan ikan bagi Musa sebagai tanda dan dikatakan kepadanya;

jika kamu kehilangan ikan tersebut kembalilah, nanti kamu akan berjumpa dengannya. Maka Musa 'Alaihis Salam mengikuti jejak ikan di lautan. Berkatalah murid Musa 'Alaihis salam:

Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi? Sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidaklah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali setan.

Maka Musa 'Alaihis Salam berkata:.Itulah (tempat) yang kita cari. Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. Maka akhirnya keduanya bertemu dengan Hidlir 'Alaihis salam.

Begitulah kisah keduanya sebagaimana Allah ceritakan dalam Kitab-Nya.


Telah menceritakan kepada kami Abu Ma’mar berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Warits berkata, telah menceritakan kepada kami Khalid dari 'Ikrimah dari Ibnu 'Abbas berkata:

Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di sampingku lalu bersabda: Ya Allah, ajarkanlah dia Kitab.


Telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Abu Uwais berkata, Telah menceritakan kepadaku Malik dari Ibnu Syihab dari 'Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah dari Abdullah bin 'Abbas berkata;

aku datang dengan menunggang keledai betina, yang saat itu aku hampir menginjak masa baligh, dan Rasulullah sedang shalat di Mina dengan tidak menghadap dinding. Maka aku lewat di depan sebagian shaf kemudian aku melepas keledai betina itu supaya mencari makan sesukanya.

Lalu aku masuk kembali di tengah shaf dan tidak ada orang yang menyalahkanku.


Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Yusuf berkata,Telah menceritakan kepada kami Abu Mushir berkata, Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Harb Telah menceritakan kepadaku Az Zubaidi dari Az Zuhri dari Mahmud bin Ar Rabbi’ berkata:

Aku mengingat dari Nabi, saat Beliau melumuri air ludah Beliau di wajahku, saat itu aku baru berumur lima tahun.


Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al 'Ala` berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Usamah dari Buraid bin Abdullah dari Abu Burdah dari Abu Musa dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:

Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengan membawanya adalah seperti hujan yang lebat yang turun mengenai tanah.

Diantara tanah itu ada jenis yang dapat menyerap air sehingga dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Dan di antaranya ada tanah yang keras lalu menahan air (tergenang) sehingga dapat diminum oleh manusia, memberi minum hewan ternak dan untuk menyiram tanaman.

Dan yang lain ada permukaan tanah yang berbentuk lembah yang tidak dapat menahan air dan juga tidak dapat menumbuhkan tanaman.

Perumpamaan itu adalah seperti orang yang faham agama Allah dan dapat memanfa’atkan apa yang aku diutus dengannya, dia mempelajarinya dan mengajarkannya, dan juga perumpamaan orang yang tidak dapat mengangkat derajat dan tidak menerima hidayah Allah dengan apa yang aku diutus dengannya.

Berkata Abu Abdullah; Ishaq berkata: Dan diantara jenis tanah itu ada yang berbentuk lembah yang dapat menampung air hingga penuh dan diantaranya ada padang sahara yang datar.


Telah menceritakan kepada kami 'Imran bin Maisarah berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Warits dari Abu At-Tayyah dari Anas bin Malik berkata, telah bersabda Rasul shallallahu 'alaihi wasallam:

Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu dan merebaknya kebodohan dan diminumnya khamer serta praktek perzinahan secara terang-terangan.

3.23/79. Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari Syu’bah dari Qotadah dari Anas bin Malik berkata:

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat adalah sedikitnya ilmu dan merebaknya kebodohan, perzinahan secara terang-terangan, jumlah perempuan yang lebih banyak dan sedikitnya laki-laki, sampai-sampai (perbandingannya) lima puluh perempuan sama dengan hanya satu orang laki-laki.


3.24/80. Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin 'Ufair berkata, Telah menceritakan kepadaku Al Laits berkata, Telah menceritakan kepadaku 'Uqail dari Ibnu Syihab dari Hamzah bin Abdullah bin Umar bahwa Ibnu Umar berkata:

aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

Ketika aku tidur, aku bermimpi diberi segelas susu lalu aku meminumnya hingga aku melihat pemandangan yang bagus keluar dari kuku-kukuku, kemudian aku berikan sisanya kepada sahabat muliaku Umar bin Al Khaththab.

Orang-orang bertanya: Apa ta’wilnya wahai Rasulullah?

