Apa saja guna vitamin D pada kesehatan?

Apakah vitamin D hanya baik untuk kesehatan tulang, atau apakah ada keuntungan lain untuk mengonsumsi vitamin D?

2 Likes

Selain untuk tulang, beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengaitkan vitamin D dengan beberapa penyakit. Namun harap diingat dibutuhkan penelitian lebih lanjut, karena hasil penelitian dibawah belum terbukti dengan cukup.

  1. Multiple Sclerosis
    Multiple sclerosis adalah penyakit autoimun yang menyerang sel saraf dirinya sendiri. Karena angka kejadian multiple sclerosis lebih besar di daerah non-equator, banyak peneliti yang berusaha mengaitkan vitamin D yang didapat dari matahari dengan pencegahan penyakit ini—meski belum didapat bukti yang kuat.

  2. Diabetes
    Jumlah vitamin D pada penderita diabetes lebih rendah dibanding orang normal. Meski belum ditemukan cara kerja vitamin D pada diabetes.

  3. Kegemukan
    Orang yang obesitas memiliki jumlah vitamin D dalam tubuh lebih rendah dibanding orang normal. Namun belun jelas apakah rendahnya vitamin D menyebabkan kegemukan, atau sebaliknya.

  4. Depresi
    Vitamin D memiliki peran dalam perkembangan otak dan fungsinya, dan jumlah vitamin D pada orang depresi tercatat lebih rendah dibandingkan dengan orang biasa. SAD (Seasonal Affective Disorder) sering terjadi di negara 4 musim dimana pada musim dingin, orang jadi jarang terpapar sinar matahari dan sering menimbulkan depresi.

Vitamin D memiliki banyak peranan dalam kesehatan tubuh manusia. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan beberapa penyakit, atau memicu perkembangan penyakit.

  1. Vitamin D dan Muskuloskeletal
    Konsekuensi akibat insufisiensi dan defisiensi vitamin D terhadap penyakit musculoskeletal antara lain hiperparatiroid, bone turnover dan bone loss meningkat, serta meningkatkan resiko fraktur trauma. Pada kadar ≥20 ng/ml, vitamin D diperlukan untuk menormalkan level PTH. Hal ini dapat meminimalkan resiko oteomalcia serta mengoptimalkan fungsi tulang dan otot. Kadar vitamin D 20 ng/ml adalah kadar minimum untuk menjamin kesehatan tulang optimum pada populasi umum maupun penderita osteoporosis.

  2. Vitamin D dan Kanker
    Konversi lokal bentuk 25(OH)D menjadi 1,25(OH)2D pada sel-sel kolon, payudara, dan prostat dalam sel yang sehat membantu mencegah malignansi. Suplementasi vitamin D menyebabkan setiap kenaikan kadar vitamin D sebesar 4 ng/ml berhubungan dengan turunnya resiko kanker kolorektal sebesar 6%.

  3. Vitamin D dan Diabetes Serta Penyakit Kardiovaskular
    Vitamin D memiliki efek antiinflamatori terhadap sistem vascular sehingga bertindak sebagai kardioprotektif. Kadar vitamin D 25-OH rendah menyebabkan peningkatan PTH, yang berhubungan dengan resistensi insulin dan meningkatkan beberapa protein fase akut. Kadar vitamin D 25-OH < 30 ng/ml sangat berkoelasi dengan hipetensi dan meningkatkan gula darah pada manusia.

  4. Vitamin D dan Penyakit Autoimun
    Vitamin D merupakan natural immune modulator. Studi epidemiologis, genetik, dan basic science menunjukkan peran potensial vitamin D dalam patogenesis beberapa penyakit sistemik dan autoimun spesifik organ seperti DM tipe-1, rheumatoid arthritis (RA), dan Crohn Disease (CD). Level vitamin D 25-OH total yang sangat rendah, yaitu < 6 ng/ml menjadi ciri khas pasien positif rheumatoid factor pada penderita rheumatoid arthritis. Studi populasi di Amerika menunjukkan bahwa wanita yang mengkonsumsi minimal 400 IU vitamin D per hari menurunkan resiko penyakit multiple sclerosis sebanyak 41%.

  5. Vitamin D dan Gangguan Neurologis
    Korelasi evidensi (minimal) antara status vitamin D rendah dengan resiko autis ditemukan oleh peneliti. Diet yang difortifikasi vitamin D3 dapat menurunkan resiko penyakit Alzheimer, depresi serta gangguan neurokognitif. Defisiensi vitamin D berhubungan dengan perubahan perilaku dan neurokimia otak pada uji coba tikus. Resiko depresi lebih kecil pada individu dengan level serum vitamin D 25-OH antara 20-34 ng/ml.

  6. Vitamin D dan Gangguan Kehamilan
    Dua puluh empat studi meta-analisis menunjukan wanita hamil dengan vitamin D 25-OH total <20 ng/ml lebih beresiko mengalami preeklampsia, DM gestasional, mengalami kelahiran prematur dan BBLLR (Berat Badan Lahir Rendah). Salah satu ciri patogenik utama preeklampsia adalah terjadinya disfungsi endotel maternal akibat gangguan angiogenesis dan berkurangnya kapasitas perbaikan endotel. 1,25(OH)2D3 meningkatkan sifat angiogenik sel progenitor endotel. Alasan ini menjelaskan pengaruh positif vitamin D3 mengurangi resiko preeklampsia. Merewood memberikan pernyataan bahwa wanita dengan kadar vitamin D 25-OH total <15 ng/ml dibanding ≥15 ng/ml memiliki resiko melahirkan secara caesar 4 kali lebih besar. Studi meta analisis Thorne-Lyman menyatakan efek benefit suplementasi vitamin D selama hamil terhadap berat badan bayi, namun tidak berefek signifikan terhadap outcomet maternal dan neonatal (Harefa, E., 2015).

Sumber:
http://repository.unimus.ac.id/475/3/BAB%20II.pdf

Kegunaan utama vitamin D adalah membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan vitamin C, hormon-hormon paratiroid dan kalsitonin, protein kolagen, serta mineral-mineral kalsium, fosfor, magnesium dan flour. Fungsi khusus vitamin D dalam hal ini adalah membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan fosfor tersedia di dalam darah untuk diendapkan pada proses pengerasan tulang (Almatsier,2010).

Di dalam saluran cerna, kalsitriol meningkatkan absorpsi vitamin D dengan cara merangsang sintesis protein pengikat-kalsium dan protein pengikatfosfor pada mukosa usus halus. Di dalam tulang, kalsitriol bersama hormon paratiroid merangsang pelepasan kalsium dari permukaan tulang ke dalam darah. Di dalam ginjal, kalsitriol merangsang reabsorbsi kalsium dan fosfor (Almatsier,2010).

Menurut Sumbono (2016), peran utama vitamin D dalam memelihara konsentrasi plasma calsium, sebab vitamin D merupakan pengatur utama dari penyerapan calsium dalam tubuhdan vitamin D juga digunakan untuk penyerapan fosfor untuk kekuatan tulang dan gigi, mengatur Kadar kalsium dalam darah, dan mengatur prokduksi hormon. Vitamin D dalam peningkatan konsentrasi kalsium dan fosfat dalam darah melalui pengangkutan zat kapur dan ion fosfat ke epihelium mucosa yang berhubungan dengan usus kecil pada penyerapannya, mengatur penyerapan calsium dari bagian dalam jaringan, penyerapan kembali calsium dan fosfat di dalam tubulus ginjal.