Apa Makna Dari "Shalat Adalah Tiang Agama"?

Secara bahasa salat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti, doa. Sedangkan, menurut istilah, salat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.

Apa makna dari pernyataan “shalat adalah tiang agama” ?

Sholat itu adalah tiang agama (Islam), maka barangsiapa mendirikannya maka sungguh ia telah mendirikan agama (Islam) itu dan barangsiapa merobohkannya maka sungguh ia telah merobohkan agama (Islam) itu.

Dalam sebuah pelajaran mahfudzhat, saya menyampaikan sebuah mahfudzhat yang saya ingat saat saya masih kecil dulu. Dan setelah saya pelajari kalimat tersebut senada dengan hadist nabi, hal ini saya ketahui dari pernyataan para muallif (penyusun) dalam kitab-kitab.

Kalimat itu adalah ash sholaatu ‘imaadu ad diin yang berarti sholat itu adalah tiang agama. Kelanjutan dari kalimat tersebut adalah faman aqoomahaa faqod aqoomaddin waman hadaamaha faqod hadaamaddin; maka barangsiapa yang mendirikannya berarti ia telah mendirikan agama itu (Islam) dan barang siapa meninggalkannya maka ia telah merobohkan agama (Islam) itu.

Sebuah bangunan, setelah adanya pondasi yang merupakan asas sebuah bangunan berdiri, kebutuhan pokok setelah pondasi adalah tiang penyangga, penyokong, soko guru, yang akan menguatkan bangunan tersebut. Apabila sebuah bangunan memiliki 5 buah pilar penyangga, maka jika salah satu dari tiang tersebut roboh maka kekuatan atau kekokohan bangunan tersebut akan berkurang. Demikian seterusnya kekokohan suatu bangunan akan terus berkurang seiring dengan hilangnya pilar-pilar penyangganya satu persatu.

Demikian pula Islam, yang ibaratnya adalah sebuah bangunan dengan syahadat sebagai pondasinya, dakwah dan jihad sebagai atap pelindungnya, dan sholat yang merupakan cerminan syariat Islam sebagai pilar penyangganya. Bila kaum muslimin rajin mendirikan sholat yang 5 waktu secara berjamaah di masjid maka berarti mereka telah mengokohkan pilar-pilar Islam. Sebaliknya, apabila kaum muslimin malas, ogah-ogahan mendirikan sholat fardhu yang 5 waktu secara berjamaah di masjid, maka berarti mereka telah melemahkan Islam itu sendiri dengan ‘merobohkan’ pilar-pilarnya. Mungkin ini salah satu maksud Islam itu terhalang oleh orang Islam sendiri, Allohu a’lam.

Bila kita pandang dalam lingkup yang lebih kecil, dalam diri seseorang bisa kita lihat parameter “kekuatan” Islamnya. Apakah ia rajin mendirikan sholat fardhu yang 5 waktu secara berjamaah di masjid, menambahi dengan mendirikan sholat sunnah, atau sebaliknya ia mengerjakan sholat fardhu 5 waktu namun tidak berjamaah dan hanya sholat sendirian di rumah, atau bahkan ia jarang melaksanakan sholat fardhu yang 5 waktu, atau bahkan yang paling parah ia tidak mengerjakannya sama sekali. Na’udzuu billahi min dzalik. Bahkan secara tegas dalam sebuah hadist Rasulullah disebutkan bahwa pembeda antara seorang mukmin dan kafir adalah seorang tersebut meninggalkan sholat atau tidak, yang bisa kita maknai bahwa agama Islam telah roboh dari diri seseorang tersebut bisa seorang tersebut meninggalkan sholat, terlepas dari perbedaan pendapat tentang kafir tidaknya orang tersebut.

Oleh karena itu, ulama’ bersepakat bahwa hukuman seseorang yang meninggalkan sholat selama hidupnya adalah dipenggal. Sungguh amatlah berat hukuman ini tentunya sebanding dengan beratnya pelanggaran yang dilakukan seseorang tersebut.

Penyebutan sholat sebagai tiang Islam adalah tepat, dalam Al Quran kita akan menemukan kata-kata yang digunakan adalah aqaama-yuqiimu (mendirikan). Pemilihan kata tersebut adalah untuk menegaskan bahwa sholat memang benar-benar sebagai pilar penyokong Islam yang dalam pelaksanaannya dihukumi wajib, 5 kali dalam sehari semalam

Alasan sholat merupakan tiang agama Islam adalah bahwa sholat itu bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar seperti yang difirmankan Alloh:

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Al ‘Ankabuut: 45

Sholat adalah perintah Allah SWT yang paling utama. Allah SWT berfirman:

Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. (Surah Huud:114)

Sholat artinya hubungan antara hamba dengan penciptanya (al Kholiq) yaitu Allah SWT. Sholat lima waktu yang disyariatkan Nabi Muhammad SAW merupakan hadiah dari Allah SWT, karena sebelum turun perintah sholat apabila para sahabat Rasulullah memiliki hajat (keinginan) maka mereka akan menyampaikan kepada Rasulullah SAW kemudian Rasulullah akan mendoakan kehadapan Allah SWT. Setelah turun perintah sholat, maka para sahabat langsung menyampaikan keinginan mereka kehadapan Allah dengan perantaraan sholat.

Allah SWT berfirman:

Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk (Surah al Baqoroh:45)

Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Surah al Baqoroh:153)

Di dalam sholat kita berdzikir, membaca al Quran maka di luar sholat pun hendaknya dibiasakan amalan-amalan tersebut. Dan banyak lagi pelajaran yang dapat diterapkan dari zahir dan batin perintah sholat.

Keutamaan Sholat dalam Islam

Berikut ini adalah beberapa hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan keutamaan dan kedudukan sholat di dalam agama islam.

Dari Jabir bin Abdullah R.huma berkata Rasulullah SAW bersabda:

Kunci syurga adalah sholat dan kunci sholat adalah bersuci (wudhu) (HR. Ahmad)

Dari Anas R.a berkata Rasulullah SAW bersabda:

Sejuk pandangan mataku di dalam Sholat

Dari Umar R.a Rasulullah SAW bersabda:

Sholat itu tiang agama

Dalam lanjutan hadits di atas disebutkan bahwa barangsiapa yang mendirikan sholat berarti ia menegakkan agama dan barangsiapa yang meninggalkan sholat berarti ia meruntuhkan agama.

Sholat yang dikerjakan dengan benar maka akan membawa orang yang mengerjakannya terhindar dari perbuatan-perbuatan buruk/jahat, sebagaimana firman Allah SWT:

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Surah al ankabut:45)