Apa saja gejala dari cara berjalan yang tidak normal atau walking (gait) abnormalities?

Walking abnormalities adalah suatu gangguan pada gerakan berjalan. Apa saja jenis-jenis gejala yang ditujukan pada walking abnormalities?

Berikut beberapa gejala dari gaya berjalan (gait) yang tidak normal (abnormal) :

1. Tabetic atau Ataxic Gait

Merupakan ciri khas penyakit pada columna posterior dan timbul akibat hilangnya sensasi proprioseptif pada ekstremitas. Pasien-pasien seperti ini berjalan dengan langkah-langkah yang lebar, membantingkan kakinya dan biasanya mengamati tungkainya sehingga mengetahui dimana tungkainya berada. Pada keadaan gelap atau mata tertutup, ataxia semakin memburuk. Gerakan yang canggung dan tidak menentu merupakan ciri khas. Kaki diletakkan terpisah terlalu lebar anatara yang satu dengan yang lainnya, dan ketika melangkah penderita mengangkat kaki dengan tiba-tiba dan terlalu tinggi untuk kemudian membantingkan atau menghentakkannya kuat-kuat pada lantai. Timbul ketidakteraturan dalam jarak setiap langkahnya, berjalan terhuyung-terhuyung dan limbung, biasanya dengan deviasi ke salah satu sisi.

2. Hemiplegic Gait

Tungkai yang sakit tampak kaku dan diayunkan pada panggul dengan gerak setengah lingkaran oleh gerakan tubuh; pasien doyong ke sisi yang sakit dan lengan pada sisi tersebut berada dalam keadaan kaku serta semifleksi. Suatu gaya berjalan yang serupa terjadi pada setiap gangguan yang menyebabkan paggul atau lutut tidak bergerak. Ekstremitas yang sakit dan spastik digerakkan ke depan dengan susah payah karena mobilitas sendinya terganggu. Jari-jari kaki pada tungkai yang hemiplegia cenderung tertarik ke bawah, sehingga gerakkan abduksi dan circumduksi dari ekstremitas diperlukan untuk menggerakan ke depan.

3. Scissors Gait

image

Merupakan ciri khas paraplegia spastik. Kedua tungkai adduksi, menyilang silih berganti di depan tungkai yang satu dengan lutut saling begesek. Akibatnya langkah-langkahnya pendek dan jalannya menjadi lambat. Kedua tungkai spastik. Ekstremitas bawah tersebut bergerak ke depan dengan sikap yang kaku, tersentak-sentak dan kadang-kadang disertai gerakan kompensasi yang menonjol dari tubuh dan ekstremitas atas.

4. Drunken atau Staggering Gait

Gaya berjalan terhuyung-huyung ini terlihat pada alkoholisme akut yang dapat pula terjadi akibat keracunan obat, neuritis multiple, tumor otak, multiple sclerosis atau paresis umum.

5. Waddling atau Clumsy Gait

Gaya berjalan terombang-ambing ini terjadi akibat dislokasi sendi panggul atau distrofi otot dengan kelemahan panggul. Pada kedua keadaan tersebut, otot-otot badan dipaksa bekerja sehingga penderita terombang-ambing ke kanan dan ke kiri. Kelemahan otot badan dan lengkung panggul menyebabkan pelvis miring. Gaya berjalan terombang-ambing ini terjadi akibat kesukaran dalam mempertahankan pelvis dengan sudut yang tepat terhadap ekstremitas penunjang berat tubuh, dengan jatuhnya pelvis ke sisi kiri yang tidak menunjang sebaliknya, sebagai suatu kompensasi berlebihan, menimbulkan gerak tubuh ke sisi yang menunjang. Distrofi otot mempunyai ciri khas berupa kelemahan otot-otot badan dan lengkung panggul, yang menyebabkan punggung melengkung ke depan, perut menonjol dan gaya berjalan terombang-ambing.

6. Steppage Gait

Ditandai oleh gerakan lutut yang tinggi dan kaki terkulai. Bahkan kalau tungkai diangkat, jari-jari kaki terseret sepanjang lantai, terjadi pada paralisis. Kelompok otot tibialis anterior, seperti pada neuritis alkohol, cedera nervus peroneus, poliomyelitis dan atrofi muscular progesif. Kalau terjadi food drop bilateral, maka gaya berjalannya dapat menyerupai gaya berjalan seekor kuda yang mengangkat kakinya tinggi-tinggi.

7. Cerebellar Gait atau Ataxia

Ditandai oleh irregularitas dan keadaan limbung yang nyata dengan vertigo dan cenderung terhuyung-huyung ke satu sisi. Ekstremitas bawah tampak lemas; gerakan tungkai untuk melangkah dimulai lambat-lambat tetapi kemudian secara kasar, mendadak dan tidak menentu tungkai tersebut dijatuhkan ke depan serta tiba di lantai dengan hentakkan. Langkahnya lebar, irregular, terhuyung-huyung atau menyimapang dengan langkah yang limbung pada saat membelok.

8. Propulsion atau Festination Gait

Gaya berjalan propulasi pada paralisis agitans ditandai oleh sikap tubuh yang limbung ke depan dan langkah-langkahnya diseret, yang mula-mula dimulai dengan perlahan dan kemudian makin menjadi cepat. Penderita dengan gambaran Parkinsonisme yang klasik memperlihatkan sikap tubuh yang miring, langkahnya pendek-pendek dan kerapkali makin bertambah cepat sehingga seolah-olah penderita tengah mengejar pusat gravitasinya.

9. Hysterical Gait

Gaya berjalan histerik menyerupai berbagai paralisis (misalnya monoplegia, hemiplegia atau paraplegia) tetapi berbeda dengan bentuk-bentuk organik pada gejala yang lebih nyata dan lengkap, dengan kemampuan menggunakan tungkai tersebut dalam keadaan darurat. Gata berjalannya tampak aneh dan tidak masuk di akal, ditandai oleh gerakan mengatur keseimbangan yang berlebih-lebihan dan tidak terlihat konsisten antara gaya berjalannya dengan kemampuan penderita yang sesungguhnya untuk menggerakkan tungkainya secara volunter. Mungkin terdapat gerakan tiba-tiba, berbentuk zigzag, gerakan nai turun yag irregular atau gerakan yang berlebihan, sangat lambat, ragu-ragu dan slow motion.

10. Astasia-Abasia

Merupakan ataxia histerikal dengan inkoordinasi yang aneh sehingga penderita tidak mampu berdiri atau berjalan padahal semua tungkainya dapat digerakkan dengan normal ketika penderita duduk atau berada di ranjang.

11. Limping Gait atau Antalgic Gait

Kalau timbul rasa nyeri ketika ekstremitas bawah harus menerima bebannya, maka pasien akan meletakkan ekstermitas yang menderita tersebut dengan perlahan-lahan dan mengambil langkah-langkah yang pendek agar kaki yang sakit secepat mungkin bebas dari bebannya. Tungkai yang baik dilangkahkan dengan cepat ke depan dan dihentakkan kuat-kuat ke lantai. Keadaan timpang ini dapat menyertai berbagai keadaan, termasuk memendeknya ekstremitas bawah dan deformitas kaki.

Sumber : http://rizkyputrift.blogspot.co.id