Beliau menjawab: Ilmu.


3.25/81. Telah menceritakan kepada kami Isma’il berkata, Telah menceritakan kepadaku Malik dari Ibnu Syihab dari 'Isa bin Thalhah bin Ubaidillah dari Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash;

bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri di Mina pada haji wada’ memberi kesempatan kepada manusia untuk bertanya kepada beliau.

Lalu datanglah seseorang dan berkata: Aku tidak menyadari, ternyata saat aku mencukur rambut aku belum menyembelih.

Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sembelihlah, tidak apa-apa

Kemudian datang orang lain dan berkata: Aku tidak menyadari, ternyata ketika berkurban aku belum melempar (jumrah) .

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: lemparlah dan tidak apa-apa.

Dan tidaklah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang sesuatu perkara sebelum dan sesudahnya kecuali beliau menjawab: Lakukanlah dan tidak apa-apa.


3.27/83. Telah menceritakan kepada kami Al Makki bin Ibrahim berkata, telah mengabarkan kepada kami Hanzhalah bin Abu Sufyan dari Salim berkata; aku mendengar Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:

Ilmu akan diangkat dan akan tersebar kebodohan dan fitnah merajalela serta banyak timbul kekacauan.

Ditanyakan kepada Beliau shallallahu 'alaihi wasallam: Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan kekacauan?

Maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: Begini. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberi isyarat dengan tangannya lalu memiringkannya. Seakan yang dimaksudnya adalah pembunuhan.


3.28/84. Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il berkata, Telah menceritakan kepada kami Wuhaib berkata, Telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Fatimah dari Asma’ berkata:

Aku menemui Aisyah saat dia sedang shalat. Setelah itu aku tanyakan kepadanya: Apa yang sedang dilakukan orang-orang?

Aisyah memberi isyarat ke langit. Ternyata orang-orang sedang melaksanakan shalat (gerhana matahari).

Maka Aisyah berkata: Maha suci Allah. Aku tanyakan lagi: Satu tanda saja?

Lalu dia memberi isyarat dengan kepalanya, maksudnya mengangguk tanda mengiyakan.

Maka akupun ikut shalat namun timbul perasaan yang membingungkanku, hingga aku siram kepalaku dengan air.

Dalam khutbahnya, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memuji Allah dan mensucikan-Nya, lalu bersabda: Tidak ada sesuatu yang belum diperlihatkan kepadaku, kecuali aku sudah melihatnya dari tempatku ini hingga surga dan neraka, lalu diwahyukan kepadaku:

bahwa kalian akan terkena fitnah dalam kubur kalian seperti -atau hampir berupa- fitnah -yang aku sendiri tidak tahu apa yang diucapkan Asma’ diantaranya adalah fitnah Al Masihud dajjal-; akan ditanyakan kepada seseorang (didalam kuburnya);

Apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini? Adapun orang beriman atau orang yang yakin, -Asma’ kurang pasti mana yang dimaksud diantara keduanyaakan menjawab:

'Dia adalah Muhammad Rasulullah telah datang kepada kami membawa penjelasan dan petunjuk. Maka kami sambut dan kami ikuti. Dia adalah Muhammad, ’ diucapkannya tiga kali.

Maka kepada orang itu dikatakan: ‘Tidurlah dengan tenang, sungguh kami telah mengetahui bahwa kamu adalah orang yang yakin’.

Adapun orang Munafiq atau orang yang ragu, -Asma’ kurang pasti mana yang dimaksud diantara keduanya-, akan menjawab; aku tidak tahu siapa dia, aku mendengar manusia membicarakan sesuatu maka akupun mengatakannya.


3.29/85. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata, telah menceritakan kepada kami Ghundar berkata, telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Abu Jamrah berkata aku pernah menjadi penerjemah antara Ibnu 'Abbas dan orang-orang, katanya; bahwasanya telah datang rombongan utusan Abdul Qais menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata:

Utusan siapakah ini atau kaum manakah ini?

Utusan itu menjawab: Rabi’ah.

Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: Selamat datang kaum atau para utusan dengan sukarela dan tanpa menyesal.

