Apa saja ciri-ciri perusahaan yang sukses?

Perusahaan startup yang sukses

Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang berhasil mencapai visi dan misi serta tujuan awal dibentuknya perusahaan tersebut. Sangat sedikit perusahaan startup yang bisa sukses seperti yang diinginkan.

Apa saja ciri-ciri perusahaan yang sukses ?

Peters dan Waterman dalam bukunya “ In Search of Excellence “ telah melakukan penelitian terhadap 62 (enam puluh dua) perusahaan unggulan di Amerika Serikat. Pada penelitiannya terhadap perusahaan-perusahaan unggulan tersebut, ditemukan delapan ciri penting, yaitu:

Kecenderungan Untuk Bertindak (A Bias for Action)

Perusahaan lebih berorientasi pada aksi, dan tidak hanya berkutat dengan rencana. Prinsip perusahaan ini adalah “lakukan, perbaiki, coba”. Perusahaan lebih menghargai tindakan nyata daripada ambisi yang abstrak. Mereka tidak menyukai yang kemudian dikatakan sebagai “NATO” ( No Action Talk Only).

Dekat Dengan Pelanggan (Close to the Customer)

Perusahaan memahami dengan baik apa yang diinginkan konsumennya. Konsumen adalah “segala-galanya”. Bahkan, untuk keperluan memahami yang diharapkan konsumen, mereka tak segan-segan mendirikan dewan konsumen, membuka layanan konsumen 24 jam penuh, melakukan riset-riset konsumen, dan sejenisnya. Sebagaimana telah dipahami, kepuasan konsumen terjadi apabila yang bisa diberikan oleh perusahaan minimal sama dengan harapan konsumennya.

Otonomi dan Kewirausahaan (Autonomy and Entrepreneurship)

Perusahaan menghargai sikap karyawan yang berani untuk mandiri, memiliki pandangan orisinal, berani mengambil resiko, dan sejenisnya. Mereka tidak menyukai sikap “ as long as the boss like ” alias “asal Bapak senang”.

Produktifitas Melalui Orang (Productivity through People)

Perusahaan menilai manusia merupakan aset terpenting bagi perusahaan, melebihi arti penting mesin atau bangunan. Karyawan dianggap sebagai pelaku (aktor) yang dewasa, yang bisa dipercaya dan memiliki kreativitas yang unik. Ada komitmen bahwa karyawan adalah aset terpenting yang terlihat dari anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan pelatihan karyawan.

Berorientasi pada nilai-nilai yang nyata (Hands-on, Value Driven)

Perusahaan tak mengabaikan arti penting dari tujuan-tujuan yang bersifiat jangka panjang, bahkan transedental. Karyawan diyakinkan bahwa mereka tidak hanya bekerja untuk uang, tetapi juga untuk mencapai cita-cita yang luhur (superordinate goals). Mereka berusaha memberi makna transedental yang secara rutin dilakukan dalam perusahaan.

Setia dan Konsisten (Stick to the Knitting)

Perusahaan tidak tergesa-gesa dalam melakukan diversivikasi. Perusahaan belajar dari pengalaman, bahwa banyak perusahaan terjebak dalam diversifikasi berlebihan. Perusahaan memiliki bisnis inti (core business) yang jelas, dan tidak tergoda masuk ke bisnis yang tidak dikuasainya dengan benar.

Bentuk Sederhana, Staf Ramping (Simple Form, Lean Staff)

Perusahaan memiliki struktur organisasi yang sederhana dengan jumlah staf yang ramping. Mereka menyadari bahwa perusahaan besar biasanya kurang cepat atau kurang adaptif menghadapi perubahan di lingkungan sekitar. Dengan kata lain, perusahaan besar cenderung memiliki hirarki yang panjang, melakukan formalisasi, dan proses prosedural yang berlebihan. Organisasi yang sederhana dengan sejunlah staf yang ramping dinilai penting untuk menjaga agar perusahaan tetap lincah dan cepat dalam mengambil keputusan.

Bersifat Longgar Sekaligus Ketat (Simultaneous Loose – Tight Properties)

Perusahaan memiliki kemampuan menjalankan konsep-konsep manajemen yang sepintas terlihat bertentangan. Dalam konteks ini, perusahaan mampu menyeimbangkan prinsip sentralisasi dan desentralisasi dengan baik.