Apa saja cara yang dapat digunakan untuk menguji Minimum Viable Product?


Menurut definisinya, Minimum Viable Product (MVP) adalah pengembangan teknis yang terjadi ketika startup memiliki produk baru atau situs dengan fitur yang dihadirkan untuk early adopter. Proses tersebut dilakukan demi mendapatkan feedback dari target pasar. Ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk menguji Minimum Viable Product. Apa saja yang kamu ketahui?

Landing Pages
Landing pages adalah laman pertama yang orang datangi di situs kita ketika mereka ingin mengetahui tentang produk atau layanan kita. Kita dapat menggunakan ini untuk menjelaskan penawaran atau fitur produk kita, dan kita mengizinkan pengunjung untuk mendaftar. Ini memungkinkan kita untuk mengukur minat sebelum berinvestasi dalam mengembangkan produk atau layanan yang sebenarnya.

Explainer videos
Kita dapat membuat video singkat yang menjelaskan tentang produk kita kepada target pasar kita. Hal ini berfungsi untuk mengukur minat. Salah satu contoh bagus dari video yang layak ditelusuri produk minimum yang mengarah ke kesuksesan adalah yang digunakan dalam peluncuran alat berbagi file yang mudah digunakan, Dropbox. Dropbox dimulai dengan MVP dalam bentuk video penjelasan animasi sederhana dengan detail yang cukup untuk mendapatkan 75.000 orang untuk mendaftar versi beta produk mereka dalam semalam.

Customer interviews
Wawancara tentang produk kita kepada orang-orang yang ada dalam target sasaran pasar kita. Dengan melakukan wawancara, kita dapat mengetahui permasalahan dari produk kita serta mendapatkan wawasan untuk memperbaikinya.

A/B testing
Ini melibatkan pembuatan dua halaman arahan atau produk, yang sedikit berbeda dari yang lain. Kemudian, kita dapa menguji keduanya dalam target audiens kita dan melihat mana yang bekerja lebih baik.

Develop a single-feature product
Mengembangkan produk sederhana kita hanya dengan satu fitur utama dan kemampuan terbatas. Ini yang dilakukan Uber ketika mereka meluncurkan aplikasi taksi mereka pada tahun 2009. Mereka mulai dengan armada taksi kecil. Aplikasi ini sangat sederhana, dengan desain polos dan satu fungsi - menghubungkan pengguna ponsel cerdas ke pengemudi taksi dan memungkinkan mereka melakukan pembayaran dengan kartu kredit.
Setiap kali Uber ingin memperluas ke lokasi baru, ia menggunakan MVP terlebih dahulu - dengan beberapa anggota staf menguji untuk melihat apakah Uber akan berhasil di lokasi itu, sebelum membuat layanan secara resmi.

Sumber: http://blog.directpay.online/how-build-minimum-viable-product-and-test

Dalam konsep pengembangan produk sejauh ini ada beberapa tipe implementasi populer untuk penyampaian MVP yaitu :

  • Wizard of OZ : Yaitu menciptakan ilusi produk yang sebenarnya. Yang kemudian memberikan kesempatan untuk memverifikasi permintaan produk sesuai pemikiran perusahaan. Tipe ini juga merupakan salah satu cara tercepat dan efektif menguji hipotesis apakah solusi yang ditawarkan sesuai dengan pengguna. Perusahaan yang menggunakan tipe ini adalah perusahaan Zappos, Aardvark, dan CardMunch

  • Concierge : Mirip dengan Wozard Of Oz MVP namun pada tipe ini tidak ada teknologi yang terlibat, dimana secara manual memandu pengguna dengan solusi masalah yang ada. Perusahaan yang menggunakan tipe ini adalah Food on the Table.

  • Landing Pages : Membuat pages dimana pages berisi produk kita secara sederhana agar dapat melihat apakah orang tertarik dengan produk kita. Perusahaan yang menggunakan tipe ini adalan Buffer.

