Apa saja alasan penggunaan teknik presumptive dalam pajak?

presumptive

presumptive taxation adalah metode penentuan kewajiban pajak secara tidak langsung.

Dalam hal ini apa saja sebenarnya alasan penggunaan teknik presumtive dalam pajak ?

Yang dimaksud dengan istilah presumptive adalah adanya asumsi bahwa jumlah penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak tidak lebih kecil dari jumlah penghasilan yang ditentukan secara tidak langsung. Terdapat beberapa alasan penggunaan teknik presumptive yaitu:

  1. kemudahan terutama untuk Wajib Pajak dengan turnover yang sangat rendah (dan beban administratif untuk melakukan pemeriksaan atas Wajib Pajak tersebut).
  2. untuk mengatasi penghindaran pajak (yang berfungsi bila indikator yang menjadi dasar presumption lebih sulit untuk disembunyikan daripada pencatatan akuntansi).
  3. metode presumptive dapat meratakan beban pajak melalui indikator pengenaan pajak yang objektif, terutama bila metode akuntansi tidak dapat lagi diandalkan karena Wajib Pajak tidak mentaati peraturan dan adanya korupsi.
  4. dapat meningkatkan Wajib Pajak melakukan pencatatan secara benar, karena akan menyebabkan pengenaan pajak yang lebih besar bila catatan tersebut tidak tersedia.
  5. adanya efek insentif yaitu Wajib Pajak dengan jumlah penghasilan yang lebih besar tidak harus membayar pajak lebih besar.
  6. alasan penerimaan negara, keadilan, kesulitan politis atau teknik.

Presumptive taxation dapat digunakan untuk seluruh jenis pajak yang didasarkan dari pencatatan akuntansi seperti pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, bea cukai atau pajak penjualan, namun lebih umum digunakan untuk pajak penghasilan. Metode presumptive dapat dibedakan berdasarkan jenis Wajib Pajak yang dituju yaitu untuk Wajib Pajak usaha kecil dan tenaga ahli, Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan secara keseluruhan, termasuk perusahaan besar.

Metode penentuan penghasilan dalam Metode Presumptive adalah sebagai berikut (Thuronyi, 1996):

  1. Metode Net worth
    Bila informasi penting mengenai pendapatan Wajib Pajak tidak tersedia, metode yang umum digunakan untuk memperkirakan pendapatan adalah dengan menentukan besarnya perubahan net worth selama tahun pajak tertentu dan menambahkan besarnya konsumsi Wajib Pajak dengan memeriksa gaya hidup Wajib Pajak. Kesulitan yang dihadapi dalam menggunakan metode ini untuk menentukan penghasilan adalah mendapatkan informasi mengenai kekayaan dan pengeluaran dari Wajib Pajak yang tidak mau bekerjasama.

  2. Metode Tabungan pada Bank
    Metode lain yang dapat digunakan untuk menentukan penghasilan adalah tabungan Wajib Pajak (baik pada bank lokal maupun luar negeri) dan untuk membuat asumsi. Seluruh tabungan dianggap sebagai penghasilan kecuali Wajib Pajak dapat membuktikan sebaliknya. Metode ini dapat menyebabkan kelebihan atau kekurangan perkiraan penghasilan tergantung dari praktek usaha Wajib Pajak. Bila Wajib Pajak merasakan bahwa pengenaan pajak dengan metode ini tidak adil maka Wajib Pajak diperbolehkan untuk memmbuktikan dengan pembukuan laba rugi yang aktual.

  3. Metode Pengeluaran
    Metode ini digunakan bila informasi mengenai kekayaan Wajib Pajak tidak tersedia, sehingga penghasilan ditentukan berdasarkan jumlah uang yang telah dikeluarkan oleh Wajib Pajak. Metode ini digunakan di Perancis dan Jerman.

  4. Persentase Peredaran bruto
    Dalam metode ini yang menjadi dasar penentuan penghasilan adalah peredaran bruto. Keuntungan dari metode ini adalah sangat mudah untuk diterapkan dan dapat meningkatkan penerimaan negara. Adapun kelemahan dari metode ini adalah korelasi yang kecil antara penghasilan dan peredaran bruto yang diterima oleh Wajib Pajak untuk suatu tahun tertentu. Disamping itu, persentase peredaran bruto yang dimiliki oleh setiap jenis industri berbeda-beda dan tergantung pada tingkat integrasi suatu perusahaan tertentu dan jenis produk atau jasa yang diberikan. Penggunaan persentase yang sama untuk semua perusahaan akan menyebabkan penentuan penghasilan bersih yang tidak akurat.

  5. Persentase Aktiva
    Dalam metode ini yang menjadi dasar penentuan penghasilan adalah persentase tertentu dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.