Apa saja bahaya melakukan bleaching gigi atau memutihkan gigi?

Pemutih Gigi

Gigi menjadi salah satu hal penting dalam penampilan untuk itu tidka sedikit orang yang rela mengeluarkan uang untuk perawatan gigi, salah satunya dengan melakukan bleaching gigi. Tapi apakah bleaching gigi dapat membahayakan?

Bleaching gigi dapat menyebabkan efek samping yaitu:

  1. Alergi
    Efek samping bleaching gigi yang pertama ialah timbulnya alergi. Penggunaan bahan dan reaksi kimia selama melakukan proses bleaching tersebut bisa menimbulkan alergi pada sejumlah pasien.

  2. Munculnya Rasa Nyeri
    Efek samping bleaching gigi yang kedua ialah munculnya rasa nyeri. Rasa nyeri ini muncul biasanya dikarenkan bahan ynag digunakan dalam proses bleaching tersebut mengenai bagian sensitif pada gigi anda, yaitu tepatnya pada bagian pulpa gigi.

  3. Sensitifitas Pada Gigi Bertambah
    Efek samping bleaching gigi selanjutnya adalah sensitifitas. Pasca melakukan beaching gigi, biasanya tingkat sensitifitas pada gigi anda akan naik. Terutama apda saat gigi anda terkena makanan atau minuman yang panas atau dingin.

  4. Kerusakan Sistem Saraf dan Pembuluh Darah Pada Gigi
    Zat kimia yang digunakan apda saat proses bleaching akan berdampak buruk pada sistem saraf dan pembuluh darah pada gigi anda.

  5. Kerusakan Jaringan Lunak Pada Rongga Mulut
    Kerusakan ini terjadi apabila bahan yang digunakan dalam proses bleaching ini terjadi kontak langsung dengan mukosa rongga mulut anda.

  6. Gigi Anda Akan Kembali Menguning Dalam Beberapa Waktu
    Metode bleaching bukanlah metode yang bersifat permanen. Walaupun pasca anda melakukan bleaching anda memiliki gigi yang putih dan bersih, tetapi hal itu tidak bersifat permanen.

sumber : https://halogigi.com/efek-samping-bleaching-gigi

Pemutih gigi, apabila tidak dilakukan dengan bantuan profesional (dokter gigi) akan berdampak buruk terhadap kesehatan gigi anda. Beberapa bahaya melakukan bleaching gigi antara lain :

Hipersensitivitas Gigi

Sensitivitas gigi adalah efek samping yang sering terjadi pada bleaching gigi eksterna. Insidens sensitivitas gigi yang lebih tinggi (67-78%) terlihat setelah bleaching di klinik dengan hidrogen peroksida yang dikombinasikan dengan panas. Mekanisme yang mendukung untuk bleaching gigi eksterna walaupun belum sepenuhnya terbukti, menyebutkan bahwa peroksida berpenetrasi ke email, dentin, dan pulpa. Penetrasi ini lebih hebat pada gigi yang direstorasi dibanding gigi utuh.

Efek pada Email

Penelitian telah menunjukkan bahwa 10% karbamid peroxida secara signifikan menurunkan kekerasan email. Namun demikian aplikasi fluor terlihat meningkatkan remineralisasi setelah bleaching .

Efek pada Dentin

Bleaching memperlihatkan perubahan warna yang seragam pada dentin.

Efek pada Pulpa

Penetrasi bahan bleaching ke dalam pulpa melalui email dan dentin menyebabkan sensitivitas gigi. Penenlitian menunjukkan bahwa larutan H₂O₂ 3% dapat menyebabkan:

  • Pengurangan sementara pada aliran darah pulpa
  • Tertutupnya pembuluh darah pulpa

Efek pada Sementum

Penelitian terahir telah menunjukkan bahwa sementum tidak dipengaruhi oleh material yang digunakan untuk bleaching di rumah. Tetapi resorpsi servikal dan resorpsi akar eksterna terlihat pada gigi yang dilakukan bleaching intrakorona menggunakan H₂O₂ 30- 35%.