Para utusan berkata: Wahai Rasulullah kami datang dari perjalanan yang jauh sementara diantara kampung kami dan engkau ada kampung kaum kafir (suku) Mudlor, dan kami tidak sanggup untuk mendatangi engkau kecuali di bulan suci. Ajarkanlah kami dengan satu perintah yang jelas, yang dapat kami amalkan dan kami ajarkan kepada orang-orang di kampung kami dan dengan begitu kami dapat masuk surga. Lalu mereka bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang minuman.

Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan mereka dengan empat hal dan melarang dari empat hal, memerintahkan mereka untuk beriman kepada Allah satu-satunya, beliau berkata:

Tahukah kalian apa arti beriman kepada Allah satu-satunya? Mereka menjawab: Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan: Persaksian tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan dan kalian mengeluarkan seperlima dari harta rampasan perang.

Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang mereka dari empat perkara, yaitu dari meminum dari dari al hantam, ad Dubbaa` dan al Muzaffaat. Syu’bah menerangkan; terkadang beliau menyebutkan annaqir dan terkadang muqoyyir (bukan naqir). Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: jagalah semuanya dan beritahukanlah kepada orang-orang di kampung kalian.


3.30/86. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqotil Abu Al Hasan berkata, telah mengabarkan kepada kami Abdullah berkata, telah mengabarkan kepada kami Umar bin Sa’id bin Abu Husain berkata, telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Abu Mulaikah dari 'Uqbah bin Al Harits;

bahwasanya dia menikahi seorang perempuan putri Ibnu Ihab bin 'Aziz. Lalu datanglah seorang perempuan dan berkata:

Aku pernah menyusui 'Uqbah dan wanita yang dinikahinya itu.

Maka 'Uqbah berkata kepada perempuan itu:

Aku tidak tahu kalau kamu pernah menyusuiku dan kamu tidak memberitahu aku.

Maka 'Uqbah mengendarai kendaraannya menemui Rasul shallallahu 'alaihi wasallam di Madinah dan menyampaikan masalahnya.

Maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: harus bagaimana lagi, sedangkan dia sudah mengatakannya.

Maka 'Uqbah menceraikannya dan menikah dengan wanita yang lain.


3.31/87. Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu’aib dari Az Zuhri. Menurut jalur yang lainnya; Abu Abdullah berkata; dan berkata Ibnu Wahb; telah mengabarkan kepada kami Yunus dari Ibnu Syihab dari 'Ubaidullah bin Abdullah bin Abu Tsaur dari Abdullah bin 'Abbas dari Umar berkata:

Aku dan tetanggaku dari Anshar berada di desa Banu Umayyah bin Zaid dia termasuk orang kepercayaan di Madinah, kami saling bergantian menimba ilmu dari Rasul shallallahu 'alaihi wasallam, sehari aku yang menemui Beliau shallallahu 'alaihi wasallam dan hari lain dia yang menemui Beliau shallallahu 'alaihi wasallam,

Jika giliranku tiba, aku menanyakan seputar wahyu yang turun hari itu dan perkara lainnya.

Dan jika giliran tetanggaku tiba, ia pun melakukan hal yang sama.

Ketika hari giliran tetanggaku tiba, dia datang kepadaku dengan mengetuk pintuku dengan sangat keras, seraya berkata: Apakah dia ada disana? Maka aku kaget dan keluar menemuinya.

Dia berkata: Telah terjadi persoalan yang gawat!. Umar berkata: Aku pergi menemui Hafshah, dan ternyata dia sedang menangis, aku bertanya kepadanya: Apakah Rasul shallallahu 'alaihi wasallam menceraikanmu?

Hafshah menjawab: Aku tidak tahu. Maka aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sambil berdiri aku tanyakan: Apakah engkau menceraikan istri-istri engkau?

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: Tidak.

Maka aku ucapkan: Allah Maha Besar.


3.32/88. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir berkata, telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Ibnu Abu Khalid dari Qais bin Abu Hazim dari Abu Al Mas’ud Al Anshari berkata, seorang sahabat bertanya:

Wahai Rasulullah, aku hampir tidak sanggup shalat yang dipimpin seseorang dengan bacaannya yang panjang. Maka aku belum pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberi peringatan dengan lebih marah dari yang disampaikannya hari itu seraya bersabda:

Wahai manusia, kalian membuat orang lari menjauh. Maka barangsiapa shalat mengimami orang-orang ringankanlah. Karena diantara mereka ada orang sakit, orang lemah dan orang yang punya keperluan.


