Apa saja fungsi-fungsi manajemen di dalam organisasi?

fungsi manajemen

Manajemen adalah seni yang menghubungan ilmu dan pengorganisasian. Beberapa fungsi manajemen adalah ; menyusun perencanaan, membangun organisasi dan pengorganisasiannya, pergerakan, serta pengendalian atau pengawasan.

Apa saja fungsi-fungsi manajemen di dalam organisasi ?

George R. Terry,1958 dalam bukunya Principles of Management membagi empat fungsi dasar manajemen, yaitu Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan) dan Controlling (Pengawasan).

Keempat fungsi manajemen ini disingkat dengan POAC.

Planning (Perencanaan)

George R. Terry dalam bukunya Principles of Management mengemukakan tentang Planning sebagai berikut, yaitu

“Planning is the selecting and relating of facts and the making and using of assumptions regarding the future in the visualization and formulation to proposed of proposed activation believed necesarry to accieve desired result”.

“…Perencanaan adalah pemilih fakta dan penghubungan fakta- fakta serta pembuatan dan penggunaan perkiraan-perkiraan atau asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.”

Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian tidak dapat diwujudkan tanpa ada hubungan dengan yang lain dan tanpa menetapkan tugas-tugas tertentu untuk masing- masing unit. George R. Terry dalam bukunya Principles of Management mengemukakan tentang organizing sebagai berikut, yaitu

Organizing is the determining, grouping and arranging of the various activities needed necessary forthe attainment of the objectives, the assigning of the people to thesen activities, the providing of suitable physical factors of enviroment and the indicating of the relative authority delegated to each respectives activity.

Pengorganisasian adalah penentuan, pengelompokkan, dan penyusunan macam-macam kegiatan yang dipeelukan untuk mencapai tujuan, penempatan orang-orang (pegawai), terhadap kegiatan-kegiatan ini, penyediaan faktor-faktor physik yang cocok bagi keperluan kerja dan penunjukkan hubungan wewenang, yang dilimpahkan terhadap setiap orang dalam hubungannya dengan pelaksanaan setiap kegiatan yang diharapkan.

Terry (Sukarna, 2011) juga mengemukakan tentang azas-azas organizing, sebagai berikut, yaitu :

  1. The objective atau tujuan.
  2. Departementation atau pembagian kerja.
  3. Assign the personel atau penempatan tenaga kerja.
  4. Authority and Responsibility atau wewenang dan tanggung jawab.
  5. Delegation of authority atau pelimpahan wewenang.

Actuating (Pelaksanaan/Penggerakan)

Menurut George R. Terry dalam bukunya Principles of Management mengatakan bahwa

Actuating is setting all members of the group to want to achieve and to strike to achieve the objective willingly and keeping with the managerial planning and organizing efforts.

Penggerakan adalah membangkitkan dan mendorong semua anggota kelompok agar supaya berkehendak dan berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari pihak pimpinan.

Definisi diatas terlihat bahwa tercapai atau tidaknya tujuan tergantung kepada bergerak atau tidaknya seluruh anggota kelompok manajemen, mulai dari tingkat atas, menengah sampai kebawah. Segala kegiatan harus terarah kepada sasarannya, mengingat kegiatan yang tidak terarah kepada sasarannya hanyalah merupakan pemborosan terhadap tenaga kerja, uang, waktu dan materi atau dengan kata lain merupakan pemborosan terhadap tools of management. Hal ini sudah barang tentu merupakan mis-management.

Tercapainya tujuan bukan hanya tergantung kepada planning dan organizing yang baik, melainkan juga tergantung pada penggerakan dan pengawasan. Perencanaan dan pengorganisasian hanyalah merupakan landasan yang kuat untuk adanya penggerakan yang terarah kepada sasaran yang dituju. Penggerakan tanpa planning tidak akan berjalan efektif karena dalam perencanaan itulah ditentukan tujuan, budget, standard, metode kerja, prosedur dan program. (Sukarna, 2011: 82-83).

Faktor-faktor yang dierlukan untuk penggerakan yaitu:

  1. Leadership (Kepemimpinan)
  2. Attitude and morale (Sikap dan moril)
  3. Communication (Tatahubungan)
  4. Incentive (Perangsang)
  5. Supervision (Supervisi)
  6. Discipline (Disiplin).