Resorpsi Servikal

Efek samping yang lebih serius seperti resorpsi akar eksterna dapat terjadi ketika menggunakan konsentrasi hidrogen peroksida lebih tinggi dari 30% dan dikombinasikan dengan panas. Selama proses bleaching termokatalitik, mungkin terbentuk gugus hidroksil terutama bila sebelumnya diginakan EDTA (asam etilenediaminetetraasetat) untuk membersihkan gigi. Ion hidroksil dapat menstimulasi sel di dalam ligamen periodontium servikal untuk berdiferensiasi ke dalam odontoklas, yang memulai resorpsi akar di area gigi di bawah perlekatan epitel. Resorpsi servikal biasanya tidak menimbulkan nyeri sampai saat resorpsi memajankan jaringan pulpa, sehingga memerlukan terapi endodonsia. Pemberian kalsium hidroksida intrakanal seringkali berhasil menghentikan resorpsi gigi lebih lanjut, tetetapi resorpsi akar eksterna yang berat menyebabkan gigi tersebut harus diekstraksi. Resorpsi akar moderat dapat diatasi dengan ekstrusi gigi secara orthodonsia kemudian direstorasi dengan dengan mahkota pasak, walaupun prognosisnya masih meragukan. Resorpsi servikal ringan dapat diatasi dengan akses pembedahan, kuretasi, dan penempatan restorasi.

Iritasi Mukosa

Hidrogen peroksida konsentrasi tinggi (30-35%) bersifat kaustik pada membran mukosa dan bisa menyebabkan terbakar dan bleaching pada gingiva. Dengan demikian, sendok bleaching harus didesain untuk mencegah terpajannya gingiva dengan menggunakan sendok yang hanya pas berkontak dengan gigi.

Genotoksisitas dan Karsinogenisitas

Hidrogen peroksida menunjukkan efek genotoksis karena radikal bebas yang dilepaskan dari hidrogen peroksida (radikal hidroksil, ion perhidroksil dan anion superoksida) mampu menyerang DNA.

Toksisitas

Efek akut hidrogen peroksida yang tertelan bergantung pada jumlah dan konsentrasi larutan yang masuk. Efeknya lebih parah, jika menggunakan konsentrasi yang lebih tinggi.

Tanda dan gejala biasanya terlihat sebagai ulserasi pada mukosa bukal, esofagus dan lambung, mual, muntah, perut kembung, dan sakit tenggorokan. Karena itu, penting untuk menjauhkan semprit berisikan bahan bleaching dari jangkauan anak-anak untuk menghindari kecelakaan yang mungkin bisa terjadi.

Bleaching adalah metode dekolorasi noda gigi yang aman, ekonomis, konservatif, dan efektif karena berbagai alasan. Bleaching hendaknya selalu dipertimbangkan dahulu sebelum melakukan prosedur yang lebih invasif seperti pembuatan vinir atau mahkota keramik penuh.

EFEK PADA MATERIAL RESTORASI

Aplikasi bleaching pada komposit menunjukkan perubahan ini:

  • Peningkatan kekerasan permukaan.
  • Permukaan yang kasar dan teretsa
  • Kekuatan tensil berkurang
  • Peningkatan kebocoran mikro.
  • Tidak terlihat perubahan warna yang signifikan pada material komposit selain penghilangan noda ekstrinsik di sekeliling restorasi.

Efek Bahan Bleaching pada Material Lain

  • Tidak ada efek pada restorasi emas.
  • Perubahan mikrostruktur pada amalgam
  • Perubahan pada matriks ionomer kaca
  • IRM pada saat terpajan pada H₂O₂ menjadi retak dan bengkak
  • Perubahan warna pada mahota sementara yang terbuat dari metil metakrilat dan berubah menjadi oranye.

Secara medis, prosedur pemutihan gigi dapat dilakukan jika terjadi masalah pada gigi seperti matinya saraf maupun dengan tujuan estetika atau untuk kecantikan. Namun, pemutihan gigi yang dilakukan di salon-salon kecantikan tanpa arahan dokter memiliki risiko yang bisa membahayakan kesehatan gigi Anda.

Cetakan gigi yang tidak dibuat oleh dokter mungkin tidak terpasang dengan tepat, sehingga menyebabkan gusi melepuh akibat bocornya gel pemutih. Risiko serupa juga dapat terjadi dengan produk-produk pemutih gigi yang dijual bebas. Produk-produk ini dinilai tidak efektif dalam memutihkan gigi. Selain itu, penggunaan produk pemutih pada gigi sensitif justru bisa memperburuk kondisi.

Sementara itu, produk pemutih atau bleaching yang mengandung peroksida ataupun produk lain yang dijual bebas berisiko menyebabkan gigi sensitif, iritasi gusi, hingga kerusakan enamel atau email gigi.