Apa Kalian Setuju Kalau Sekolah Mulai Offline?

Masker

Setelah dua tahun belajar di rumah saja karena pandemi. Sekolah-sekolah sudah mulai mengadakan pembelajaran tatap muka meskipun dilakukan bergeliran dan tidak diadakan setiap hari. Dari SD-SMP-SMA, sudah mulai mengadakah pembelajaran tatap muka.

Siswa SMP dan SMA biasanya sudah mendapatkan vaksinasi dari sekolahnya. Akan tetapi tidak dengan SD. Diadakannya pembelajaran tatap muka untuk siswa SD menurut saya merupakan hal yang cukup riskan dilakukan mengetahui bahwa siswa-siswi ini belum bisa melakukan vaksinasi.

Bagaimana menurut kalian? Apa kalian setuju?

Ilustrasi

Kembali ke Sekolah di Masa Pandemi Covid-19, Apa yang Harus Diperhatikan? - Unair News

Melihat situasi pada saat ini dimana penyebaran covid menurun drastis pada wilayah Jawa, maka dengan adanya kebijakan dimana sekolah harus offline maka saya menyetujuinya. Karena, agar pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien. Dimana peserta didik yang sudah bosan dan belum maksimal apabila dilakukan pembelajaran secara online maka solusinya harus memberlakukan sekolah offline. Di wilayah Jawa timur sendiri sudah memberlakukan sekolah offline yang dimulai dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah ke atas.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Wahid Wahyudi menyatakan bahwa “Daerah yang masuk dalam kategori level 3 dan 2 dipersilahkan untuk menggelar pembelajaran tatap muka tapi secara terbatas” Selasa (24/08/2021). Akan tetapi, pelaksanaan sekolah yang dilakukan secara offline harus mempersiapkan secara maksimal mengenai protokol kesehatan dan fasilitas pendukung lainnya.

Referensi

Faizal, Achmad. 2021. 20 Daerah di Jatim Boleh Gelar Pembelajaran Tatap Muka, Mana Saja?. Diakses pada tanggal 21 September 2021 pada link 20 Daerah di Jatim Boleh Gelar Pembelajaran Tatap Muka, Mana Saja?

Menurut saya, sangat setuju untuk saya yang gaya belajarnya itu harus diajarkan secara f2f. Kasus covid juga sudah menurun alhamdulillah, jadi tidak ada salahnya jika pemerintah pelan-pelan untuk memberlakukan kembali sekolah offline.

menurut saya setuju karena pembelajaran dari rumah kurang efektif, namun pastinya setelah pembelajaran daring selama 2 tahun ini, membuat para siswa lebih nyaman belajar dirumah ketimbang disekolah.

saya setuju dengan keputusan pemerintah dalam menyelenggarakan sekolah offline. pemerintah tentu sudah menimbang dengan cermat sebelum menentukan keputusan ini, terlepas dari dampak positif dan negatifnya. meskipun anak - anak masih belum melakukan vaksinasi, saya rasa ada poin penting yang lebih ditakutkan dari virus covid-19. yaitu menurunnya kualitas generasi saat ini, karna kurang maksimalnya pendidikan yang dapat diserap oleh anak anak karena pembelajaran daring. jadi saya rasa ini adalah salah satu poin penting mengapa pemerintah akhirnya memutuskan untuk mengambil resiko untuk menetapkan sekolah offline.

Sangat setuju. Karena dengan diadakannya sekolah tatap muka, anak-anak dapat bersekolah sebagaimana mestinya. Sekolah tatap muka juga memberikan efisiensi dan efektivitas yang jauh lebih baik ketimbang sekolah online. Dimana anak sekolah dapat lebih aktif dalam mengutarakan pendapat dan jawabannya ketika berada dikelas. Sekolah tatap muka juga memberikan pengaruh positif dimana dengan adanya kebijakan pemerintah memperbolehkan sekolah tatap muka maka anak-anak sekolah dapat bercengkrama dengan teman-teman sekolahnya dapat dengan leluasa bertanya kepada guru mengenai ataupun apa yang tidak ia mengerti dan ketahui tentang suatu topik mata pelajaran yang dipaparkan dan disampaikan. Berbeda dengan sekolah online yang dimana banyak anak sekolah yang mengeluhkan kebijakan ini. Dikarenakan susahnya jaringan untuk masuk ke meeting room, kemudian banyaknya kemauan guru yang menuntut kepada murid agar paham dan langsung mengerti. Sedangkan guru hanya menjelaskan ala kadarnya dan lebih banyak tugas yang diberikan selama sekolah online. Ini yang menjadikan para orang tua dna anak-anak sekolah mengeluhkan akan sekolah online.

Dengan melihat kondisi saat ini (covid - 19) mulai menurun khususnya di Jawa Timur, saya setuju jika lembaga pendidikan dilakukan secara luring/offline.

Tetapi tidak memungkiri tetap diberlakukannya protokol secara ketat seperti persyaratan kepada tenaga pendidik, pelajar serta yang berkontribusi pada lembaga pendidikan tersebut. Mungkin persyaratan yang harus dipenuhi:

  • Penggunaan APD : penggunaan masker, jaga jarak
  • Keberadaan sarana : tempat cuci tangan, sabun, dll
  • Layout ruangan: di desain dengan minimal 1,5 meter agar tetap terjaga jarak satu dengan yang lain.
  • Pembatasan siswa/ pelajar dalam satu ruangan
  • Melakukan rutin check kesehatan diri

Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menghindari lonjakan yang dapat ditimbulkan oleh ada covid - 19 saat kuliah offline.