Apa saja best practice untuk Minimum Viable Value?

Minimum Viable Value

Mengembangkan MVP tidaklah mudah. Perusahaan harus membuat keputusan yang sulit mengenai strategi dan pendekatan yang akan diambil. Perusahaan harus memastikan bahwa keduanya berfungsi dan merupakan pengujian yang baik untuk tujuan akhir mereka. Lalu best practice apa saja yang bisa dilakukan dalam mengembangkan MVP?

Berikut merupakan daftar best practice yang dapat dilakukan untuk mengembangkan MVP :

  1. A Clear Goal (tujuan yang jelas)
    Mengetahui apa yang seharusnya dilakukan oleh produk, bagaimana produk bekerja, dan siapa yang akan menjadi pelanggan/pengguna. Dengan mengetahui hal tersebut maka akan memberi fokus yang jelas untuk kedepannya. Mengetahui kebutuhan pelanggan dan mengetahui cara memenuhinya adalah dasar untuk kesuksesan produk.

  2. Know Your Functional Requirements (mengetahui kebutuhan fungsional)
    Dengan mengetahui kebutuhan fungsional dari produk, memungkinkan untuk secara akurat menyusun anggaran dan jadwal kedepan.

  3. Don’t Put All Your Eggs in One Basket
    Maksudnya adalah jangan hanya membuat satu MVP/prototype untuk proyek yang diberikan. Lebih baik mengembangkan beberapa protopype secara bersamaan. Dengan begitu, jika satu prototype gagal, kita masih memiliki opsi lain.

  4. Have Your Business Plan in Mind from the Start (siapkan rencana bisnis dari awal)
    Pastikan produk yang dibuat masuk akal secara bisnis sejak awal. Misal jika versi pertama produk diluncurkan dengan harga 20.000 maka untuk versi selanjutnya jangan memberikan harga yang berada jauh diatas versi pertama.

  5. Have a Long to Medium Term Market Perspective (memiliki perspektif pasar jangka panjang dan menengah)
    Jangan hanya berpatokan dengan kondisi pasar saat ini, tetapi harus melihat juga kondisi kedepan.

  6. Communicate and Share the Plan from the Start (komunikasikan dan bagikan rencana dari awal)
    Merupakan ide yang bagus untuk mengumpulkan semua pemegang saham dari awal dan mengkomunikasikan rencana serta memaparkan siapa saja yang akan bertanggung jawab. Ini akan memungkinkan orang untuk memahami bagaimana tugas individu mereka sesuai dengan gambaran dan rencana. Ini juga memungkinkan untuk pembentukan lingkungan kolaboratif kreatif yang akan dibutuhkan untuk keberhasilan proyek.

  7. Stay Motivated
    Proses pengembangan bisa menjadi satu langkah maju dan dua langkah mundur. Dalam mengembangkan produk terdapat proses yang sangat panjang. Maka harus selalu diingat hal apa yang membuat kita selalu termotivasi untuk membuat produk tersebut.

  8. Set Priorities (tetapkan prioritas)
    Harus bisa menentukan hal apa yang akan didahulukan dalam pemakaian budget dan resource yang ada di sepanjang proses pengembangan produk.

  9. Go Live
    Semua rencana akan terasa sempurna sampai produk kita sampai ke pengguna. Kita akan menyadari bahwa ternyata masih banyak sekali kekurangan di produk kita.

  10. Make Adjustments (lakukan penyesuaian)
    Sesudah melakukan Go Live, maka penting untuk melakukan identifikasi gangguan dan memperbaikinya dengan cepat.

Referensi :