3.33/89. Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad berkata, Telah menceritakan kepada kami Abdul Malik bin 'Amru Al 'Aqadi berkata, Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilal Al Madini dari Rabi’ah bin Abu Abdurrahman dari Yazid mantan budak Al Munba’its, dari Zaid bin Khalid Al Juhani bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ditanya oleh seseorang tentang barang temuan, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

Kenalilah tali pengikatnya, atau Beliau berkata; kantong dan tutupnya, kemudian umumkan selama satu tahun, setelah itu pergunakanlah.

Jika datang pemiliknya maka berikanlah kepadanya.

Orang itu bertanya: Bagaimana dengan orang yang menemukan unta?

Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam marah hingga nampak merah mukanya, lalu berkata: apa urusanmu dengan unta itu, sedang dia selalu membawa air di perutnya, bersepatu sehingga dapat hilir mudik mencari minum dan makan rerumputan, maka biarkanlah dia hingga pemiliknya datang mengambilnya.

Orang itu bertanya lagi tentang menemukan kambing, maka Beliau menjawab: Itu untuk kamu atau saudaramu atau serigala.


3.34/90. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al 'Ala` berkata, Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Buraid dari Abu Burdah dari Abu Musa berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya tentang sesuatu yang Beliau tidak suka, ketika terus ditanya,

Beliau marah lalu berkata kepada orang-orang:

Bertanyalah kepadaku sesuka kalian.

Maka seseorang bertanya:

Siapakah bapakku?

Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:Bapakmu adalah Hudzafah.

Yang lain bertanya: Siapakah bapakku wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?:

Bapakmu Salim, sahaya Syaibah

Ketika Umar melihat apa yang ada pada wajah Beliau, dia berkata: Wahai Rasulullah, kami bertaubat kepada Allah 'azza wajalla.


3.35/91. Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu’aib dari Az Zuhri berkata, telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar, lalu Abdullah bin Hudzafah menghadap kepadanya dan berkata:

Siapakah bapakku? Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: Bapakmu Hudzaafah. Ketika semakin banyak pertanyaan,

Nabi bersabda: Bertanyalah kalian kepadaku?

Maka Umar turun berlutut seraya berkata: Kami ridla Allah sebagai Rabb kami, Islam sebagai agama kami dan Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sebagai Nabi Kami. Maka Abdullah bin Hudzafah terdiam.


3.36/92. Telah menceritakan kepada kami Abdah berkata, Telah menceritakan kepada kami Abdushshamad berkata, Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Al Mutsanna berkata; Tsumamah bin Abdullah telah menceritakan kepada kami dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila memberi salam, diucapkannya tiga kali dan bila berbicara dengan satu kalimat diulangnya tiga kali.


3.37/93. Telah menceritakan kepada kami 'Abdah bin Abdullah Ash Shafar Telah menceritakan kepada kami Abdushshamad berkata, Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Al Mutsanna berkata; Tsumamah bin Abdullah telah menceritakan kepada kami dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bila berbicara diulangnya tiga kali hingga dapat dipahami dan bila mendatangi kaum, Beliau memberi salam tiga kali.


3.39/95. Telah mengabarkan kepada kami Muhammad Ibnu Salam, Telah menceritakan kepada kami Al Muharibi berkata, Telah menceritakan kepada kami Shalih bin Al Hayyan berkata, telah berkata 'Amir Asy Sya’bi; telah menceritakan kepadaku Abu Burdah dari bapaknya berkata, telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

Ada tiga orang yang akan mendapat pahala dua kali;

seseorang dari Ahlul Kitab yang beriman kepada Nabinya dan beriman kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam,

dan seorang hamba sahaya yang menunaikan hak Allah dan hak tuannya.

Dan seseorang yang memiliki hamba sahaya wanita lalu dia memperlakukannya dengan baik, mendidiknya dengan baik, dan mengajarkan kepadanya dengan sebaik-baik pengajaran, kemudian membebaskannya dan menikahinya, maka baginya dua pahala.

Berkata 'Amir: Aku berikan permasalahan ini kepadamu tanpa imbalan, dan sungguh telah ditempuh untuk memperolehnya dengan menuju Madinah.