Controlling (Pengawasan)

Control mempunyai perananan atau kedudukan yang penting sekali dalam manajemen, mengingat mempunyai fungsi untuk menguji apakah pelaksanaan kerja teratur tertib, terarah atau tidak. Walaupun planning, organizing, actuating baik, tetapi apabila pelaksanaan kerja tidak teratur, tertib dan terarah, maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai. Dengan demikian control mempunyai fungsi untuk mengawasi segala kegaiatan agara tertuju kepada sasarannya, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Untuk melengkapi pengertian diatas, menurut George R. Terry (Sukarna, 2011: 110) mengemukakan bahwa Controlling, yaitu:

Controlling can be defined as the process of determining what is to accomplished, that is the standard, what is being accomplished. That is the performance, evaluating the performance, and if the necessary applying corrective measure so that performance takes place according to plans, that is conformity with the standard.

Pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standard, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan bilaman perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras dengan standard (ukuran).

Terry (Sukarna, 2011), mengemukakan proses pengawasan sebagai berikut, yaitu:

  1. Determining the standard or basis for control (menentukan standard atau dasar bagi pengawasan)
  2. Measuring the performance (ukuran pelaksanaan)
  3. Comparing performance with the standard and ascerting the difference, it any (bandingkan pelaksanaan dengan standard dan temukan jika ada perbedaan)

Correcting the deviation by means of remedial action (perbaiki penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat).

Fungsi-fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Namun terdapat perbedaan pandangan mengenai fungsi-fungsi manajemen oleh beberapa ahli.

  • Menurut George R. Terry fungsi-fungsi manajemen meliputi Perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing), Pengarahan (actuating) dan Pengendalian (controlling).

  • Menurut Henry Fayol, fungsi-fungsi manajemen meliputi Perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing), Pengarahan (commanding), Pengkoordinasian (coordinating), Pengendalian (controlling).

  • Menurut Ricki W. Griffin, fungsi-fungsi manajemen meliputi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan (planning and decision making), pengorganisasian (organizing), Pengarahan (leading) serta pengendalian (controlling).

Dari perbandingan beberapa fungsi-fungsi manajemen di atas, dapat dipahami bahwa semua manajemen diawali dengan perencanaan (Planning) karena perencanaan yang akan menentukan tindakan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Setelah perencanaan adalah pengorganisasian (organizing).

Hampir semua ahli menempatkan pengorganisasian diposisi kedua setelah perencanaan. Pengorganisasian merupakan pembagian kerja dan sangat berkaitan erat dengan fungsi perencanaan karena pengorganisasian pun harus direncanakan. Selanjutnya setelah menerapkan fungsi perencanaan dan pengorganisasian adalah menerapkan fungsi pengarahan yang diartikan dalam kata yang berbeda-beda seperti actuating, leading, dan commanding, tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu mengarahkan semua karyawan agar mau bekerjasama dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Tetapi juga ada penambahan fungsi pengkoordinasian (coordinating) setelah fungsi pengarahan.

Fungsi pengkoordinasian untuk mengatur karyawan agar dapat saling bekerjasama sehingga terhindar dari kekacauan, percekcokan dan kekosongan pekerjaan. Selanjutnya fungsi terakhir dalam proses manajemen adalah pengendalian (controlling). Pada fungsi manajemen ini, peneliti lebih cenderung memakai fungsi manajemen menurut Henry Fayol untuk menjawab penelitian mengenai manajemen pelayanan kebersihan.

Adapun penjelasan mengenai fungsi-fungsi manajemen menurut ahli Henry Fayol adalah sebagai berikut :

Perencanaan (planning)



Gambar Proses Perencanaan

Perencanaan (planning) adalah fungsi dasar (fundamental) manajemen, karena pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengendalian pun harus terlebih dahulu direncanakan. Perencanaan ini dinamis artinya dapat dirubah sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi pada saat itu. Perencanaan ini ditujukan pada masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, karena adanya perubahan kondisi dan situasi, sedangkan hasil dari perencanaan akan diketahui pada masa depan.

Tentunya setiap organisasi maupun instansi melakukan perencanaan terlebih dahulu sebelum melaksanakan kegiatan selanjutnya, demikian juga dengan dinas-dinas yang terkait dalam penyelenggaraan pelayanan kebersihan dan pengelolaan sampah di Bandar Lampung. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai perencanaan, maka perlu memahami definisi perencanaan menurut beberapa ahli manajemen.

  • Menurut Henry Fayol, perencanaan berupa penentuan langkah awal yang memungkinkan organisasi mampu mencapai suatu tujuan dan juga menyangkut tentang upaya yang dilakukan untuk mengantisispasi kecenderungan di masa-masa yang akan datang dan penentuan sebuah strategi atau taktik yang tepat untuk mewujudkan target tujuan suatu organisasi.

  • Menurut Louis A. Allen, perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sedangkan menurut ahli manajemen,

  • Menurut Harold Koontz dan Cyril O’ Donnel, perencanaan adalah fungsi daripada manajer di dalam pemilihan alternatif-alternatif, tujuan-tujuan kebijaksanaan, prosedur- prosedur dan program.

