Apa Itu Sosiopragmatik?

image
Salah satu cabang dari disiplin ilmu linguistik adlah sosiopragmatik.

Apa itu sosiopragmatik?

Tindak tutur imperatif pada penelitian ini adalah merupakan jenis penelitian sosiopragmatik, karena yang diteliti adalah penggunaan bahasa di dalam sebuah masyarakat budaya di dalam situasi tertentu. Sosiopragmatik digunakan untuk meneliti tentang ungkapan yang digunakan serta untuk meneliti struktur bahasa secara eksternal, yaitu faktor sosial budaya sebagai penentu ungkapan memohon tersebut dituturkan.

Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan bahasa itu digunakan di dalam komunikasi (Ruhendi, 2001: 2). Pendapat lainnya menyatakan bahwa pragmatik adalah ilmu yang mengkaji makna tuturan, sedangkan semantik adalah ilmu yang mengkaji makna kalimat; pragmatik mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi ujar (Leech, 2001 : 21).

Levinson dalam Tarigan (2001: 33) menyatakan pragmatik adalah telaah mengenai relasi antara bahasa dan konteks yang merupakan dasar bagi suatu catatan/laporan pemahaman bahasa, dengan kata lain: telaah mengenai kemampuan bahasa menghubungkan serta menyerasikan kalimat-kalimat dan konteks-konteks secara tepat.

Menurut Purwo (2000: 2), pragmatik merupakan salah satu bidang kajian linguistik. Jadi dapat dikatakan bahwa pragmatik merupakan cabang dari linguistik yang mengkaji makna tuturan dengan cara menghubungkan faktor lingual yaitu bahasa sebagai lambang atau tanda dengan faktor nonlingual seperti konteks, pengetahuan, komunikasi, serta situasi pemakaian bahasa dalam rangka pragmatik lebih mengacu pada maksud dan tujuan penutur terhadap tuturannya.

Leech (1993:1) mengembangkan pragmatik dengan pengertian yang luas. Leech menggunakan pengertian pragmatik secara umum sebagai sebuah studi mengenai makna dalam linguistik. Beberapa bidang yang termasuk pragmatik umum adalah pragmalinguistik dan sosiopragmatik. Pragmalinguistik merupakan studi mengenai makna bahasa yang berhubungan dengan grammar atau linguistik itu sendiri, sedangkan sosiopragmatik merupakan studi yang mempelajari makna yang berhubungan dengan sosiologi.

Lebih lanjut Leech (1993:1) menyatakan bahwa seseorang tidak dapat memahami sifat bahasa kecuali dia memahami pragmatik. Bagaimana bahasa digunakan dalam komunikasi. Pragmatik telah menjadi cabang linguistik yang penting. Definisi pragmatik yang berlaku sekarang mempunyai sifat yang lebih kompleks. Pragmatik merupakan studi yang memfokuskan pada makna yang berhubungan dengan konteks. Lebih lanjut, Levinson menyatakan bahwa “pragmatik” dapat didefinisikan sebagai sebuah studi mengenai bagaimana tuturan mempunyai makna dalam situasinya. Hal ini dapat memberi pengertian bahwa pragmatik merupakan sebuah studi untuk memahami makna tuturan dengan cara melihat pada situasinya dan kapan tuturan tersebut berlangsung.

Berlandaskan beberapa pendapat diatas maka dapat ditegaskan bahawa pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu berkaitan dengan bagaimana satuan bahasa itu digunakakn dalam komunikasi. Pragmatik pada dasarnya menyelidiki bagaimana makna dibalik tuturan yang terkait pada konteks yang melingkupinya diluar bahasa, sehingga dasar dari pemahaman terhadap pragmatik adalah hubungan antara bahasa dengan konteks.

Sosiopragmatik merupakan telaah mengenai kondisi-kondisi atau kondisi-kondisi ‘lokal’ yang lebih khusus ini jelas terlihat bahwa prinsip kerjasama dan prinsip kesopanan berlangsung secara berubah-ubah dalam kebudayaan yang berbeda-beda atau aneka masyarakat bahasa, dalam situasi sosial yang berbeda-beda dan sebagainya. Artinya dengan perkataan lain, sosiopragmatik merupakan tapal batas sosiologis pragmatik. Jadi, jelas disini betapa erat hubungan antara sosiopragmatik dengan sosiologi (Tarigan, 2001:26).