3.40/96. Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb berkata, Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Ayyub berkata; akumendengar ‘Atho’ berkata; aku mendengar Ibnu 'Abbas berkata:

aku menyaksikan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam -sedang menurut ‘Atho’, dia berkata; aku menyaksikan Ibnu 'Abbas berkata; - bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar bersama Bilal, -dan dia mengira bahwa dia tidak mendengar, - maka Nabi memberi pelajaran kepada para wanita dan memerintahkan untuk bersedekah, maka seorang wanita memberikan anting dan cincin emasnya, dan Bilal memasukkannya ke saku bajunya. Berkata Abu Abdullah; dan Isma’il berkata; dari Ayyub dari ‘Atho’, dan dia berkata; dari Ibnu 'Abbas bahwa ia bersaksi terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam


3.41/97. Telah menceritakan kepada kami Abdul 'Aziz bin Abdullah berkata, telah menceritakan kepadaku Sulaiman dari 'Amru bin Abu 'Amru dari Sa’id Al Maqburi dari Abu Hurairah, bahwa dia berkata: ditanyakan (kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

Wahai Rasulullah siapakah orang yang paling berbahagia dengan syafa’atmu pada hari kiamat?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:

Aku telah menduga wahai Abu Hurairah, bahwa tidak ada orang yang mendahuluimu dalam menanyakan masalah ini, karena aku lihat betapa perhatian dirimu terhadap hadits.

Orang yang paling berbahagia dengan syafa’atku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan ikhlas dari hatinya atau jiwanya.


3.42/98. Telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Abu Uwais berkata, telah menceritakan kepadaku Malik dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknya dari Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan.

Berkata Al Firabri Telah menceritakan kepada kami 'Abbas berkata, Telah menceritakan kepada kami Qutaibah Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Hisyam seperti ini juga.


3.43/99. Telah menceritakan kepada kami Adam berkata, Telah menceritakan kepada kami Syu’bah berkata, telah menceritakankepadaKu Ibnu Al Ashbahani berkata; aku mendengar Abu Shalih Dzakwan menceritakan dari Abu Sa’id Al Khudri; kaum wanita berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:

kaum lelaki telah mengalahkan kami untuk bertemu dengan engkau, maka berilah kami satu hari untuk bermajelis dengan diri tuan Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berjanji kepada mereka satu untuk bertemu mereka, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberi pelajaran dan memerintahkan kepada mereka, diantara yang disampaikannya adalah:

Tidak seorangpun dari kalian yang didahului oleh tiga orang dari anaknya kecuali akan menjadi tabir bagi dirinya dari neraka. Berkata seseorang: bagaimana kalau dua orang? Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: Juga dua.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata, Telah menceritakan kepada kami Ghundar berkata, Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Abdurrahman Al Ashbahani dari Dzakwan dari Abu Sa’id Al Khudri dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan dengan sanad seperti ini dari Abdurrahman Al Ashbahani berkata; aku mendengar Abu Hazm dari Abu Hurairah berkata: Tiga orang yang belum baligh.


3.44/100. Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Abu Maryam berkata, telah mengabarkan kepada kami Nafi’ bin Umar berkata, telah menceritakan kepadaku Ibnu Abu Mulaikah bahwa Aisyah istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidaklah mendengar sesuatu yang tidak dia mengerti kecuali menanyakannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sampai dia mengerti, dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda:

Siapa yang dihisab berarti dia disiksa Aisyah berkata: maka aku bertanya kepada Nabi: Bukankah Allah Ta’ala berfirman: Kelak dia akan dihisab dengan hisab yang ringan

Aisyah berkata: Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya yang dimaksud itu adalah pemaparan (amalan). Akan tetapi barangsiapa yang didebat hisabnya pasti celaka.


3.45/101. Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah menceritakan kepada saya Al Laits berkata, telah menceritakan kepada saya Sa’id dia adalah anaknya Abu Sa’id dari Abu Syuraih bahwa dia berkata kepada 'Amru bin Sa’id saat dia mengutus rombongan ke Makkah, Wahai amir, izinkan aku menyampaikan satu persoalan yang pernah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sampaikan dalam khutbahnya saat pembebasan Makkah.

Kedua telingaku mendengar, hatiku merasakannya dan kedua mataku melihat, beliau memuji Allah dan mensucikan Allah seraya bersabda: 'Sesungguhnya Makkah, Allah telah mensucikannya dan orang-orang (Musyrikin Makkah) tidak mensucikannya. Maka tidak halal bagi setiap orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir menumpahkan darah di dalamnya, dan tidak boleh mencabut pepohonan di dalamnya. Jika seseorang minta keringanan karena peperangan yang pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihiwasallam di dalamnya maka katakanlah ‘sesungguhnya Allah Ta’ala telah mengizinkan Rasul-Nya dan tidak mengizinkan kepada kalian.’