Menurut Koontz O’ Donnell, menjelaskan bahwa tipe-tipe perencanaan dapat dibedakan menjadi tujuan, kebijakan, prosedur, peraturan-peraturan, anggaran, program dan strategi.

Sedangkan menurut Robert Anthony, perencanaan dibedakan menjadi tiga macam jenisnya, yaitu :

  1. Perencanaan Strategis
    Merupakan suatu proses perencanaan dimana keputusan tentang tujuan organisasi akan dicapai melalui pengelolaan sumber-sumber daya dan dana yang dimiliki, didasarkan pada kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

  2. Perencanaan untuk mengendalikan manajemen
    Merupakan suatu proses perencanaan dimana manajer bertanggungjawab bahwa penggunaan sumber-sumber daya dan dana digunakan seefektif mungkin dan seefisien mungkin untuk mencapai tujuan organisasi.

  3. Perencanaan operasional
    Merupakan suatu proses dimana usaha melaksanakan kegiatan tertentu dijamin seefektif dan seefisien mungkin.

Pengorganisasian (organizing)


Proses Pengorganisasian
Gambar Proses Pengorganisasian

Fungsi pengorganisasian yang dalam bahasa inggrisnya adalah organizing berasal dari kata organize yang berarti menciptakan struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa, sehingga hubungannya satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhannya.

Penggorganisasian berbeda dengan organisasi.

Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen dan suatu proses yang dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang statis. Pengorganisasian dapat diartikan penentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokkan tugas-tugas dan membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan departemen-departemen (subsistem) dan penentuan hubungan-hubungan.

Untuk memahami pengorganisasian secara mendalam, maka perlu mengetahui arti pengorganisasian menurut beberapa ahli. Berdasarkan pengertian pengorganisasian, maka dapat dikatakan bahwa terdapat ciri-ciri yang dimiliki oleh organisasi yang melakukan fungsi pengorganisasian antara lain :

  1. Manusia, artinya organisasi baru ada jika ada unsur manusia yang bekerja sama, ada pemimpin dan ada yang dipimpin.

  2. Tempat kedudukan, artinya organisasi baru ada jika ada tempat kedudukannya

  3. Tujuan artinya, organisasi baru ada apabila ada tujuan yang hendak dicapai.

  4. Pekerjaan, artinya organisasi itu baru ada jika ada pekerjaan yang akan dikerjakan serta ada pembagian pekerjaan.

  5. Struktur, artinya organisasi itu baru ada jika ada hubungannya dan kerjasama antar manusia yang satu dengan yang lainnya.

  6. Teknologi, artinya organisasi itu baru ada jika terdapat unsure teknis.

  7. Lingkungan, artinya organisasi itu baru ada jika ada lingkungan yang saling mempengaruhi misalnya ada sistem kerjasama sosial.

Menurut George R. Terry pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang- orang, sehingga mereka dapat bekerjasama secara efisisen dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.

Henry Fayol mengemukakan teori pengorganisasian mengenai organisasi lini yaitu terdapat pemusatan wewenang pada tingkat pimpinan organisasi sehingga berbagai fungsi berpusat dalam tangan pimpinan tertentu karena dengan tegas memisahkan bidang kegiatan pimpinan (manajerial sebagai pusat wewenang) dan bidang kegiatan teknis (nonmanajerial). Akibatnya muncul persyaratan tertentu (generalis serba,bisa berpengatahuan luas) bagi jabatan pimpinan yang berbeda dari pekerja teknis/spesialis yang berpengatuahn kejuruan.

Selain itu, definsi pengorganisasian dikemukakan oleh Kontz dan O’Donnel, menurut mereka fungsi pengorganisasian manajer meliputi penentuan penggolongan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk tujuan-tujuan perusahaan, pengelompokkan kegiatan-kegiatan tersebut ke dalam suatu bagian yang dipimpin oleh seorang manajer, serta melimpahkan wewenang untuk melaksanakannya.

Menurut Gordon ada tiga bentuk struktur organisasi yang cukup popular dan selama ini dipeegunakan dalam organisasi publik, yaitu:

  • Lini

    Bentuk lini merupakan struktur yang paling sederhana. Lini ditandai dengan garis hubungan yang bersifat vertical antara setiap tingkatan organisasi. Semua anggota organisasi menerima perintah melalui prinsip scalar. Struktur kewenangan dalam bentuk ini sangat jelas dan dikembangkan dalam organisasi yang memiliki ruang lingkup kecil. Sistem pembagian perintah dari pucuk pimpinan kepada bawahan menyangkut seluruh kegiatan operasional dan kegiatan penunjang, sehingga semua struktur di bawah manajer terlibat dalam kegiatan operasional.

