Apa pengertian dari "Game as a Service"?

Kita sering mendengar istilah Software as a Service yang membuat terobosan di bidang marketing software, namun akhir - akhir ini, saya beberapa mendengar istilah Game as a Service dalam dunia pembuatan game, yang saya tanyakan adalah Apa pengertian dari “Game as a Service”?

Sama seperti istilah Software as a Service yang memilki artian harfiah “menjual sebuah software layaknya sebuah jasa”. Istilah Game as a Service memiliki arti untuk menjual video game tidak sebagai sebuah produk yang dibuat kemudian dijual begitu saja namun lebih seperti jasa yang terus berkembang dan melayani dengan tambahan biaya.

Pada awal - awal zaman meledaknya pasar video game hingga baru - baru ini, video game biasanya setelah dibuat oleh developer, kemudian di distribusikan, dan developer membuat proyek game baru. Namun, dengan berkembangnya model marketing “Software as a Service”, developer video game mulai memasarkan game-nya dengan model yang akhirnya dinamakan “Game as a Service”. Cara pemasararan Game as a Service dibuat developer umumnya dengan 2 tujuan utama. Yang pertama adalah agar pemasukan tidak pernah berhenti dari hanya 1 game dan yang kedua adalah agar menambah masa hidup suatu game. Dengan adanya penambahan konten, update, tampilan kosmetik didalam game, user akan terus mendapatkan konten bermain yang lebih banyak, tampilan game yang unik (khususnya dalam game multiplayer online) dan ekstensi cerita sedangkan developer juga mendapatkan pendapatan yang terus menerus sehingga yang ada hanyalah win-win solutions.

Menurut Square Enix, salah satu perusahaan developer game yang paling besar di dunia, dalam presentasinya dalam suatu konvensi, model marketing “Game as a Service” akan menjadi model marketing yang mainstream di masa depan dan (Square Enix) akan melanjutkan membuat game sebagai sebuah servis bukan produk,

Bahkan, model “Game as a Service” ini menambah nilai industri developer game dengan 3 kali lipat. Alasan dari berhasilnya model ini adalah pertama karena pembeli game atau user mendapatkan akses game yang lebih secara terus menerus sehingga tidak harus membeli sebuah game kemudian tidak pernah dimainkan lagi setelah tamat. Yang kedua adalah karena game kelas atas atau yang biasa disebut tripel A (AAA) biasanya memilki harga sekitar $60 dan pembeli mulai enggan membeli dengan harga tersebut. Dengan menjual sebagai sebuah jasa, developer dapat menjual dengan harga yang lebih murah pada rilis pertama dan menjual DLC atau konten tambahan dengan harga tertentu.

Sumber:

Istilah game as a service sebenarnya sudah ada sejak dulu, namun baru belakangan ini menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Game as a serivice adalah menjual game seperti jasa dan harga tergantung dari layanan yang diinginkan. Diawali oleh software as a service, industri game juga mulai menerapkan hal ini demi kelangsungan perusahaan. Game as a service memberikan keuntungan kepada perusahaan karena dengan 1 game saja bisa menghasilkan pendapatan yang cukup banyak karena game tersebut akan bertahan cukup lama di pasaran. Game as a service menawarkan fitur-fitur unik dan baru tiap bulannya sehingga pemain betah dan tidak bosan memainkan game tersebut. Belum lagi DLC yang ditawarkan secara terpisah yang biasanya membuat para pemain tergiur untuk membelinya.

Karena adanya internet of thing, game keluaran terkini biasanya harus terkoneksi dengan internet agar bisa dimainkan. Menyikapi hal ini para pemain ada yang pro dan kontra. Mereka merasa diperas uangnya hanya untuk bisa bermain game, terkadang ada pemain yang tidak memiliki internet namun ingin memainkan game tersbut, ada juga DLC yang harus dibeli jika ingin melanjutkan cerita dalam game. Sebenarnya game as a service ini sangat menguntungkan developer atau perusahaan-perusahaan game, namun terkadang justru membuat pemain merasa diperas uangnya. Kenyataannya developer game telah mematok harga yang lebih murah jika menggunakan game as a service ini, jadi ini semua tergantung dari penikmat game tersendiri, apakah lebih menyukai cara konvensional atau game as a service.

SUMBER :

image

Games as service adalah cara berpikir yang berbeda dalam industri game dan lebih berkaitan dengan bagaimana permainan dikembangkan, diterapkan dan dioperasikan daripada yang dilakukan pada permainan mereka. Arsitektur game berubah dengan semakin banyak logika yang berpindah ke server karena ini memberi pengembang tingkat ketangkasan baru yang sangat penting bagi mereka saat mereka menavigasi dunia perangkat, pasar, dan model bisnis yang semakin rumit untuk permainan mereka.

Itu adalah tampilan industri cross-industry yang sangat umum yang kompatibel dengan Game-as-a-Service sekalipun. Hal ini menjadi semakin langka bagi pengembang untuk dapat merancang dan membangun permainan, mendistribusikannya melalui toko, mengenakan harga premium dan kemudian melangkah ke proyek berikutnya. Untuk satu hal, monetisasi dalam game adalah area yang kompleks dan sulit. Kebanyakan orang menerima hal itu pada tahap ini. Kecuali ada penerbit yang bertanggung jawab untuk menjalankan permainan, benar-benar diserahkan kepada pengembang untuk mengoperasikannya secara berkelanjutan dan mengoptimalkannya di seluruh jenis dan pasar pemain.

Sumber :
https://www.gamesparks.com/blog/games-as-a-service/