Apa Masalah-Masalah Umum yang terjadi di Negara Dunia Ketiga?

Apa saja masalah-masalah yang dialami oeh negara dunia ketiga?

1 Like

Pertanyaan tentang penyebab krisis aktual teori besar ini bisa diruntutkan dari beberapa penyebab sebagaimana berikut, (Menzel, 1992).

1. Pertama, sejak beberapa tahun terakhir terlihat bukti adanya proses diferensiasi yang mendua dari beberapa negara yang pada mulanya termasuk dalam “Dunia Ketiga”. Gambaran yang muncul tentang kesamaan struktur dari masyarakat, negara (Pemerintahan), perekonomian di selain negara-negara industri baik dari pemikiran strukturalis modernisasi maupun teoritisi ketergantungan tidak lama dipertahankan. Dalam sudut pandang perekonomian, secara kasar dapat dinyatakan bahwa paling tidak ada satu pembagian negara-negara yang tergolong dalam negara industri baru, negara-negara Opec, dan negara miskin yang absolot dan yang relatif menjadi miskin. Baik dari pemikiran teori modernisasi maupun teori ketergantungan atau teori sistem dunia, keduanya mengangkat tuntutan global tidak
memiliki kemampuan untuk menjelaskanya. Terutama sekali dengan kedatangan negara-negara industri baru.

2. Kedua, secara bersamaan timbul suatu proses diferensiasi politik yang sangat berarti (demokratisasi vs otoriterisme vs refundamentalisasi), yang tidak dapat dijelaskan dengan satu teori yang berhubungan dengan modernisasi politik maupun dengan berbagai pemikiran lain. Di satu sisi tidak dapat dibuktikan bahwa seperti yang dianggap oleh teori modernisasi- bahwa pertumbuhan ekonomi secara langsung atau secara otomatis akan mengarah pada demokratisasi. Proses demokratisasi di negara Korea Selatan, Siangapura, Taiwan secara nyata merupakan suatu konsekuensi dari pertumbuhan yang tinggi yang terus dapat dipertahankan, hal ini merupakan suatu pengecualian yang tidak bisa di tolak. Berbeda jauh dengan proses demokratisasi yang terjadi di negara seperti Chili, Argentina atau Philifina (yang tidak menunjukkan adanya kasus pertumbuhan yang nyata). Proses ini tidak dengan diskusi tentang negara dari perspektif teori ketergantungan.

3. Ketiga, faktor lain adalah tentu berhubungan dengan krisis riil sosialismus sejak awal tahun 80-an yang tidak saja dinyatakan berlaku bagi Eropa Timur tetapi juga terjadi di negara Cina, Vietnam, Kamboja, Korea Utara, Kuba dan lain-lain. Terutama keterbukaan dan reformasi politik di negara Republik Cina pada tahun 70–an yang pada hakekatnya merupakan suatu alternatif model pembangunan, memiliki pengaruh yang kuat pada diskusi teori yang ada. Terutama sekali dalam menyampaikan adanya kegagalan segala strategi pembangunan dari segala bentuk sosialis. Hal ini menunjukkan bahwa segala pilihan pada jalan ketiga antara kapitalisme menjadi lemah. Dengan demikian juga makna awal konsep ”Dunia Ketiga” menjadi kosong