Sesungguhnya Allah Ta’ala telah mengizinkanku pada satu saat pada siang hari kemudian dikembalikan kesuciannya hari ini sebagaimana disucikannya sebelumnya. Maka hendaklah yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir. Maka dikatakan kepada Abu Syuraij, Apa yang dikatakan 'Amru?

Dia berkata, Aku lebih mengetahui daripadamu wahai Abu Syuraij: Beliau tidak akan melindungi orang yang bermaksiat, orang yang menumpahkan darah dan orang yang mencuri.


3.46/102. Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin 'Abdul Wahhab berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad dari Ayyub dari Muhammad dari Ibnu Abu Bakrah dari Abu Bakrah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan:

Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, Muhammad berkata; menurutku beliau mengatakan, dan kehormatan kalian adalah haram atas kalian sebagaimana haramnya hari kalian ini di bulan kalian ini. Hendaklah yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir. Dan Muhammad berkata, Benarlah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seperti apa yang disabdakannya, 'Bukankah aku telah menyampaikannya? ’ beliau ulangi hingga dua kali.


3.47/103. Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin Al Ja’d berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu’bah berkata, telah mengabarkan kepadaku Manshur berkata, aku mendengar Rib’i bin Jirasy berkata, aku mendengar 'Ali berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

“Janganlah kalian berdusta terhadapku (atas namaku), karena barangsiapa berdusta terhadapku dia akan masuk neraka.”


3.48/104. Telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid berkata, telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Jami’ bin Syaddad dari 'Amir bin 'Abdullah bin Az Zubair dari Bapaknya berkata, "Aku
berkata kepada Az Zubair, “Aku belum pernah mendengar kamu membicarakan sesuatu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana orang-orang lain membicarakannya?” Az Zubair menjawab,

"Aku tidak pernah berpisah dengan beliau, aku mendengar beliau mengatakan: “Barangsiapa berdusta terhadapku maka hendaklah ia persiapkan tempat duduknya di neraka.”


3.49/105. Telah menceritakan kepada kami Abu Ma’mar berkata, telah menceritakan kepada kami 'Abdul Warits dari 'Abdul 'Aziz berkata, Anas berkata, "Beliau melarangku untuk banyak menceritakan hadits kepada kalian karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa sengaja berdusta terhadapku (atas namaku), maka hendaklah ia persiapkan tempat duduknya di neraka.”


3.51/107. Telah menceritakan kepada kami Musa telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Abu Hushain dari Abu Shalih dari Abu Hurairah ia berkata,

"Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Berikanlah nama dengan namaku dan jangan dengan julukanku. Karena barangsiapa melihatku dalam mimpinya sungguh dia benar-benar telah melihatku, karena setan tidak sanggup menyerupai bentukku. Dan barangsiapa berdusta terhadapku, maka hendaklah ia persiapkan tempat duduknya dalam neraka.”


3.52/108. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salam berkata, telah mengabarkan kepada kami Waki’ dari Sufyan dari Mutharrif dari Asy Sya’bi dari Abu Juhaifah berkata, Aku bertanya kepada 'Ali bin Abu Thalib, Apakah kalian memiliki kitab? ia menjawab, Tidak, kecuali Kitabullah atau pemahaman yang diberikan kepada seorang Muslim, atau apa yang ada pada lembaran ini. Aku katakan, Apa yang ada dalam lembaran ini? Dia menjawab, Tebusan, membebaskan tawanan, dan jangan sampai seorang Muslim dibunuh demi membela seorang kafir.


3.53/109. Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim Al Fadll bin Dukain berkata, telah menceritakan kepada kami Syaiban dari Yahya dari Abu Salamah dari Abu Hurairah, bahwa suku Khaza’ah telah membunuh seorang laki-laki dari Bani Laits saat hari pembesan Makkah, sebagai balasan terbunuhnya seorang laki-laki dari mereka (suku Laits). Peristiwa itu lalu disampaikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu naik kendaraannya dan berkhutbah:

Sesungguhnya Allah telah membebaskan Makkah dari pembunuhan,atau pasukan gajah. Abu Ubaidullah berkata, Demikian Abu Nu’aim menyebutkannya, mereka ragu antara ‘pembunuhan’ dan ‘gajah’. Sedangkan yang lain berkata, Gajah. Lalu Allah memenangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan kaum Mukminin atas mereka.

