Apa Saja Fase dalam Perkembangan Kepribadian?

perkembangan kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.

Menurut Freud, kepribadian seseorang mengalami perkembangan dalam tiga tahapan fase :

  1. Fase Infatile

Tahapan ini berlangsung sejak anak lahir hingga berusia 5 tahun. Naluri seks menjadi hal yang utama dalam pembentukan kepribadian anak tersebut. Pada range usia ini, Freud mengklasifikasikan fase infantil menjadi tiga fase lagi, yaitu :

Fase Oral (0-1 tahun)
Seseorang akan mendapatkan kesenangan melalui segala sesuatu yang masuk melalui mulutnya. Contohnya adalah, aktivitas makan, minum dan menghisap jari.

Freud mengemukakan bahwa personaliti anak yang berlebihan mendapatkan kepuasan oral pada fase ini, akan tumbuh menjadi seseorang yang gemar menimbun harta/ilmu dan juga terlalu gampang percaya orang lain. Tapi sebaliknya, jika anak tidak puas terhadap kebutuhan oral ini, mereka akan menjadi pribadi yang rakus namun tidak pernah puas. Mereka juga terkenal sebagai pendebat dan bersikap sarkas.

Fase Anal (1-3 tahun)
Pada fase ini, kesenangan bayi akan didapat dari aktivitas buang air besar, yang menggambarkan kepuasan karena hilangnya rasa tertekan dan tidak nyaman pada saluran pencernaan. Freud menyatakan bahwa proses belajar buang air menjadi pemuas id dan superego dalam waktu yang bersamaan. Ia mengibaratkan fase anal ini adalah fase seseorang dalam melakukan kontrol diri atau pengendalian diri.

Fase Falik (3-5 tahun)
Freud memberikan pandangan bahwa pada fase ini, seseorang akan mendapatkan kepuasan melalui organ kelaminnya. Contoh paling sederhana yang khas adalah, seseorang akan mulai menyukai lawan jenisnya. Anak yang selama ini memandang ibu sebagai sumber cintanya, dan beranggapan bahwa ayah adalah saingannya, akan memunculkan perasaan cemas karena khawatir cnta ibunya terebut.

  1. Fase Laten (5-12 tahun)

Fase ini dikenal juga dengan fase pubertas (puberity). Yang menjadi ciri khas dari fase in iadalah seseorang mulai merasa malu dan mementingkan aspek moral (estetika). Freud mengistilahkannya dengan kemampuan sublimasi. Sebuah kemampuan mengganti kesenangan seksual dengan kesenangan lain yang sifatnya non-seksual.

  1. Fase Genital (12 tahun-dewasa)

Tahapan lanjutan ini, seseorang mulai menyalurkan keinginan seksual mereka melalui objek luar. Contohnya saja, keikutsertaan pada sebuah komunitas, menikah dengan orang yang dicintai dan karir. Orientasi hidup seseorang tersebutpun mengalami perubahan menjadi sosialis dan realistis.