Apa saja bahan pencemar kimia udara dalam ruangan?

Pencemaran udara umumnya diartikan sebagai udara yang mengandung satu atau lebih bahan kimia dalam konsentrasi yang cukup tinggi untuk dapat menyebabkan gangguan atau bahaya terhadap manusia, binatang, tumbuh- tumbuhan, dan harta benda (Kusnoputranto, 1995).

Bahan pencemar kimia udara dalam ruangan


Dalam jurnal yang dituliskan Boykin, James H; Ronald L (1996), disebutkan bahwa substansi kimia yang dapat mencemari suatu gedung yaitu Volatile Organic Compounds (VOCs), formaldehid, pestisida, nitrogen dioksida, nitrogen oksida, karbondioksida, karbon monoksida, sulfur dioksida, dan gas radon.

Beberapa jenis bahan pencemar antara lain:

  1. Particulate Matter (PM10)

    Partikulat adalah padatan atau liquid di udara dalam bentuk asap, debu dan uap, yang dapat tinggal di atmosfer dalam waktu yang lama. Di samping mengganggu estetika, partikel berukuran kecil di udara dapat terhisap ke dalam sistem pernapasan dan menyebabkan gangguan pernapasan dan kerusakan paru- paru. Partikulat juga merupakan utama haze (kabut asap) yang menurunkan visibilitas. Partikel yang terhisap ke dalam sistem pernapasan akan disisihkan tergantung dari diameternya.

    Partikel berukuran besar akan tertahan pada saluran pernapasan atas, sedangkan partikel kecil akan masuk ke paru-paru ( inhalable ) dan bertahan didalam tubuh dalam waktu yang lama. Partikel inhalable adalah partikel dengan diameter dibawah 10µm (PM10). PM10 diketahui dapat meningkatkan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung dan pernapasan, pada konsentrasi 140 µg/m³ dapat menurunkan fungsi paru-paru pada anak-anak, sementara pada konsentrasi 350 µg/m³ dapat memperparah kondisi penderita bronchitis. Toksisitas dari partikel inhalable tergantung dari komposisinya (Bappenas, 2007).

  2. Volatile Organic Compound (VOC)

    Kehadiran pencemar organik mungkin merupakan konstituen terbesar dari aerosol yang ada di dalam ruang. Dikarenakan jumlah spesies bahan kimia hadir di udara dalam ruang, dan kesulitan di dalam identifikasi dan kuantifikasi dari kimia organik yang tercampur, maka kontaminasi senyawa organik (VOC) di dalam ruang belum dapat diketahui dengan baik sampai saat ini. Menurut Bortoli (Pudjiastuti, 1998) dari senyawa-senyawa yang telah distudi, senyawa paling banyak teridentifikasi meliputi toluene, xylene dan apinene.

    Beberapa senyawa organik volatile yang ditemukan di dalam ruangan telah menunjukkan adanya hubungan dengan sejumlah gejala penyakit. Beberapa gejala penyakit yang ada di dalam ruang yang banyak dijumpai yaitu sakit kepala, iritasi mata dan selaput lendir, iritasi sistem pernafasan, drowsiness (mulut kering), fatigue (kelelahan), malaise umum.

  3. Formaldehid

    Formaldehid merupakan salah satu pencemar udara dalam ruang dan dapat menyebabkan terganggunya kesehatan manusia yang berada di dalam ruang tersebut. Formaldehid banyak didapati pada perlengkapan dalam gedung. Selain itu, formaldehid merupakan molekul yang reaktif dan kovalen dengan protein serta formaldehid dapat menimbulkan alergi dengan kontak dermatitis. Kebanyakan akibat formaldehid yang dilaporkan adalah adanya iritasi pada sistem pernafasan, iritasi pada mata dan tenggorokan serta sakit kepala.

    Sifat-sifat iritan formaldehid sebagian besar merupakan penyebab sejumlah keluhan yang berhubungan dengan iritasi pada mata, saluran pernafasan atas, dan kulit. Menurut Molhave dalam suatu penyelidikan dan studi epidemiologi, iritasi membran mucus paling banyak dijumpai (Molhave,1984). Ini termasuk iritasi mata, hidung dan sinus, tenggorokan, hidung yang berair, dan batuk. Gejala penyakit paru-paru termasuk sesak nafas, nyeri paru-paru, dan mendengkur juga sering dicatat (Pudjiastuti, 1998).

  4. Nitrogen Oksida

    Kedua bentuk nitrogen oksida, yaitu NO dan NO2 sangat berbahaya terhadap manusia. Penelitian aktivitas mortalitas kedua komponen tersebut menunjukkan bahwa NO2 empat kali lebih beracun daripada NO. selama ini belum pernah dilaporkan terjadinya keracunan NO yang mengakibatkan kematian. Pada konsentrasi yang normal ditemukan di atmosfer, NO tidak mengakibatkan iritasi dan tidak berbahaya, tetapi pada konsentrasi udara ambient yang normal NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO2 yang lebih beracun (Fardiaz, 1992).

  5. Nitrogen Dioksida

    NO2 adalah kontributor utama smog dan deposisi asam. NO2 bereaksi dengan senyawa organik volatile membentuk ozon dan oksidan lainnya seperti peroksiasetilnitrat (PAN) di dalam smog fotokimia dan dengan air hujan menghasilkan asam nitrat dan menyebabkan hujan asam. Smog fotokimia berbahaya bagi kesehatan manusia karena menyebabkan kesulitan bernafas pada penderita asma, batuk-batuk pada anak-anak dan orang tua, dan berbagai gangguan sistem pernapasan, serta menurunkan visibilitas.

