Apa saja dampak negatif bila kita terlalu memanjakan anak?

memanjakan anak

Memanjakan anak dengan menuruti segala keinginannya dapat berakibat buruk. Kebiasaan ini tanpa kita sadari berpengaruh pada pembentukan karakter yang negatif. Lalu apa saja dampak negaifnya ?

Berikut ini beberapa karakter tidak baik Akibat Terlalu Memanjakan Anak.

1. Anak semakin banyak keinginan

Mengabulkan semua keinginan anak, akan membuat kita kesulitan untuk berkata tidak di kemudian hari. Anak akan dengan mudah mendeteksi kelemahan kita. Sehingga mereka memanfaatkannya untuk mendapatkan lebih banyak lagi keinginannya. Suatu saat jika kita merasa kewalahan dan ingin menghentikannya, akan lebih sulit karena anak sudah terbiasa dituruti.

2. Anak menjadi keras kepala dan pemarah

Rengekan anak terkadang membuat kita tidak tahan untuk menolak permintaannya. Padahal belum tentu sesuatu yang ia minta ia butuhkan saat ini. Kita meloloskan keinginannya hanya sekedar ingin ia diam dan berhenti merengek. Bukan malah memberi pengertian bahwa keinginan anak belum tepat untuk dikabulkan sekarang.

Nah, karena sudah terbiasa dituruti, tentu ia akan merasa kecewa jika suatu ketika Kita mencoba menghentikannya. Kemarahan dan frustrasi saat tidak dituruti dapat diekspresikan dengan paksaan. Baik lewat segala cara yang tentu akan membuat Kita pusing. Seperti memaksa, keras kepala dan marah-marah.

3. Akibat Terlalu Memanjakan Anak, Anak menjadi egois

Pada umumnya, anak yang telalu dimanjakan akan tumbuh menjadi anak yang lebih egois daripada anak yang tidak selalu dimanjakan. Mereka terbiasa hidup mudah dan nyaman. Sehingga sulit ditarik keluar dari zona nyamannya.

Mereka akan tumbuh menjadi ‘aku’ yang selalu dituruti sehingga menjadi egois. Selalu ingin didengarkan dan dituruti. Mereka cenderung sulit berbagi dengan orang lain. Bahkan dapat menjadi ‘tukang pamer’ di depan teman-temannya.

4. Anak menjadi suka melawan orang tua

Ketika anak sudah berada dalam tahap berani kepada orangtua, hal ini perlu menjadi bahan koreksi diri kita. Mungkin ada yang salah dengan cara kita memperlakukan anak.

Anak yang sangat disayang dan selalu dituruti, akan cenderung melawan dan tidak mau mendengarkan perkataan orang tuanya. Mereka tahu bahwa orang tuanya akan tetap menyayangi mereka, apapun yang mereka perbuat. Mereka bahkan tidak takut melawan orang tua saat merasa ditekan dan dipaksa menuruti keinginan orang tuanya.

5. Anak sulit dewasa

Kita tentu ingin melihat buah hati Kita tumbuh besar menjadi dewasa dengan karakter yang baik dan bertanggung jawab. Namun jika Kita masih terus membiasakan diri menuruti segala keinginan anak. Bisa jadi Kita hanya akan membentuk seseorang dengan karakter yang tidak dapat dewasa. Mereka akan sulit untuk mau bekerja keras dan berusaha. Hidupnya bergantung pada kemudahan orang tua dan sifat-sifat buruk lainnya.

6. Anak sulit mengatasi kekecewaan

Memperlakukan anak kita seperti raja hingga ia dewasa di dalam rumah. Hal itu membuatnya tidak bisa beradaptasi dengan baik ketika berada di luar rumah. Hal itu dikarenakan tidak semua orang akan bersedia menuruti keinginannya. Dan kekecewaan dapat berdampak besar seperti mudah marah meledak-ledak, depresi dan efek psikologis sebagainya. Saat ketika mereka berhadapan dengan lingkungan barunya di luar rumah.

7. Anak Kurang Bisa Mandiri

Ketergantungan anak kepada orangtua karena setiap harinya selalu dimanja akan menjadikan anak kurang mandiri. Ia merasa bahwa segala sesuatu bisa dipenuhi oleh orangtua, sehingga ia lebih cenderung bergantung pada orangtua tanpa belajar untuk hidup mandiri sejak dini.

8. Anak Kurang Bisa Mengatur Waktu

Jika segala keinginan anak dipenuhi bahkan tidak tega membiarkan anak melakukan aktivitas kecil dalam rumah. Seperti merapikan tempat tidur, mengambil makanan sendiri, mencuci baju dan menatanya, dan lain sebagainya. Hal ini akan membuat anak tidak bisa mengatur waktu dan senang berbuat seenaknya.

9. Anak Kurang Inisiatif dan Kreatif

Coba bandingkan dengan anak yang memang dari kecil sudah belajar bekerja membantu orangtua, tentu akan sangat berbeda, pola pikir anak seperti itu lebih cenderung bersifat dinamis dibandingkan anak yang manja. Biasanya, anak yang serung dimanja memiliki pola pikir kurang inisiatif, kurang keratif, dan kurang dinamis.

10. Sudah Dewasa Tetapi Pola Pikir Masih Seperti Anak-anak

Pendidikan yang diberikan orangtua kepada anak sangatlah mempengaruhi kehidupan anak sampai dewasa nanti karena memang dasar watak anak diasah sejak kecil. Anak yang memang dimanja sejak dini, jika ia sudah dewasa pola pikirnya pun tidak jauh berbeda dan masih kekanak-kanakan.

Sebelum kita membahas terkait dengan dampak negatif dari memanjakan anak, sebagainya kita sepakati dulu seperti apa kondisi anak yang manja itu.

Anak yang tidak bisa dikatakan manja : Seorang anak yang menerima cinta, perhatian, dan pengasuhan tanpa akhir dari orang tuanya.

Anak yang manja adalah: Seorang anak yang tidak dapat menerima kata “tidak”, segala sesuatunya harus dituruti, baik oleh orang tuanya maupun oleh orang lain, anak yang tidak memiliki rasa tanggung jawab, dan mengharapkan segalanya berjalan sesuai dengan keinginannya.

Dari situ sudah terlihat jelas perbedaan antara anak yang disayang dan dicinta dengan anak yang dimanja. Beberapa dampak negatif akibat terlalu memanjakan anak adalah :

  • Mereka tidak dapat mengurus diri sendiri, dan tidak tahu bagaimana cara menghadapi kemandirian di masa dewasa.

  • Mereka mengharapkan segalanya berjalan sesuai keinginan mereka dan ketika hal-hal buruk menimpa mereka, mereka tidak dapat mengatasinya.

  • Dapat menyebabkan kurangnya empati pada diri mereka, karena mereka cenderung menjadi pribadi yang egois

  • Mereka akan dapat masalah dengan kemampuan keterampilan sosial.