  • Lini dan Staf
    Bentuk lini dan staf menghasilkan konstruksi struktur yang agak berbeda dengan yang pertama karena adanya tambahan staf. Staf hanya merupakan fasilitator, dan membantu tugas pimpinan seperti memberikan masukan, nasihat, membantu pengawasan. Akan tetapi, staf tidak memiliki otoritas dan hubungan langsung kepada bawahan. Staf diangkat berdasarkan keahlian yang dimiliki.

  • Matrix
    Bentuk matrix adalah bentuk organisasi proyek. Bentuk ini merupakan kombinasi sumber daya manusia dan non manusia yang diolah bersama-sama dan bersifat sementara, dan dibuat untuk tujuan khusus. Apabila sudah selesai sumber daya manusia yang dikonsentrasikan di sana akan kembali pada unit masing-masing.

Prinsip-prinsip pengorganisasian menurut Henry Fayol adalah pembagian tugas pekerjaan, kesatuan pengarahan, sentralisasi, mata rantai tingkat jenjang organisasi.

Pengarahan (commanding)


Hubungan antara Pengarahan dan Kontrol
Gambar Hubungan antara Pengarahan dan Kontrol

Fungsi pengarahan (commanding) merupakan fungsi terpenting dan paling dominan dalam proses manajemen. Fungsi ini baru dapat diterapkan setelah rencana, organisasi, dan karyawan ada. Jika fungsi ini diterapkan maka proses manajemen dalam merealisasi tujuan dimulai. Namun, penerapan fungsi ini sangat sulit,rumit dan kompleks karena keinginan karyawan tidak dapat dipenuhi sepenuhnya. Hal ini disebabkan karena karyawan adalah makhluk hidup yang punya pikiran, perasaan, harga diri, cita-cita dan lain-lainnya.

Prinsip-prinsip pengarahan ditujukan pada keterpaduan antara tujuan perorangan dan tujuan organisasinya, keterpaduan antara tujuan kelompok dan tujuan organisasinya, kerjasama antar pimpinan, partisispasi dalam pembuatan keputusan, terjalinnya komunikasi yang efektif dan pengawasan yang efektif dan efisien.

Definisi fungsi pengarahan secara sederhana adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan.

  • Menurut Henry Fayol, pengarahan dilakukan untuk memberikan arahan kepada Sumber Daya Manusia sebagai pegawai di dalam suatu organisasi atau perusahaan agar pegawai tersebut mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik.

  • Menurut George R. Terry pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian.

Pengoordinasian (coordinating)


Setelah dilakukan pendelegasian wewenang dan pembagian pekerjaan kepada para karyawan oleh manajer, langkah selanjutnya adalah pengkoordinasian. Setiap bawahan mengerjakan hanya sebagian dari pekerjaan perusahaan, karena itu masing-masing pekerjaan bawahan harus disatukan, diintegrasikan, dan diarahkan untuk mencapai tujuan. Tanpa koordinasi tugas dan pekerjaan dari setiap individu karyawan maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai.

Koordinasi itu sangat penting di dalam suatu organisasi. Beberapa alasan mengapa organisasi sangat penting, yaitu :

  • Untuk mencegah terjadinya kekacauan, percekcokan, dan kekembaran atau kekosongan pekerjaan.
  • Agar orang-orang dan pekerjaannya diselaraskan serta diarahkan untuk pencapaian tujuan perusahaan/organisasi.
  • Agar sarana dan prasarana dimanfaatkan untuk mencapai tujuan.
  • Supaya semua unsur manajemen (6M) dan pekerjaan masing-msing individu karyawan harus membantu tercpainya tujuan organisasi.
  • Supaya semua tegas, kegiatan, dan pekerjaan terintegrasi kepada sasaran yang diinginkan.

Menurut Terry, terdapat beberapa tipe-tipe koordinasi, antara lain :

  1. Koordinasi Vertikal
    Koordinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada di bawah dan tanggungjawabnya.

  2. Koordinasi Horizontal
    Koordinasi horizontal adalah mengoordinasikan tindakan-tindakan atau kegiatan- kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalam tingkat organisasi (aparat) yang setingkat. Koordinasi horizontal dibagi atas interdisciplinary dan interralated.

    • Interdisciplinary adalah suatu koordinasi dalam rangka mengarahkan, menyatukan tindakan-tindakan, mweujudkan, dan menciptakan disiplin antara unit yang satu dengan unit yang lain secara intern maupun ekstern pada unit-unit yang sama tugasnya.

