Fitnah adalah perkataan bohong yang mencelakakan orang, atau maksud-maksud yang tidak baik, dari fitnah itu terhadap sasaran atau yang difitnah.
Apa saja bahaya Fitnah dalam Agama ?
Fitnah adalah perkataan bohong yang mencelakakan orang, atau maksud-maksud yang tidak baik, dari fitnah itu terhadap sasaran atau yang difitnah.
Apa saja bahaya Fitnah dalam Agama ?
Sesungguhnya orang yang mencermati nash-nash yang ada tentang ancaman keras dari fitnah, maka ia sepenuhnya akan memahami akan bahayanya kepada agama seorang muslim. Fitnah itu bisa menghabiskan agama sebagaimana api membakar kayu sampai naudzubillah menjadikannya abu. Walaupun fitnah itu tidak melenyapkan agama secara total tapi dia akan menjadikan seorang muslim dalam kebimbangan di antara kekufuran dan keimanan.
Dari Abu Hurairah RadhiAllahuâanhu Rasulullah Sholallohuâalaihi wasallam bersabda:
âBersegaralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seseorang diwaktu pagi menjadi mukmin dan di waktu sorenya menjadi kafir. Dan diwaktu sore beriman, pagi hari menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan duniaâ.
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan makna hadits ini adalah anjuran untuk bersegera melakukan amalan-amalan sholeh sebelum ada yang menghalanginya dan juga sebelum datang kesibukan yang disebabkan oleh terjadinya fitnah-fitnah yang banyak dan bertumpuk-tumpuk sebagaimana tumpukan kegelapan malam yang gelap gulita.
Nabi Sholallahuâalaihi wasallam mensifati jenis dahsyatnya fitnah tersebut berupa seorang pada sore harinya mukmin dan pagi menjadi kafir atau kebalikannya. (keraguan perawi). Ini disebabkan karena dahsyatnya fitnah tersebut sehingga bisa merubah manusia dalam satu hari seperti perubahan yang telah disebutkan. Wallahuâalam.
Oleh karena itu Nabi Sholallahuâalaihi wasallam telah memberikan peringatan keras dari mengikuti fitnah yang menghancurkan atau yang membinasakan. Dari Hudzaifah ibnul Yaman RadhiAllahuâanhu ia mengatakan Rasulullah Sholallahuâalaihi wasallam pernah bersabda:
âAkan muncul fitnah-fitnah dan di depan pintu-pintunya ada penyeru ke neraka, jika kamu mati dalam keadaan menggigit batang pohon itu akan lebih baik bagimu dari pada mengikuti salah seorang dari merekaâ.
Di antara bentuk besarnya kekhawatiran Rasulullah Sholallahuâalaihi wasallam terhadap fitnah maka beliau memohon kepada Allah âazzawajalla untuk mewafatkannya jika Allah menghendaki untuk menimpakan ujian atau fitnah bagi hamba-hambanya.
Dari Ibnu Abbas RadhiAllahuâanhuma Dia mengatakan Rasulullah Sholallahuâalaihi wasallam bersabda: âRabb-ku mendatangiku pada malam hari dalam bentuk yang paling indah.â Ibnu Abbas mengatakan: Rasulullah Sholallohuâalaihi wasallam menyebutkan dalam mimpinya. Allah Subhaanahu wataâaala berfirman:
âApabila kamu sholat berdoâalah: Ya Alloh aku memohon kepadaMu taufik untuk bisa mengamalkan semua kebaikan, meninggalkan semua kemungkaran dan bisa mencintai orang miskin. Jika engkau menghendaki untuk menimpakan ujian (fitnah) bagi hamba- hambaku maka wafatkanlah aku tanpa terkena fitnah ituâ.
Dan yang patut diperhatikan dalam hal ini: bahwa menginginkan kematian tanpa adanya fitnah besar yang menimpanya lalu menginginkan kematian dengan sebab masalah yang remeh maka ini tidak disyariatkan. Karena Nabi Sholallahuâalaihi wasallam telah melarang hal tersebut.
Dari Anas bin Malik RadhiAllahuâanhu ia mengatakan Rasulullah Sholallahuâalaihi wasallam telah bersabda: âJanganlah kalian mengharap kematian karena suatu masalah yang menimpanya, tapi jika terpaksa mengharap kematian, maka berdoâalah: Ya Alloh hidupkanlah aku jika hidup ini baik bagiku namun wafatkanlah aku jika kematian itu baik bagikuâ.
Karena di dalam keinginan manusia untuk meninggal dunia dengan sebab suatu masalah yang menimpanya terdapat unsur tergesa-gesa agar Allah Subhaanahu wataâaala mematikannya. Dan kemungkinan dengan sebab ini dia tidak mendapatkan kebaikan yang banyak, juga akan menghalanginya dari taubat dan menambah amalan-amalan sholeh.
Keadaan ini tidak akan terjadi kecuali kepada orang yang tidak memilik kesabaran. Maka sudah menjadi kewajiban atas manusia untuk bersabar dalam menghadapi musibah dan mengharap pahala dari Allah Subhaanahu wataâaala. Karena sungguh masalah yang menimpanya dari rasa gundah, sakit dan lainnya akan menjadi penghapus dosa dan mengangkat derajatnya.
Hadist sahih menyebutkan bahwa Nabi Sholallahuâalaihi wasallam bersabda:
ââSungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya baik baginya dan kebaikan itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Apa bila ia mendapat kesenangan ia bersyukur dan itulah yang terbaik untuknya. Dan apabila mendapat musibah ia bersabar dan itulah yang terbaik untuknya.â
Sumber : Dr. Hamad bin Nasr bin Abdurrahman Al-Amr, Menangkal berbagai macam fitnah dengan al-qurâan dan sunnah. Diterjemahkan Oleh Isnan Efendi Abu Abdus Syahid