Apa saja bentuk penampilan musik rebana dari budaya yang ada saat ini?

Apa saja bentuk penampilan musik rebana dari budaya yang ada saat ini?

Beberapa jenis musik rebana sebagai berikut :

1. Rebana Biang

Disebut rebana biang karena bentuknya yang besar. Rebana biang terdiri dari tiga buah rebana berbeda yaitu gendung, kotek, dan biang yang memiliki ukuran berbeda-beda. Karena bentuknya yang terbilang cukup besar (berukuran 60 hingga 80 cm), rebana biang cenderung susah dipegang. Hal inilah yang membuat si pemain harus memainkannya dalam posisi duduk.

Terdapat dua macam lagu rebana biang. Pertama adalah yang berirama cepat dan disebut lagu Arab atau nyalun. Kedua yang berirama lambat atau disebut juga lagu Melayu. Sekalipun lagu yang dibawakan memiliki judul berbahasa Arab namun penamaan tersebut tidak berhubungan dengan syair lagunya melainkan pada cepat dan lambatnya irama. Tarian yang diiringi oleh hentakan rebana biang ialah tari Blenggo.

2. Rebana Hadroh

Cara memainkan rebana hadroh bukanlah dengan dipukul biasa melainkan dipukul seperti memainkan gendang. Terdapat tiga instrumen rebana yang dimiliki oleh hadroh yaitu Bawa, Ganjil atau Seling, dan Gedug. Bawa bertugas sebagai komando karena irama pukulannya lebih cepat. Ganjil atau Seling kemudian akan saling mengisi dengan Bawa. Gedug sendiri akan berfungsi sebagi bas.

Terdapat empat jenis pukulan rebana hadroh yaitu : tepak, kentang, gedug, dan pentil. Keempat macam pukulan tersebut juga dilengkapi oleh nama irama pukulan berbeda, beberapa di antaranya adalah irama pukulan jalan, sander, sabu, pegatan, sirih panjang, sirih pendek, pegatan, dan bima.

3. Rebana Dor

Rebana Dor memiliki cukup banyak persamaan dengan Rebana Kasidah. Namun perkembangan kasidah yang pesat akhirnya mulai menyingkirkan rebana dor. Ketika rebana kasidah banyak diminati oleh remaja putri, rebana dor lebih banyak dimainkan oleh orang berusia lanjut. Hal ini juga tentu saja menjadi faktor mengapa rebana kasidah lebih populer dibanding rebana dor.

Rebana Dor fleksibel untuk digabung dengan semua rebana, seperti bersama Rebana Ketimpring, Rebana Hadroh, dan orkes gambung. Ciri khasnya terletak pada irama pukulan yang tetap sejak awal hingga akhir lagu. Rebana Dor juga dibuka dengan Yaliil, yaitu bagian solo vokal mengikuti nada atau notasi lagu membaca Al-Qur’an.

4. Rebana Ketimpring

Rebana Ketimpring merupakan jenis yang paling kecil. Diameternya hanya 20 sampai 25 cm. Terdapat tiga rebana dalam satu grup yaitu rebana tiga, rebana empat, dan rebana lima. Rebana lima bertugas memberi komando dan diapit oleh rebana tiga dan rebana empat. Rebana ketimpring sendiri terbagi lagi menjadi dua jenis yaitu Ngarak dan Maulid.
Ngarak berfungsi untuk mengarak acara arak-arakan seperti mengiringi rombongan pengantin pria menuju ke rumah mempelai wanita. Syair lagu Rebana Ngarak biasanya berupa shalawat sedangkan Rebana Maulid, sama dengan namanya, berguna untuk mengiringi pembacaan riwayat Nabi Muhammad.

5. Rebana Kasidah

Sejak awal kemunculan, kasidah memang sudah digandrungi oleh remaja putri. Tak terdapat unsur ritual dalam penampilan Rebana Kasidah sehingga bebas untuk dimainkan dimana saja dalam acara apapun.

Pada 1970 hingga sekitar 1980, festival kasidah banyak dilaksanakan. Grup pemenang akan punya kesempatan tampil di acara-acara penting. Tak sedikit pula yang masuk dapur rekaman untuk menjualnya dalam pita kaset. Rebana Kasidah kini terus berkembang. Syairnya juga tak terbatas pada bahasa Arab melainkan juga menggunakan Bahasa Indonesia, Sunda, Jawa, dan sebagainya.

Sumber

bedugmesjidukir.com