    • Interrelated adalah koordinasi antarbadan (instansi) atau unit-unit yang fungsinya berbeda, tetapi instansi yang satu dengan yang lain saling bergantungan atau mempunyai kaitan baik, cara intern maupun ekstern yang levelnya setara.

Pengoordinasian ini merupakan tugas penting yang harus dilakukan oleh seorang manajer dan tugas ini sangat sulit. Untuk lebih jelasanya mengenai pengertian pengkoordinasian, perlu pemahaman lebih mendalam mengenai fungsi pengkoordinasian. Peneliti mengutip beberapa definisi fungsi pengkoordinasian oleh beberapa ahli.

Menurut E.F.L Brech, pengkoordinasian adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya diantara para anggota itu sendiri.

Menurut Henry Fayol, pengkoordinasikan berarti mengikat bersama menyatukan dan menyelaraskan semua kegiatan yang ada dalam mencapai tujuan organisasi. Koordinasi yang baik dapat dilakukan jika masing-masing individu menyadari dan memahami akan tugas-tugas mereka. Mereka harus mengetahui bahwa sebenarnya tugas mereka sangat membantu pada usaha-usaha untuk mencapai tujuan organisasi.

  • Menurut T. Hani Handoko, pengkoordinasian adalah pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.

Cara-cara mengadakan koordinasi yang baik dapat dilakukan yaitu dengan cara berikut ini :

  • Memberikan keterangan langsung dan secara bersahabat. Keterangan mengenai pekerjaan saja tidak cukup, karena tindakan-tindakan yang tepat harus diambil untuk menciptakan dan menghasilkan koordinasi yang baik.

  • Mengusahakan agar pengetahuan dan penerimaan tujuan yang akan dicapai oleh anggota, tidak menurut masing-masing individu anggota dengan tujuannya sendiri-sendiri. Tujuan itu adalah tujuan bersama.

  • Mendorong para anggota untuk bertukar pikiran, mengemukakan ide, saran- saran dan sebagainya.

  • Mendorong para anggota untuk berpartisipasi dalam tingkat perumusan penciptaan sasaran.

  • Membina human relation yang baik antar sesame pegawai.

  • Manajer sering melakukan komunikasi informal dengan para bawahan.

Suatu koordiansi yang baik terjadi jika memperoleh partisipasi dari bawahan, dan pihak-pihak yang terkait yang akan melakukan pekerjaan diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan supaya mereka antusias dalam melaksanakannya.

Pengendalian (controlling)


Proses Pengendalian atau Controlling
Gambar Proses Pengendalian atau Controlling

Fungsi pengendalian (controlling) adalah fungsi terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses manajemen, karena itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Pengendalian ini berkaitan erat dengan fungsi perencanaan dan kedua fungsi ini merupakan hal yang saling mengisi, karena :

  • Pengendalian harus terlebih dahulu direncanakan.
  • Pengendalian baru dapat dilakukan jika ada rencana.
  • Pelaksanaan rencana akan baik, jika pengendalian dilakukan dengan baik.
  • Tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah pengendalian atau penilaian dilakukan.

Pemahaman mengenai fungsi pengendalian dikemukakan oleh beberapa ahli. Seperti menurut George R. Terry dalam buku Principles of Management mengemukakan pengendalian dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilaksanakan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bilamana perlu melakukan perbaikan- perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar.

Menurut Harold Koontz, pengendalian artinya pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat terselenggara.

Menurut Earl P. Strong, pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan dan rencana.

Fungsi Manajemen terdiri atas 5 fungsi utama, yaitu :

1. Planning (Fungsi Perencanaan)
Planning adalah suatu aktivitas menyusun tujuan perusahaan lalu dilanjutkan dengan menyusun berbagai rencana-rencana guna mencapai tujuan perusahaan yang sudah ditentukan. Planning dilaksanakan dalam penentuan tujuan organisasi secara keseluruhan dan merupakan langkah yang terbaik untuk mencapai tujuannya itu. Pihak manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum pengambilan tindakan kemudian menelaah rencana yang terpilih apakah sesuai dan bisa dipergunakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan adalah proses awal yang paling penting dan seluruh fungsi manajemen, karena fungsi yang lain tidak akan bisa berjalan tanpa planning.

Beberapa manfaat yang kita dapatkan ketika kita melaksanan planning

  • Bisa membuat pelaksanaan tugas menjadi tepat serta aktivitas tiap unit akan terorganisasi ke arah tujuan yang sama.
  • Dapat menghindari kesalahan yang mungkin akan terjadi.
  • Memudahkan pengawasan.
  • Dipergunakan sebagai pedoman dasar dalam menjalankan aktivitas.

