Apa makna kalimat mukhlisina lahuddin?

Wama umiru illa liya’budullaha mukhlisina lahuddin

Wama umiru illa liya’budullaha mukhlisina lahuddin. Allah tidak memerintahkan kita mengabdi kepada Allah, kecuali dengan khalis; murni.

Mukhlisina lahuddin, ini suatu bentuk keikhlasan dalam beragama… Ikhlas memiliki banyak syarat bahwa sesuatu perbuatan dinilai ikhlas jika ia murni karena Allah, ia sungguh-sungguh dilakukan dengan sebaik mungkin, ia dijaga dari pencemaran niat, ia dijaga dengan sebuah komitmen dan disiplin… dan sebagainya

Ikhlas adalah perkara yang sangat sulit, karena manusia cenderung melakukan suatu perbuatan karena pengaruh manusia lainnya.

Ketika berbuat kebaikan, ibadah, amal dan sebagainya, manusia cenderung melakukannya karena:

  1. Malu sama orang lain, sebab jika tidak beribadah akan dicela orang lain sebagai orang buruk, orang sesat, kafir dan sebagainya. “kalau tidak beribadah, sesat kamu, kafir kamu”

  2. Ingin dipandang dan diakui sama orang lain, sebagai orang yang baik, yang alim, yang dermawan, yang budiman, yang bijaksana dan sebagainya. “ini lho gue sudah ibadah, sudah beramal, sudah sedekah, kamu mana? amal kamu mana??”

  3. Tuntutan masyarakat, malu sama orang jika tidak kelihatan alim sebab anak kyai, ulama’. “kamu kan anak kyai, malu sama orang kalau gak jadi orang alim, masa bapakmu kyai, anaknya kayak gini”

  4. Menutupi kejahatan, misal banyak sedekah, tahu-tahunya malah koruptor.

Ketika menghindari keburukan, kejahatan dan dosa pun, manusia cenderung melakukannya karena:

  1. Takut dihukum jika melakukan kejahatan.
  2. Malu kalau ketahuan bikin dosa moral sama orang sekitar. “nanti kalau ketangkep warga gimana?”
  3. Takut dikucilkan dalam masyarakat jika dianggap sebagai orang jahat.

Itulah kebanyakan manusia melakukan kebaikan-kebaikan, maupun menghindari kejahatan-kejahatan karena faktor pengaruh dari pandangan orang lain terhadap dirinya… Lalu orang-orang terdidik untuk melakukan segala sesuatu karena orang lain… Sebenarnya melakukan semuanya bukan murni karena Allah… Tidak ikhlas…

Mursyid Syech Muhammad Zuhri