Apa saja faktor yang berhubungan dengan pemilihan metode persalinan?

Apa saja faktor yang berhubungan dengan pemilihan metode persalinan ?
Apa saja faktor yang berhubungan dengan pemilihan metode persalinan ?

1. Faktor Predisposisi

  • Pengetahuan ibu

    Pengetahuan merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam rangka perubahan pola pikir dan perilaku suatu kelompok dan masyarakat. Pengetahuan ini terkait dengan lingkungan dimana mereka berada. Keadaan lingkungan sekitar sedikit banyaknya akan mempengaruhi pengetahuan, dalam hal ini pengetahuan mengenai kehamilan dan persalinan. Disamping itu keterpararan dengan media komunikasi akan mempengaruhi kadar pengetahuannya (Suprapto, 2007).

    Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia. Pengetahuan ini merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Tingkat pengetahuan di dalam kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni:

    1. Tahu ( Know )

      Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

    2. Memahami ( Comprehension )

      Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

    3. Aplikasi ( Application )

      Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebelumnya.

    4. Analisis ( Anaysis )
      Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam komponen- komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih berkaitan satu sama lain.

    5. Sintesis ( Syntesis )

      Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi- formulasi yang ada.

    6. Evaluasi (Aplikasi)

      Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Dalam kenyataannya pengetahuan dan sikap tidak selalu diikuti oleh tindakan (praktek) jika menghendaki suatu perilaku yang melembaga atau lestari maka diperlakukan adanya pengetahuan dan keyakinan/attitude yang positif tentang apa yang akan dikerjakan. Seseorang yang memperoleh rangsangan dari luar akan timbul proses pengenalan sesuatu. Hal ini akan membangkitkan faktor kognitif (pengetahuan) dari orang tersebut.

    Berdasarkan teori tersebut diatas, maka dalam bidang keamanan ibu bersalin (safe motherhood) pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh ibu hamil mengenai kehamilan, perawatan kehamilan dan pemilihan metode persalinan. Seandainya ibu hamil sudah mengetahui dan mengerti kebaikan perawatan kehamilan atau metode persalinan mana yang aman akan timbul pemikiran yang positif. Pemikiran ini akan menghasilkan sikap positif yaitu setuju dalam hal tersebut dan selanjutnya ibu hamil berniat untuk memilih metode persalinan yang aman.

    Pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan mengimplementasikan dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari, khususnya dalam hal kesehatan. Tingkat pendidikan khususnya tingkat pendidikan wanita mempunyai pengaruh terhadap derajat kesehatan (Depkes RI, 2004). Selain pendidikan Hurlock (1998) menjelaskan semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa lebih dipercaya dari pada yang belum matang kedewasaanya.

  • Kesiapan Mental ibu

    Kesiapan menurut kamus psikologi adalah “Tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktikkan sesuatu” (Chaplin, 1999). Dikemukakan juga bahwa “kesiapan meliputi kemampuan untuk menempatkan dirinya jika akan memulai serangkaian gerakan yang berkaitan dengan kesiapan mental dan jasmani”. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Slamet (2010) yang mendefinisikan kesiapan sebagai berikut:

    Kesiapan adalah keseluruhan kondisi yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi mencakup setidak- tidaknya tiga aspek yaitu kondisi fisik, mental dan emosional; kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan; keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari.

    Menurut Dalyono (2005) “Kesiapan adalah kemampuan yang cukup baik fisik dan mental. Kesiapan fisik berarti tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental, memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan suatu kegiatan”.
    Kesiapan mental sangat penting untuk ibu dalam memilih metode persalinan. Dengan kesiapan mental yang baik akan memperlancar dan memudahkan persalinan. Ibu juga lebih mantap untuk memilih metode persalinan apa yang akan digunakan dalam persalinan.

  • Kepercayaan

    Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang-orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai (Moorman, 1993).