2. Organizing (Fungsi Perngorganisasian)
Organizing adalah suatu aktivitas pengaturan dalam sumber daya manusia dan sumber daya fisik lainnya yang dimiliki oleh perusahaan untuk bisa melakukan rencana yang sudah ditetapkan dan mencapai tujuan utama perusahaan. Dalam bahasa yang lebih sederhana organizing merupakan seluruh proses dalam mengelompokkan semua orang, alat, tugas tanggung-jawab dan wewenang yang dimiliki sedemikian rupa hingga memunculkan kesatuan yang bisa digerakkan dalam mencapai tujuan.

Organizing dapat membuat manajer mudah dalam melaksanakan pengawasan serta penentuan personil yang diperlukan untuk menjalankan tugas yang sudah dibagi-bagi. Pengorganisasian bisa dijalankan dengan menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa personil yang menjalankannya, bagaimana tugasnya dikelompokkan, siapa yang harus bertanggungjawab terhadap tugas tersebut. Dibawah ini adalah aktivitas yang ada dalam Organizing (fungsi pengorganisasian)

  • Mengalokasikan sumber daya, menyusun dan menetapkan tugas-tugas serta menetapkan prosedur yang dibutuhkan.

  • Menetapkan struktur perusahaan yang menunjukkan adanya garis kewenangan serta tanggung jawab.

  • Aktivitas perekrutan, menyeleksi orang, pelatihan serta pengembangan tenaga kerja.

  • Aktivitas penempatan tenaga kerja dalam posisi yang pas dan paling tepat.

3. Actuating (Fungsi Pelasanaan)
Pelaksanaan atau tindakan adalah suatu fungsi untuk menggerakkan orang-orang agar bekerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Banyak orang mengambil kesimpulan bahwa fungsi manajemen pelaksanaan merupakan fungsi yang paling penting karena berhubungan dengan sumber daya manusia. Pimpinan organisasi harus dapat memberi motivasi sehingga setiap orang mau bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan.

Untuk menggerakkan orang bukanla pekerjaan yang mudah. Sebab seperti kata pepatah “rambut sama hitam tetapi jalan pikiran berbeda-beda”. Maksudnya, seseorang tidak bisa menebak secara pasti apa yang menjadi kemauan dan keinginan orang lain.

Menurut Prof. Abraham Maslow dalam bukunya Motivation and Personallity, orang dapat digerakkan jika telah terpenuhi kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut :

  • Kebutuhan Fisiologis
  • Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
  • Kebutuhan Sosial
  • kebutuhan akan Prestise (harga Diri)
  • Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kesimpulan dari uraian diatas adalah bahwa orang-orang mau bekerja jika lima kebutuhan tersebut terpenuhi. Untuk mengerahkan orang-orang agar mau bekerja dibutuhkan kepemimpinan. Ada tiga gaya kepemimpinan yang dikenal secara umum dalam berbagai bentuk organisasi, yaitu Otoriter, Demokratis dan Bebas.

4. Directing (Fungsi Pengarahan)
Directing alias fungsi pengarahan merupakan fungsi utuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja dnegan optimal dan menciptakan suasana lingkungan kerja yang dinamis, sehat dan yang lainnya. Ada beberapa aktivitas yang dilakukan pada fungsi pengarahan :

  • Mengimplementasikan suatu proses kepemimpinan, pebimbingan dan memberikan motivasi kepada pekerja supaya bisa bekerja dengan efektif serta efisien dalam mencapai tujuan yang ditetapkan,
  • Memberi tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaan
  • Menjelaskan semua kebijakan yang sudah ditetapkan.

5. Controlling (Fungsi Pengendalian / Pengawasan)
Controlling merupakan kegiatan dalam menilai sautu kinerja yang berdasarkan pada standar yang sudah dibuat perubahan atau suatu perbaikan apabila dibutuhkan, aktivitas dalam fungsi pengendalian ini misalnya :

  • Mengevaluasi indikator yang sudah ditetapkan
  • Menempuh langkah klarifikasi serta koreksi atas terjadinya penyimpangan yang ditemukan.
  • Memberi alternatif solusi atas masalah terjadi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

Controlling atau fungsi pengawasan bisa berjalan dengan efektif jika hal-hal ini diperhatikan :

