Apa makna yang terkandung didalam Surah Fushilat ayat 30 ?

Istiqomah

Innallażīna qālụ rabbunallāhu ṡummastaqāmụ tatanazzalu 'alaihimul-malā`ikatu allā takhāfụ wa lā taḥzanụ wa absyirụ bil-jannatillatī kuntum tụ’adụn

Apa makna yang terkandung didalam Surah Fushilat ayat 30 ?

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu." QS Fushilat : 30

Munasabah, ayat ini menjelaskan keadaan orang mukmin dan imbalannya, juga menjelaskan keadaan orang musyrik dan hukumannya.kemudianpenjelasan perbedaan antara orang mukmin dan orang kafir, dan penjelasan antara perbuatan baik dan buruk.

Kemudian setelah Allah Ta’ala menyampaikan ancaman yang keras kepada orang-orang kafir, yang sedemikian rupa yang membuat perjanjian mulia dengan orang mukmin, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam al-Qur’an

Ibnu Katsir berpendapat mengenai makna kalimat “meneguhkan pendirian” yaitu memurnikan akidah dan amal hanya karena Allah semata sesuai dengan yang telah disyari’atkan Allah dan tetap dalam keadaan seperti itu sehingga bertemu dengan Allah. Sebagaimana diriwayatkan oleh al-Hafidz Abu Ya’la al-Mushili bahwa Anas bin Malik r.a. berkata:

“Rasulullah membacakan kepada kami ayat,”sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, ‘sungguh telah diucapkan oleh banyak orang, kemudian kebanyakan mereka kafir.Maka barang siapa orang yang mengatakannya sampai mati maka sungguh orang itu telah beristiqomah diatasnya.”

Kemudian Mujahid, Ikrimah, dan Zaid bin Aslam berpendapat tentang para malaikat akan turun dengan memberikan kabar gembira kepada mereka tentang sirnanya kejelekan dan tercapainya kebaikan, ini adalah seperti yang telah diterangkan di dalam sebuah hadits bahwa al-Barra r.a. berkata,

“Sesungguhnya para malaikat itu akan mengatakan kepada ruh seorang mukmin, keluarlah, wahai ruh yang baik yang berada di dalam jasad yang baik. Engkau telah memakmurkan jasad itu. Keluarlah menuju ruh, kesenangan, dan Rabb yang tidak murka.”

Zaid bin Aslam berkata, ”Para malaikat itu memberikan kabar gembira kepada orang mukmin di kala kematian datang, ketika dalam kuburnya, dan ketika dibangkitkan.” Atsar ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim. Perkataan Zaid ini mengintegrasikan pendapat-pendapat yang lain, merupakan pendapat yang baik sekali.

Al-Maraghi juga menjelaskan bahwa istiqomah ialah kestabilan dalam mengaku kepemeliharaan-Nya (Rububiyyah- Nya) dan mengakui keesaan-Nya (Wahdaniyyah- Nya), kemudian ketaatan baik yang menyangkut I’tikad perkataan maupun perbuatan dengan melanggengkan sikap seperti itu.

Buya Hamka dalam menjelaskan bahwa teguh pendirian ialah lurus, teguh tegap dengan pendirian itu.Tetap pendirian bertuhan kepada Allah dengan membayarkan haknya dan hakikatnya.Tetap pendirian bertuhan kepada Allah dalam hati sanubari, dalam tindakan hidup, dalam kesyukuran menerima nikmat, dalam kesabaran menahan percobaan.

Maka selain dari ketentraman hati di atas dunia ini, sebagai alat paling penting untuk pertahanan jiwa dalam menghadapi serba-serbi gelombang kehidupan, dijanjikan pula bahwa kelak akan dimasukkan ke dalam syurga.

Sebab itu diujung ayat Allah Swt berfirman

Dan gembiralah kamu dengan Syurga yang telah dijanjikan Allah kepada kamu.”

Referensi :

  • M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan keserasian Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002)
  • Imam Abi Fida’ al-Hafidz Ibn Katsir al-Damasyqiy, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adzim,
  • Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi
  • Buya Hamka, Tafsir Al-Azhar