    Deposisi asam basah (hujan asam) dan kering (bila gas NOx membentuk partikel aerosol nitrat dan terdeposisi ke permukaan bumi) dapat membahayakan tanam-tanaman, pertanian, ekosistem perairan dan hutan. Hujan asam dapat mengalir memasuki danau dan sungai lalu melepaskan logam berat dari tanah serta mengubah komposisi kimia air. Hal ini pada akhirnya dapat menurunkan dan bahkan memusnahkan kehidupan air. NO2 diproduksi terutama dari proses pembakaran bahan bakar fosil, seperti bensin, batu bara, dan gas alam (Bappenas, 2007).

    Sekitar 10% pencemar udara setiap tahun adalah nitrogen oksida. NO2 merupakan gas beracun berwarna coklat-merah, berbau seperti asam nitrat. Nitrogen oksida yang terdapat dalam udara ambient dapat masuk ke dalam ruang yang akan mempengaruhi kualitas udara dalam ruang (Pudjiastuti, 1998).

  6. Karbon Monoksida (CO)

    Gas CO adalah gas yang dihasilkan dari proses oksidasi bahan bakar yang tidak sempurna. Gas ini bersifat tidak berwarna, tidak berbau, tidak menyebabkan iritasi. Gas CO memasuki tubuh melalui pernafasan dan diabsorpsi di dalam peredaran darah. Gas CO akan berikatan dengan haemoglobin (yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh) menjadi carboxyhaemoglobin.

    Gas CO mempunyai kemampuan berikatan dengan haemoglobin sebesar 240 kali lipat kemampuannya berikatan dengan O2. Secara langsung kompetisi ini akan menyebabkan pasokan O2 ke seluruh tubuh menurun tajam, sehingga melemahkan kontraksi jantung dan menurunkan volume darah yang didistribusikan. Konsentrasi rendah (<400 ppmv ambient) dapat menyebabkan pusing-pusing dan keletihan, sedangkan konsentrasi tinggi (>200 ppmv) dapat menyebabkan kematian. Gas CO diproduksi dari pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna, seperti bensin, minyak dan kayu bakar. Selain itu juga diproduksi dari pembakaran produk-produk alam dan sintesis, termasuk rokok.

    Konsentrasi CO dapat meningkat di sepanjang jalan raya yang padat lalu lintas dan menyebabkan pencemaran lokal. CO sebagai parameter kritis di lokasi pemantauan di kota-kota besar dengan kepadatan lalu lintas yang tinggi. CO dapat menyebabkan masalah pencemaran udara dalam ruang ( indoor air pollution) pada ruang-ruang tertutup seperti garasi, tempat parkir bawah tanah, terowongan dengan ventilasi yang buruk, bahkan mobil yang berada di tengah lalu lintas (Bappenas, 2007).

  7. Sulfur Dioksida

    SO2 adalah gas yang tidak berbau bila berada pada konsentrasi rendah tetapi akan memberikan bau yang tajam pada konsentrasi pekat. SO2 berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak bumi dan batu bara. Pembakaran batu bara pada pembangkit listrik adalah sumber utama pencemaran SO2. Selain itu berbagai proses industri seperti pembuatan kertas dan peleburan logam-logam dapat mengemisikan SO2 dalam konsentrasi yang relatif tinggi. SO2 adalah kontributor utama hujan asam.

    Di dalam awan dan air hujan SO2 mengalami konversi menjadi asam sulfur dan aerosol sulfat di atmosfer. Bila aerosol asam tersebut memasuki sistem pernapasan dapat terjadi berbagai penyakit pernapasan seperti gangguan pernapasan kerusakan permanen pada paru-paru (Bappenas, 2007).

  8. Radon

    Radon merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan secara kimiawi tidak reaktif, terbentuk dari radium uranium yang ada di dalam batu tanah dan air. Penggunaan bahan-bahan tambang seperti asbes dan sisa-sisa hasil pengolahan bahan tambang sebagai bahan bangunan untuk perumahan maupun gedung dapat memperbesar kadar radon (Anies, 2004). Radon adalah gas radioaktif yang terjadi secara alamiah yang dapat menyebabkan kanker paru-paru (Pudjiastuti, 1998).

  9. Asbestos

    Asbes adalah campuran berbagai silikat dengan komponen utama magnesium silikat. Penyakit yang disebabkan oleh pengaruh debu asbes disebut asbestosis. Penyakit ini dapat terjadi di dalam ruangan yang menggunakan asbes sebagai bagian dari bangunannya.
    Bahaya asbes terhadap kesehatan telah diketahui dengan jelas, terutama pemajanan yang berhubungan dengan pekerjaan.

    Menurut Godish, empat jenis penyakit yang secara jelas diketahui sehubungan dengan pemajanan asbes yaitu kanker paru-paru, mesothelioma, asbestosis, dan pleural. Penyakit-penyakit itu termasuk yang tidak menular. Mesothelioma adalah kanker selaput dada atau pengikisan lambung. Asbestosis merupakan penyakit profresif yang menyerang paru-paru dan berakibat tidak berfungsinya organ paru-paru serta dapat menyebabkan kematian (Pudjiastuti, 1998)

2 Likes