  • Routing (Jalur), manajer harus bisa menetapkan cara atau jalur guna bisa mengetahui letak dimana sesuatu sering terjadi suatu kesalahan.
  • Scheduling (Penetapan Waktu), dalam penetapan waktu, manajer harus bisa menetapkan dengan tegas kapan semenstinya pengawasan itu dijalankan. Terkadang pengawasan yang dijadwal tidak efisien dalam menemukan suatu kesalahan, dan sebaiknya yang dilakukan secara mendadak terkadang malah lebih berguna.
  • DIspatching (Perintah Pelaksanaan), adalah pengawasan yang berupa suatu perintah pelaksanaan pada pekerjaan yang bertujuan suatu pekerjaan itu bisa selesai tepat waktu, Dengan perintah seperti ini pelaksanaan suatu pekerjaan bisa terhindar dari kondisi yang terkatung-katung jadi pada akhirnya bisa diidentidikasi siapa yang telah berbuat kesalahan.
  • Follow Up (Tindak Lanjut), apabila pemimpin menemukan kesalahan maka seharunsya pimpinan tersbeut mencari solusi atas permasalahan itu. Dengan memberi peringatan pada pekerja yang dengan sengaja ataupun tidak sengaja berbuat kesalahan dan memberikan petunjuk supaya kesalahan yang sama tidak terulang lagi.

Jadi dapat saya simpulkan, bahwa suatu bentuk pengawasan yang bagus seharusnya sesuai dengan kebutuhan dan sifat dari perusahaan. Jadi faktor-faktor serta tata perusahaan dimana sebuah pengawasan dilakukan perlu dip0erhatika, suatu pengawasan yang baik harus dilakukan dengan ekonomis jika dilihat dari biaya, sehingga bisa menjamin ada aktivitas perbaikan. Maka dari itu perlu dipersiapkan suatu langkah sebelum pengawasan dilaksanakan seperti tata pola dan rencana perusahaan.

Demikian penjelasan yang dapat saya paparkan. Semoga bermanfaat! :slight_smile:

SUMBER : Duraisy, Bahrur Rosyidi. MANAJEMEN ORGANISASI

Karena semua bentuk organisasi dimana orang-orang bekerja bersama mencapai tujuan yang telah ditetapkan, membutuhkan manajemen. Manajemen diperlukan organisasi agar usaha pencapaian tujuan menjadi lebih mudah.
Secara spesifik ada tiga alasan utama dibutuhkannya manajemen dalam organisasi, yaitu:

  1. Mencapai tujuan, manajemen mempermudah pencapaian tujuan organisasi dan pribadi.

  2. Menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan, manajemen menyeimbangkan tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan di antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi (stakeholders) seperti pemilik, karyawan, konsumen, pemasok dan lain-lain.

  3. Mencapai efisiensi dan efektifitas, efisiensi dan efektifitas merupakan ukuran prestasi organisasi.

Ada empat fungsi manajemen sebagai tugas utama yang harus dilaksanakan seorang manajer dalam mengelola organisasi untuk mencapai tujuan atau yang dikenal sebagai proses manajemen adalah sebagai berikut :

  1. Perencanaan (planning).
    Proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapainya, meliputi penetapan sasaran, merumuskan tujuan, menetapkan strategi, membuat strategi, dan mengembang-kan subrencana untuk mengkoordinasikan kegiatan.

  2. Pengorganisasian (organizing)
    Proses pemberian tugas, pengalokasian sumber daya serta pengaturan kegiatan secara terkoordinir kepada setiap individu dan kelompok untuk menerapkan rencana yang telah dibuat., meliputi penetapan dimana keputusan akan dibuat, siapa yang akan melaksanakan tugas dan pekerjaan, serta siapa yang akan bekerja untuk siapa.

  3. Memimpin (leading)
    Proses menumbuhkan semangat pada karyawan agar bekerja dengan baik dan membimbing mereka untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai rencana dalam rangka mencapai tujuan, memberi inspirasi dan motivasi kepada karyawan untuk berusaha keras mencapai sasaran organisasi.

  4. Pengendalian (controlling).
    Proses mengukur kinerja, membandingkan antara hasil sesungguhnya dengan rencana yang telah dibuat serta mengambil tindakan koreksi yan diperlukan.

Fungsi dalam hal ini adalah sejumlah kegiatan yang meliputi berbagai jenis pekerjaan yang dapat digolongkan dalam satu kelompok sehingga membentuk suatu kesatuan administratif. Sebagai mana dikatakan oleh Louis A. Allen didalam bukunya “The Professional of Management“, manajemen adalah suatu jenis pekerjaan khusus yang menghendaki usaha mental dan fisik yang diperlukan untuk memimpin, merencana, menyusun, serta mengawasi serta meneliti.

Menurut Allen, pekerjaan manajer itu mencakup empat fungsi, yaitu:

  • Memimpin (leading);
  • Merencana (planning);
  • Menyusun (organizing);
  • Mengawasi dan meneliti (controlling), yaitu menentukan langkah-langkah yang lebih baik.