    Menurut Ba dan Pavlou (2002) mendefinisikan kepercayaan sebagai penilaian hubungan seseorang dengan orang lain yang akan melakukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian. Kepercayaan dapat mempengaruhi pemilihan metode persalinan persalinan, khususnya seksio sesarea tanpa indikasi medis. Menurut Kasdu (2003), proses persalinan seksio sesarea dilakukan karena adanya kepercayaan yang berkembang di masyarakat yang mengaitkan waktu kelahiran dengan peruntungan nasib anak dengan harapan apabila anak dilahirkan pada tanggal dan jam sekian maka akan memperoleh rezeki dan kehidupan yang lebih baik. Menurut Kotler (2000) melalui tindakan dan pembelajaran, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduannya ini pada waktunya mempengaruhi tingkah laku dalam memilih metode persalinan.

    Menurut Muula (2007), salah satu penyebab meningkatnya pemilihan seksio sesarea dalam proses persalinan karena adanya persepsi calon ibu mengenai seksio sesarea yang dianggap lebih baik dibanding persalinan pervaginam. Sehingga ibu melakukan seksio sesarea elektif hanya karena alasan untuk melindungi fungsi seksual dan kinerja organ panggul setelah melahirkan menjadi kenyataan yang tidak terhindarkan.

  • Kebutuhan dan keinginan

    Memilih cara bersalin sangat bergantung pada kondisi ibu dan kandungan. Namun, memiliki keinginan tertentu mengenai teknik persalinan pasti boleh-boleh saja. Mendiskusikannya dengan pasangan akan membuat pilihan final nanti menjadi lebih matang (Ana wardatul jannah & Widja widajaka, 2012).

    Di beberapa tempat, merupakan hal yang umum jika calon ibu diminta menulis keinginannya (rencana persalinan). Baik menulis rencana persalinan dianjurkan atau tidak, sediakan waktu untuk membantu klien mempertimbangkan metode bersalin apa yang ingin digunakan, siapa yang ia inginkan menemaninya selama ia bersalin dan pendapatnya tentang reaksinya terhadap praktik dan prosedur yang akan dihadapi.

    Pertemuan dengan tenaga kesehatan akan membantu ibu untuk mengulas kebutuhan dan keinginan calon ibu secara terbuka dan mendengarkan pertanyaan, harapan dan rasa takut. Setiap individu yang hadir akan menjernihkan suasana, dengan demikian dimulailah tahap pengalaman persalinan yang supportif (Linda wheeler, 2003).

2. Faktor Pendorong

  • Dukungan suami

    Dukungan moril dari suami secara psikologis dapat memberikan perasaan aman dalam menjalani proses kehamilan dan persalinan. Sementara dukungan materi memberikan pengaruh yang besar dalam menentukan pemilihan metode persalinan. Sistem pendukung utama memberikan perawatan langsung pada setiap keadaan sehat ataupun sakit merupakan dukungan keluarga. Seseorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga atau orang yang dianggap sebagai kepala rumah tangga adalah kepala keluarga. Dukungan suami yang diberikan baik moril maupun materil kepada anggota keluarga yang sedang hamil dapat berupa memberikan dorongan agar ibu memeriksakan kehamilannya sesuai jadwal (Cherwaty, 2004).

    Menurut Helen Ferrer (2001) suami atau orang terdekat dapat memberkan dorongan fisik dan moral bagi ibu yang melahirkan, sehingga ibu akan merasa lebih tenteram. Peran suami menentukan ibu dalam memilih persalinan normal.

  • Dukungan Petugas Kesehatan

    Menurut Depkes RI (2008), untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas dibutuhkan tenaga kesehatan terampil yang didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Standar pelayanan keperawatan dalam persalinan dapat memberikan saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester 3 kehamilan ibu. Untuk memastikan bahwa ibu dapat berfikir bijaksana untuk memilih metode persalinan mana yang akan dipilih akan direncanakan dengan baik. Dukungan petugas kesehatan bukan merupakan hal yang utama dalam menentukan pemilihan metode persalinan, tetapi dapat memberikan pengaruh yan besar terhadap keputusan yang dipilih (Cherwaty, 2004).

    Peran tenaga kesehatan memberikan dukungan kepada ibu dalam persiapan untuk melahirkan. Terkait dengan pemberian informasi agar ibu dapat bertindak bijak dalam memilih metode persalinan. Meskipun ibu pergi ke kerabat dan temannya untuk mendapatkan semua informasi tentang kehamilan dan kelahiran, informasi ini dianggap kurang dipercaya dibandingkan informasi yang diberikan oleh profesional kesehatan (Carlson, 2009).