Apa perbedaan utama antara pendekatan Five Forces Analysis dan pendekatan Competitive Dynamics didalam analisis kompetitor?

Analisis persaingan atau kompetisi merupakan salah satu fokus utama didalam manajemen strategi. Pendekatan yang paling umum digunakan adalah pendekatan five forces dan pendekatan competitive dynamics. Apa perbedaan kedua pendekatan tersebut ?

Perbedaan utama antara pendekatan five forces analysis dan pendekatan competitive dynamics terletak pada tiga bagian utama, yaitu ; prediksi perilaku kompetitif, hubungan kompetitif antar perusahaan yang bersaing dan perumusan strategi serta implementasinya.

Memprediksi perilaku kompetitif.

Pendekatan competitive dynamics merupakan pendekatan yang condong pada analisis di level mikro, dimana pendekatan ini merupakan pelengkap dari pendekatan five forces yang lebih menekankan pada analisis makro dalam suatu struktur industri. Dalam pendekatan five forces, analisis makro tersebut digunakan sebagai pendorong didalam pengambilan keputusan strategis. Untuk memprediksi respon kompetitif yang dilakukan perusahaan pesaing, menjadi hal yang penting untuk memahami bagaimana tindakan kompetitif yang dilakukan oleh perusahaan pesaing akan mempengaruhi perilaku internal perusahaan pesaing tersebut dalam memberikan respon terhadap serangan (Chen & Miller, 1994).

Sederhananya, perusahaan pesaing tidak akan dapat menanggapi suatu tindakan, apakah akan melakukan serangan atau melakukan respon terhadap perusahaan pesaing, kecuali jika mereka menyadari adanya tindakan tersebut, termotivasi untuk bereaksi, dan mampu merespon. Hal inilah yang menjadi kunci utama pendekatan competitive dynamics, atau biasa disebut dengan kerangka kerja AMC, Awareness, Motivation dan Capability.

Kerangka kerja AMC berguna dalam menganalisis dan memprediksi respons potensial yang akan dilakukan oleh perusahaan pesaing apabila mendapat serangan dari perusahaan lain.

Hubungan kompetitif yang asimetris antara perusahaan.

Pendekatan competitive dynamics menyoroti sifat dimensi kritis dari hubungan yang saling berhubungan antara perusahaan yang saling bersaing, yaitu : asimetri kompetitif. Seorang ahli strategi tidak dapat berasumsi bahwa tindakan kompetitif akan mempengaruhi masing-masing komponen AMC secara setara atau seimbang untuk semua kompetitornya.

Asimetri kompetitif merupakan sebuah gagasan bahwa dua perusahaan mungkin tidak memandang hubungan atau interaksi mereka di pasar secara setara. Didalam persaingan bisnis, adanya asimetri kompetitif merupakan hal yang sangat lazim (Chen, 1996; DeSarbo, Grewal, & Wind, 2006). Misalnya, kecil kemungkinannya bahwa dua saingan akan memandang setiap tindakan atau hubungan kompetitif dengan cara yang sama. Karena perbedaan dalam asumsi tentang prospek industri, pengaturan dan preferensi organisasi yang berbeda, saingan mungkin berbeda dalam pandangan mereka tentang hubungan kompetitif mereka.

Menghubungkan perumusan strategi dengan implementasi.

Strategi kompetitif dalam pendekatan competitive dynamics fokus pada aksi dan orientasi perilaku, dimana strategi kompetitif tersebut ditafsirkan sebagai seperangkat keputusan dan tindakan yang koheren. Dengan demikian, pendekatan competitive dynamics mencakup perumusan dan implementasi strategi, serta konten dan proses strategis. Pendekatan competitive dynamics juga mempertimbangkan masalah eksternal dan internal.

Ketika mengembangkan strategi kompetitif, perusahaan harus mempertimbangkan kemungkinan adanya pembalasan dari perusahaan saingan. Oleh karena itu, kualitas dan kedalaman pengetahuan perusahaan tentang dirinya dan pesaingnya memainkan peran sentral dalam competitive dynamics (Barnett, 1997, Barnett & Hansen, 1996; Greve, 1996).

Secara lebih ringkas, perbedaan mendasar antara pendekatan five forces dengan pendekatan competitive dynamics dapat dilihat dalam tabel berikut,

Five Forces Analysis Competitive Dynamics
Premis Dasar Struktur industri akan menentukan kompetisi dan profitibilitas perusahaan Kompetisi adalah “dinamis” (atau interaktif) dan relatif; aksi atau respon merupakan hal yang penting bagi kinerja perusahaan
Tingakatan Analisis Level Industri : Makro Level perusahaan dan aksi yang dilakukan perusahaan
Asal Keilmuan Industrial organization economics hasil dari pekerjaan empiris dan teori didalam manajemen strategi yang merupakan kepanjangan dari Schumpter dan Austrian economics.
Fokus Lima tekanan yang membentuk struktur industri Aksi dan respon perusahaan dan atau aksi individu
Competitive advantage Keunggulan bersaing dapat dibuat dan berkelanjutan Keunggulan bersaing sangat bergantung dengan waktu (time-dependent) dan tidak kekal, yang ada hanya keunggulan relatif
Orientasi Industri atau lingkungan kesetimbangan antara pasar-sumberdaya (market-resources), atau mempertimbangkan internal dan eksternal
Hubungan antar perusahaan Simetris Asimetris
Strategi kompetitif Tipe generik Bersifat repertoir antara aksi dan respon
Pertimbangan dinamis Perbandingan antara dua titik waktu Pertukaran antara aksi dan respon dari perilaku interaksi antara dua perusahaan

Sumber : Ming-Jer Chen & Danny Miller, (2012), Competitive Dynamics: Themes, Trends, and a Prospective Research Platform, The Academy of Management Annals Vol. 6, No. 1, June 2012, 135–210