Setiap manajer atau pimpinan harus menjalankan ke empat fungsi tersebut di dalam organisasi sehingga hasilnya merupakan suatu keseluruhan yang sistematik.

Contoh: setiap orang bisa merencanakan atau menyusun pekerjaannya, tetapi jika cuma itu mereka belum bisa disebut manajer, sebagaimana juga halnya seorang ibu juga tidak bisa dikatakan dokter, hanya karena kadang-kadang seorang ibu memberikan sesendok obat batuk.

Koontz Harold dan O’Donel Cyril menyebutkan terdapat lima fungsi pokok dalam manajemen, yaitu:

  • Planning;
  • Organizing;
  • Staffing;
  • Directing and leading;
  • Controlling.

Luther Gulick (1930) mengatakan, fungsi manajemen adalah POSDCORB, singkatan dari:

P = Planning O = Organizing S = Staffing D = Directing C = Coordinating R = Reporting B = Budgeting

Fungsi-fungsi pokok manajemen menurut George R. Terry yang membentuk manajemen sebagai salah satu proses sebagai berikut:

  • Planning, Kegiatan yang menentukan berbagai tujuan dan penyebab tindakan-tindakan selanjutnya.

  • Organizing, Kegiatan membagi pekerjaan antara anggota kelompok dan membuat ketentuan dalam hubungan-hubungan yang diperlukan.

  • Actuating, Kegiatan menggerakkan anggota-anggota kelompok untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas masing-masing.

  • Controlling, Kegiatan untuk menyesuaikan antara pelaksanaan dan rencana-rencana yang telah ditentukan.

Selanjutnya Terry membuat suatu tabel perincian berbagai kegiatan penting dari setiap fungsi pokok manajemen yang merupakan pekerjaan manajer sebagai berikut.

Planning (Perencanaan)

  1. Menjelaskan, memantapkan dan memastikan tujuan yang dicapai.
  2. Meramalkan peristiwa atau keadaan pada waktu yang akan datang.
  3. Memperkirakan kondisi-kondisi pekerjaan yang dilakukan.
  4. Memilih tugas yang sesuai dengan pencapaian tujuan.
  5. Membuat rencana secara menyeluruh dengan menekankan kreatifitas agar diperoleh sesuatu yang baru dan lebih baik.
  6. Membuat kebijaksanaan, prosedur dan standar serta metode-metode untuk pelaksanaan pekerjaan.
  7. Memikirkan peristiwa dan kemungkinan yang akan terjadi.
  8. Mengubah rencana sesuai dengan petunjuk hasil pengawasan.

Organizing (Pengorganisasian)

  1. Membagi pekerjaan dalam tugas-tugas operasional.
  2. Mengelompokkan tugas-tugas ke dalam posisi-posisi secara operasional.
  3. Menggabungkan jabatan-jabatan operasional kedalam unit-unit yang saling berkaitan.
  4. Memilih dan menempatkan orang untuk pekerjaan yang sesuai.
  5. Menjelaskan persyaratan dari setiap jabatan.
  6. Menyesuaikan wewenang dan tanggungjawab bagi setiap anggota.
  7. Menyediakan berbagai fasilitas untuk pegawai.
  8. Menyelaraskan organisasi sesuai dengan petunjuk hasil pengawasan.

Controlling (Pengendalian)

  1. Membandingkan hasil-hasil pekerjaan dengan rencana secara keseluruhan.
  2. Menilai hasil-hasil pekerjaan dengan standar hasil kerja.
  3. Membuat media pelaksanaan secara tepat.
  4. Memberitahukan media pengukur pekerjaan.
  5. Memindahkan data secara terperinci agar dapat terlihat perbandingan dan penyimpang-penyimpangannya.
  6. Membuat saran dan tindakan-tindakan perbaikan jika dirasakan oleh anggota.
  7. Memberitahu anggota-anggota yang bertanggung jawab terhadap pemberian penjelasan.
  8. Melaksanakan pengawasan sesuai petunjuk hasil pengawasan.

Actuating (Penggerakan)

  1. Melakukan kegiatan partisipasi dengan senang hati terhadap semua keputusan, tindakan atau perbuatan.
  2. Mengarahkan dan menantang orang lain agar bekerja sebaik-baiknya.
  3. Memotivasi anggota.
  4. Berkomunikasi secara efektif.
  5. Meningkatkan angota agar memahami potensinya secara penuh.
  6. Memberi imbalan penghargaan terhadap pekerja yang melakukan pekerjaan dengan baik.
  7. Mencukupi keperluan pegawai sesuai dengan kegiatan pekerjaannya.
  8. Berupaya memperbaiki pengarahan sesuai dengan petunjuk pengawasan.