Gerakan 2019 ganti presiden tumbuh dengan pesat. Kabarnya ada sekitar 100 grup whatsapp. Dari beberapa sumber post disosial media menggungkapkan bahwa grup ini muncul karena rasa tidak puas publik terhadap presiden Jokowi saat ini.
Saya kurang memahami mengenai hal itu. Tetapi jika kita berfikir dengan cara yang sedikit dewasa, pemilihan presiden 2019 memang akan menjadi titik Indonesia memiliki presiden “baru”. Masalah orang itu Jokowi atau bukan tergantung dengan pilihan rakyat. Gerakan tersebut bisa saja memang orang-orang yang tidak menyukai Jokowi, bisa pula orang-orang kecewa, atau kedua nya bergabung. Tidak menutup kemungkinan pula jika itu adalah gerakan lawan politik. Politik seperti bola semua dapat terjadi. Jika perkembangan cepat maka kita harus kembali menelaah seberapa besar kekecewaan rakyat dan seberapa tinggi kepercayaan rakyat.