Cara menghidupkan malam Nifsu Sya’ban adalah dengan memperbanyak amal-amal yang diajarkan oleh Rosulullah SAW seperti melakukan sholat sunnah hajat, sholat sunnah tasbih, sholat sunnah witir atau dengan bersholawat, berdzikir, beristighfar dan membaca Al-Qur’an atau membaca ilmu yang menjadikan kita semakin dekat kepada Alloh SWT.
Cara Berdo’a :
1. Bisa dengan langsung memohon kepada Alloh SWT
2. Bisa dengan bertawassul dengan amal-amal sholih seperti membaca Al-Qur’an seluruhnya atau sebagian atau hanya surat Yasin seperti yang telah dilakukan kebanyakan kaum muslimin atau bersedekah dan sholat kemudian memohon kepada Alloh SWT.
Cara ini sesuai kisah yang diceritakan Nabi Muhammad SAW berdasarkan hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim. Imam Bukhori meriwayatkan tentang tiga orang yang terperangkap di dalam gua, kemudian mereka memohon kepada Alloh dengan bertawassul dengan amal-amal sholeh mereka yang akhirnya dikabulkan hajat mereka. Maksudnya mereka memohon kepada Alloh agar pintu gua dibuka dengan membawa sesuatu yang dicintai oleh Alloh yaitu amal sholeh
“Dari Abu Abdur Rahman, yaitu Abdullah bin Umar bin Al-Khaththab r.a. beliau berkata: “Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda: “Ada tiga orang dari golongan orang-orang sebelummu mereka berpergian, sehingga terpaksalah untuk menempati sebuah gua guna bermalam, kemudian mereka pun memasukinya. Tiba-tiba jatuhlah sebuah batu besar dari gunung lalu menutup gua itu atas mereka. Mereka berkata bahwasanya tidak ada yang dapat menyelamatkan engkau semua dari batu besar ini melainkan jikalau engkau semua berdoa kepada Alloh Ta’ala dengan menyebutkan perbuatanmu yang baik-baik.
Seorang dari mereka berkata : "Ya Alloh, Saya mempunyai dua orang tua yang sudah tua-renta serta lanjut usianya dan saya tidak pernah memberi minum kepada siapapun sebelum keduanya itu, baik kepada keluarga ataupun hamba sahaya. Kemudian pada suatu hari amat jauhlah saya mencari kayu yang dimaksud daun-daunan untuk makanan ternak. Saya belum lagi pulang pada kedua orang tua itu sampai mereka tertidur. Selanjutnya saya pun terus memerah minuman untuk keduanya itu dan keduanya saya temui telah tidur. Saya enggan untuk membangunkan mereka ataupun memberikan minuman kepada seseorang sebelum keduanya, baik pada keluarga atau hamba sahaya. Seterusnya saya tetap dalam keadaan menantikan bangun mereka itu terus-menerus dan gelas itu tetap pula di tangan saya, sehingga fajarpun menyingsing, Anak-anak kecil sampai menangis karena kelaparan dan mereka ini ada di dekat kedua kaki saya. Selanjutnya setelah keduanya bangun lalu mereka minum minumannya. Ya Alloh, jikalau saya mengerjakan yang sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan keridhaan-Mu, maka lapanglah kesulitan yang sedang kita hadapi dari batu besar yang menutup ini." Batu besar itu tiba-tiba membuka sedikit, tetapi mereka belum lagi dapat keluar dari gua.
Yang lain berkata: "Ya Alloh, sesungguhnya saya mempunyai sepupu wanita yang merupakan manusia yang paling aku cintai. Dalam sebuah riwayat disebutkan : Saya mencintainya sebagai kecintaan orang-orang lelaki yang amat sangat kepada wanita. Kemudian saya menginginkan dirinya, tetapi ia menolak kehendakku itu, sehingga pada suatu tahun ia menghadapi kesulitan. Ia pun mendatangi tempatku, lalu saya memberikan seratus dua puluh dinar padanya dengan syarat ia mau menyendiri denganku. Ia pun berjanji. Setelah aku dapat menguasai dirinya. Dalam sebuah riwayat lain disebutkan : Setelah saya dapat duduk di antara kedua kakinya. Sepupuku itu lalu berkata: "Takutlah engkau pada Alloh dan jangan membuka cincin, maka maksudnya ialah jangan melenyapkan kehormatanku ini - melainkan dengan haknya - yakni dengan perkawinan yang sah -, lalu saya pun meninggalkannya, padahal ia adalah orang yang amat tercinta bagiku dari seluruh manusia dan emas yang saya berikan itu saya biarkan dimilikinya. Ya Alloh, jikalau saya mengerjakan yang sedemikian dengan niat untuk mengharapkan ridho-Mu, maka lapangkanlah kesulitan yang sedang kami hadapi ini." Batu besar itu kemudian membuka lagi, hanya saja mereka masih juga belum dapat keluar dari dalamnya.