Beliau bersabda: Ketahuilah tanah Makkah tidaklah halal bagi seorangpun baik sebelumku atau sesudahku, ketahuilah bahwa sesungguhnya ia pernah menjadi halal buatku sesaat di suatu hari. Ketahuilah, dan pada saat ini ia telah menjadi haram; durinya tidak boleh dipotong, pohonnya tidak boleh ditebang, barang temuannya tidak boleh diambil kecuali untuk diumumkan dan dicari pemiliknya. Maka barangsiapa dibunuh, dia akan mendapatkan satu dari dua kebaikan; meminta tebusan atau meminta balasan dari keluarga korban.

Lalu datang seorang penduduk Yaman dan berkata, Wahai Rasulullah, tuliskanlah buatku? beliau lalu bersabda: Tuliskanlah untuk Abu fulan. Seorang laki-laki Quraisy lalu berkata, Kecuali pohon Idzhir wahai Rasulullah, karena pohon itu kami gunakan di rumah kami dan di kuburan kami. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Kecuali pohon Idzhir, kecuali pohon Idzhir. Lalu dikatakan kepada Abu Abdullah, Apa yang dituliskan untuknya? Ia menjawab, Khutbah tadi.


3.54/110. Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin 'Abdullah berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan berkata, telah menceritakan kepada kami 'Amru berkata, telah mengabarkan kepadaku Wahhab bin Munabbih dari saudaranya berkata, aku mendengar Abu Hurairah berkata, Tidaklah ada seorangpun dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang lebih banyak haditsnya dibandingkan aku, kecuali 'Abdullah bin 'Amru. Sebab ia bisa menulis sedang saya tidak. Ma’mar juga meriwayatkan dari Hammam dari Abu Hurairah.


3.55/111. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sulaiman berkata, telah menceritakan kepadaku Ibnu Wahhab berkata, telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab dari 'Ubaidullah bin 'Abdullah dari Ibnu 'Abbas berkata, Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertambah parah sakitnya, beliau bersabda:

Berikan aku surat biar aku tuliskan sesuatu untuk kalian sehingga kalian tidak akan sesat setelahku. Umar berkata, Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam semakin berat sakitnya dan di sisi kami ada Kitabullah, yang cukup buat kami. Kemudian orang-orang berselisih dan timbul suara gaduh, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

Pergilah kalian menjauh dariku, tidak pantas terjadi perdebatan di hadapanku. Maka Ibnu 'Abbas keluar seraya berkata, Ini adalah musibah, dan sungguh segala musibah tidak boleh terjadi di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Al Qur’an.


3.56/112. Telah menceritakan kepada kami Shadaqah telah mengabarkan kepada kami Ibnu 'Uyainah dari Ma’mar dari Az Zuhridari Hind dari Ummu Salamah dan 'Amru. Dan dari Yahya bin Sa’id dari Az Zuhri dari Hind dari Ummu Salamah berkata, "Pada suatu malam Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terbangun lalu bersabda:

“Subhaanallah (Maha suci Allah), fitnah apakah yang diturunkan pada malam ini? Dan apa yang dibuka dari dua perbendaharaan (Ramawi dan Parsi)? Bangunlah wahai orang-orang yang ada di balik dinding (kamar-kamar), karena betapa banyak orang hidup menikmati nikmat-nikmat dari Allah di dunia ini namun akan telanjang nanti di akhirat (tidak mendapatkan kebaikan).”


3.57/113. Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin 'Ufair berkata, telah menceritakan kepada saya Al Laits berkata, telah menceritakan kepadaku 'Abdurrahman bin Khalid bin Musafir dari Ibnu Syihab dari Salim dan Abu Bakar bin Sulaiman bin Abu Hatsmah bahwa 'Abdullah bin 'Umar berkata,

"Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam shalat Isya’ bersama kami di akhir hayatnya. Setelah selesai memberi salam beliau berdiri dan bersabda: “Tidakkah kalian perhatikan malam kalian ini?. Sesungguhnya pada setiap penghujung seratus tahun darinya tidak akan tersisa seorangpun dari muka bumi ini.”