  • Videos : Contoh paling terkenal pada tipe ini yaitu video 3 menit yang dibuat oleh Drew Houston untuk Dropbox, dimana video yang dibuat mewakilkan ide serta konsep produk mereka.

  • Crowdfunding : Tipe ini membuat orang membayar produk sebelum kita membuatnya. Perusahaan yang menggunakan tipe ini adalah Pebble.

  • Dan beberapa tipe lainnya seperti Single Feature MVP, Paper prototypes, Customer Interviews

Dari tipe implementai MVP di atas, penggunaannya bergantung pada karakteristik produk yang ingin kita kenalkan dan sampaikan kepada pengguna. Misalnya tipe implementasi video dapaat digunakan untuk menjelakan konsep yang cenderung sulit dipahami pengguna. Jadi pada video harus berisi antarmuka yang menggambarkan konsep produk yang akan digunakan secara jelas.

Hasil dari implementasi MVP sendiri diharapkan dapat memberi perspektif yang benar-benar baru bagi tim produk dari sisi kosumen yang akan menjadi pangsa pasar. Dari sisi tim pengembang dapat bergerak lebih cepat dan mengetahui secara eksplisit masukan pengguna. Sedangkan Product Manajer akan berperan sentral dalam proses MVP untuk menentukan iterasi dan mengatur komunikasi dengan pengguna untuk memastikan input yang diberikan berlangsung dengan baik.

Sumber :
https://mvpworkshop.co/minimum-viable-product-mvp-type/

Dalam konsep pengembangan produk sejauh ini dikenal beberapa tipe implementasi populer penyampaian MVP, di antaranya:

  • Concierge
  • Wizard of Oz
  • Landing Pages
  • Videos
  • Crowdfunding
  • Single Feature MVP
  • Paper Prototypes
  • Customer Interviews

Dari beberapa bentuk implementasi MVP di atas, penggunaannya sangat bergantung dengan karakteristik produk yang ingin diperkenalkan dan disampaikan ke calon pengguna. Untuk format video misalnya, dapat digunakan untuk menjelaskan sebuah konsep yang cenderung sulit dipahami oleh pengguna, bisa jadi karena itu adalah hal yang baru. Video yang dibuat harus menggambarkan antarmuka yang mirip dengan konsep produk yang dikembangkan. Contoh startup populer yang menggunakan model ini dalam MVP adalah Dropbox.

Kemudian Landing Page atau sebuah halaman website tunggal untuk memberikan penjelasan dan gambaran dari proof-of-concept dari produk. Selain informasi produk secara umum, di sini pengembang juga dapat memberikan kanal respons untuk mengetahui ketertarikan calon pengguna. Contoh startup yang mengimplementasikan model ini adalah Buffer. Mereka melihat ketertarikan pengguna dengan menambahkan sebuah kolom email untuk pemberitahuan ke calon pengguna ketika produk benar-benar siap untuk dicoba.

Tren yang ada saat ini adalah dengan meluncurkan fitur terbatas pada aplikasi. Seperti yang dilakukan Foursquare pada awal pengembangan. Ia hanya mengaktifkan sebuah fitur utama untuk mengeliminasi kebingungan pengguna sekaligus memfokuskan pengguna pada layanan utama yang mereka miliki, yakni check-in di suatu tempat.

Hasil akhir yang diharapkan dari proses ini ialah memberikan perspektif yang benar-benar baru bagi tim produk dari sisi konsumen yang akan menjadi pangsa pasar. Dari sini tim pengembang dapat bergerak lebih cepat, mengetahui secara eksplisit mengenai apa yang harus disesuaikan dan apa yang harus ditambah sesuai dengan masukan pengguna. Product Manager akan berperan sentral dalam proses MVP, untuk menentukan iterasi dan mengatur komunikasi dengan pengguna untuk memastikan masukan yang diberikan terjaring dengan baik.

Referensi

https://dailysocial.id/post/tentang-minimum-viable-product