Apa pertolongan pertama pada orang mengalami patah tulang?

Ketika kita melihat orang yang mengalami kecelakaan ada kemungkinan orang tersebut mengalami patah tulang atau fraktura. Apa yang harus kita lakukan untuk memberikan pertolongan pertama pada orang tersebut?

image

  1. Hentikan gerakan pada tulang yang patah. Setelah tubuh orang yang cedera distabilkan, ini waktunya untuk menghentikan gerakan pada tulang yang patah jika Anda mengantisipasi untuk menunggu personel medis dari unit gawat darurat sekitar satu jam atau lebih.Menghentikan gerakan pada tulang yang patah dapat mengurangi nyeri dan melindunginya agar tidak timbul cedera yang lebih berat akibat gerakan tiba-tiba. Jika Anda belum pernah mendapatkan pelatihan yang tepat, jangan coba-coba meluruskan kembali tulang yang patah. Mencoba untuk meluruskan tulang yang patah dengan cara yang salah dapat menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah dan saraf, sehingga menimbulkan pendarahan dan kemungkinan kelumpuhan. Perhatikan, bidai hanya dapat digunakan pada tulang anggota badan, bukan tulang pada pelvis atau batang tubuh.
    Cara terbaik untuk menghentikan gerakan adalah dengan membuat bidai sederhana. Letakkan sepotong kardus atau plastik yang kaku, ranting atau stik, batang logam, atau koran/majalah yang digulung pada sisi-sisi bagian yang cedera untuk menyangga tulang. Ikatlah penyangga ini dengan kuat menggunakan plester, tali, tambang, kabel, selang karet, ikat pinggang kulit, dasi, syal, dll.
    Saat memasangkan bidai pada tulang yang patah, cobalah untuk membiarkan pergerakan pada sendi di dekatnya dan jangan ikat terlalu kencang – biarkan darah mengalir dengan lancar.
    Memasangkan bidai mungkin tidak diperlukan jika pertolongan darurat segera datang. Dalam kasus seperti ini, pemasangan bidai bisa memperparah keadaan jika Anda tidak terlatih.

  2. Berikan kompres es pada lokasi cedera. Ketika tulang yang patah dihentikan pergerakannya, berikan kompres dingin (idealnya es) sesegera mungkin sementara menunggu ambulans datang. Terapi dingin mempunyai banyak manfaat, antara lain mengurangi nyeri, mengurangi peradangan/pembengkakan, serta mengurangi pendarahan dengan mempersempit pembuluh darah arteri. Jika tidak ada es, coba gunakan kantung gel beku atau sekantung sayuran, namun pastikan untuk selalu membungkusnya dengan kain tipis agar tidak menimbulkan lepuh es atau radang dingin.
    Berikan kompres es selama 20 menit atau hingga rasa nyeri pada area cedera benar-benar hilang sebelum kompres dilepaskan. Mengompres cedera dapat mengurangi pembengkakan selama rasa nyeri tidak bertambah berat.
    Saat mengompres dengan es, pastikan untuk mengangkat tulang yang patah untuk mengurangi pembengkakan dan menghambat pendarahan (jika bisa).

  3. Tetap tenang dan perhatikan tanda-tanda syok. Patah tulang adalah sesuatu yang sangat traumatis dan menyakitkan. Ketakutan, panik, dan syok adalah reaksi yang lazim terjadi, namun memiliki akibat negatif terhadap tubuh, jadi harus dikendalikan. Dengan demikian, tenangkan diri Anda dan/atau orang yang mengalami cedera dengan meyakinkannya bahwa pertolongan akan segera datang dan situasinya dapat dikendalikan. Saat menunggu pertolongan, tutupi tubuh orang yang cedera agar tetap hangat dan berikan minuman jika ia merasa haus. Ajak ia bicara untuk mengalihkan pikirannya dari cedera.
    Gejala syok meliputi: rasa limbung/pusing, wajah pucat, keringat dingin, napas cepat, denyut jantung cepat, kebingungan, dan kepanikan yang tidak logis.
    Jika orang yang cedera tampak mengalami syok, baringkan tubuhnya dengan kepala yang ditopang dan angkat kakinya. Tutupi tubuhnya dengan selimut, jaket, atau taplak meja jika kedua benda tersebut tidak ada.
    Syok adalah kondisi yang berbahaya karena darah dan oksigen teralihkan dari organ-organ vital. Kondisi psikologis ini jika dibiarkan dapat menyebabkan kerusakan organ.

  4. Pertimbangkan untuk mengonsumsi obat pereda nyeri. Jika waktu yang dibutuhkan untuk menunggu personel medis darurat lebih dari satu jam (atau Anda mengantisipasinya lebih lama lagi), pertimbangkan untuk mengonsumsi/memberikan obat-obatan, jika tersedia, untuk mengendalikan nyeri dan membuat waktu menunggu bisa lebih diterima. Asetaminofen (Tylenol) adalah obat pereda nyeri yang paling tepat untuk patah tulang dan cedera dalam lainnya karena tidak mengencerkan darah dan menyebabkan pendarahan semakin berat.
    Obat antiinflamasi yang dijual bebas seperti aspirin dan ibuprofen (Bufect) bermanfaat untuk meredakan nyeri dan peradangan, namun dapat menghambat pembekuan darah, sehingga tidak cocok untuk cedera dalam seperti patah tulang.
    Selain itu, aspirin dan ibuprofen tidak boleh diberikan kepada anak-anak, karena mempunyai efek samping yang berbahaya.

Referensi