Orang yang ketiga lalu berkata: "Ya Alloh, saya mengupah beberapa kaum buruh dan semuanya telah kuberikan upahnya masing-masing, kecuali seorang lelaki. Ia meninggalkan upahnya dan terus pergi. Upahnya itu aku kembangkan sehingga bertambah banyaklah hartanya tadi. Sesudah beberapa waktu, pada suatu hari ia mendatangiku, kemudian berkata: “Hai hamba Alloh, tunaikanlah sekarang upahku yang dulu itu. Akupun berkata: “Semua yang engkau lihat ini adalah berasal dari hasil upahmu itu, baik yang berupa unta, lembu dan kambing dan juga hamba sahaya. Ia berkata: Hai hamba Alloh, janganlah engkau mengolokku. Aku menjawab: “Aku tidak mengolokmu”. Kemudian orang itu pun mengambil segala yang dimilikinya. Semua digiring dan tidak seekorpun yang ditinggalkan. Ya Alloh, jikalau aku mengerjakan yang sedemikian ini dengan niat mengharapkan ridho-Mu, maka lapangkanlah kami dari kesulitan yang sedang kami hadapi ini." Batu besar itu lalu membuka lagi dan mereka pun keluar dari gua itu. (Muttafaq 'alaih)
Inilah yang banyak diamalkan oleh kaum Muslimin yaitu dengan membaca ayat suci Al-Qur’an (seperti Surat Yasin, Tabarak dan lain sebagainya), sholat dan berdzikir yang semua itu adalah amal sholih kemudian setelah itu memohon kepada Alloh SWT.
3. Dengan mendahulukan Istighfar sebanyak-banyaknya sebagai pelaksanaan Firman Alloh SWT :
“Kemudian Aku berkata : Mintalah kalian pengampunan kepada Tuhan kalian. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun, Dia menurunkan hujan dari langit untuk kalian, dan memberikan kalian dengan harta dan anak keturunan serta menjadikan kebun-kebun dan sungai-sungai untuk kalian”. QS. Nuh ayat 10-12.
Dan masih banyak cara-cara berdo’a seperti yang sering dilakukan oleh para ulama dengan istilah Istighotsah yang intinya kembali kepada satu makna yaitu :
“Menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dengan ibadah-ibadah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW”.
Amalan Sunnah yang Bisa Dilakukan di Malam Nishfu Sya’ban :
Qoidahnya adalah semua amalan yang bisa dilakukan di luar bulan Sya’ban adalah sangat sunnah untuk dilakukan di malam Nishfu Sya’ban.
1. Memperbanyak sholat sunnah di antaranya :
-
Shalat Hajat 2 rakaat, niatnya adalah :
“Aku berniat sholat Hajat dua rakaat karena Alloh ta`ala.”
-
Shalat Istikharah 2 rakaat, niatnya adalah:
ُ
“Aku berniat sholat Istikhoroh dua rakaat karena Alloh ta`ala.”
-
Shalat Witir 3 rakaat dengan 2 salam. Sholat witir ini dianjurkan dikerjakan sebagai penutup sholat sunnah.
-
Salam yang pertama dengan dua rakaat niatnya:
“Aku berniat sholat witir dua rakaat karena Alloh ta`ala.”
-
Salam yang kedua dengan satu rakaat niatnya adalah: ِ ِ
“Aku berniat sholat witir satu rakaat karena Alloh ta`ala.”
Bagi yang mempunyai kesempatan bisa melkukan sholat witir sampai 11 rokaat
-
Sholat Tasbih. Sholat tasbih adalah sholat yang diajarkan Rasululah SAW kepada paman beliau Sayyidina Abbas Ra, agar mendapatkan pengampunan dari Alloh SWT.
Sholat tasbih ini dilakukan empat rokaat dengan 300 kali (tiga ratus) tasbih dan bisa dilakukan dengan dua rakaat-dua rakaat (dua salam). Caranya :
Sholat ini dilakukan sebagaimana sholat biasa hanya ditambahkan bacaan tasbih,
- 15 kali sebelum membaca al-fatihah
- 10 kali setelah membaca surat sebelum ruku’
- 10 kali disaat ruku`
- 10 kali disaat i`tidal
- 10 kali disaat sujud yang pertama
- 10 kali disaat duduk diantara dua sujud
- 10 kali disaat sujud yang kedua
Maka genaplah 75 tasbih dalam satu raka’at, 150 tasbih dalam dua raka’at dan 300 tasbih dalam empat raka’at. Kalau tidak bisa dilakukan setiap hari maka hendaknya dilakukan setiap minggu, kalau tidak bisa dilakukan setiap minggu maka hendaknya dilakukan setiap bulan, kalau tidak bisa dilakukan setiap bulan, maka hendaknya dilakukan setiap tahun, kalau tidak bisa jangan sampai tidak melakukannya sepanjang umurnya. Yang penting jangan sampai tidak dilakukan sepanjang umurnya
Keterangan :
Untuk pembacaan tasbih yang 15 kali sebelum membaca fatihah, bisa ditiadakan dan dipindah setelah sujud kedua, sebelum berdiri atau sebelum tasyahud.
2. Memperbanyak membaca Istighfar
3. Memperbanyak membaca Sholawat
4. Memperbanyak membaca Al-Qur’an
5. Memperbanyak membaca Dzikir
6. Memperbanyak berdo’a dengan do’a sebebas-bebasnya
7. Bersedekah baik dalam bentuk uang, sandang dan pangan ataupun makanan yang siap dihidangkan.
8. Silaturahmi