Menurut Trosborg dalam Susanti (2007:8) bahwa sosiopragmatik mengacu pada analisis pola interaksi di dalam situasi sosial tertentu dan atau sistem sosial tertentu. Kajian sosiopragmatik menurut Leech (2001: 12-13), bersifat ‘setempat’ dan khusus. Prinsip ini bertepatan dengan kajian untuk makalah ini yang fokus kajian adalah terhadap pelajar lelaki dan perempuan di sebuah universiti tempatan. Dalam sosiopragmatik, prinsip kerjasama dan prinsip kesantunan bertindak secara berlainan di dalam budaya, bahasa, kelas sosial dan situasi sosial yang berlainan.

Pragmatik dan sosiolinguistik adalah dua cabang ilmu bahasa yang muncul akibat adanya ketidakpuasan terhadap penanganan bahasa yang terlalu bersifat formal yang dilakukan oleh kaum strukturalis. Dalam hubungan ini pragmatik dan sosiolinguistik masing-masing memiliki titik sorot yang berbeda di dalam melihat kelemahan pandangan kaum strukturalis. (Wijana, 2004: 6).

Adanya kenyataan bahwa wujud bahasa yang digunakan berbedabeda berdasarkan faktor-faktor sosial yang tersangkut di dalam situasi pertuturan, seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi penutur dan petutur dan sebagainya menunjukkan alasan-alasan atau keberatan-keberatan yang dikemukakan oleh kaum strukturalis untuk menolak keberadaan variasi bahasa tidak dapat diterima. Secara singkat konsep masyarakat homogen kaum strukturalis jelas-jelas bertentangan dengan prinsip yang dikemukakan oleh Wijana (2000, 187-191), terutama dua prinsip yang mengatakan bahwa:

  • Prinsip Pergeseran Makna (The Principle Of Style Shifting) Tidak ada penutur bahasa yang memiliki satu gaya, karena setiap penutur menggunakan berbagai bahasa, dan menguasai pemakaiannya. Tidak ada seorang penutur pun menggunakan bahasa persis dalam situasi yang berbeda-beda.
  • Prinsip Perhatian (The Principle Of Attention) Laras bahasa yang digunakan oleh penutur berbeda-beda bergantung pada jumlah atau banyaknya perhatian yang diberikan kepada tuturan yang diucapkan. Semakin sadar seseorang penutur terhadap apa yang diucapkan semakin formal pula tuturannya. (Wijana, 2004: 6-8).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa sosiopragmatik adalah perantara antara sosiologi dan pragmatik dan ia merupakan kajian terperinci yang mempunyai sifat budaya lokal.

Referensi

http://eprints.ums.ac.id/15565/4/Bab_2.pdf

Sosiopragmatik adalah telaah mengenai kondisi-kondisi setempat atau kondisi-kondisi lokal yang lebih khusus mengenai penggunaan bahasa (Tarigan, 1986: 26). Sosiopragmatik tidak hanya mengutamakan bahasanya saja tetapi juga lingkungan sosial yang mendukung bahasa tersebut. Jadi dengan kata lain, sosiopragmatik merupakan titik pertemuan antara sosiologi dan pragmatik. Jelas sekali bahwa sosiopragmatik sangat erat kaitannya dengan sosiologi.

Pembagian ilmu pragmatik

Pragmatik Umum Tata bahasa Pragmalinguistik Sosio-pragmatik Sosiologi (Leech, 1993) Sosiologi mempelajari antara lain struktur sosial, organisasi kemasyarakatan, hubungan antar anggota masyarakat, tingkah laku masyarakat (Sumarsono, 2004). Secara konkret, sosiologi mempelajari kelompokkelompok dalam masyarakat, seperti keluarga, clan (subsuku), suku, bangsa. Sampai tahap tertentu sosiologi memang menyentuh bahasa, misalnya jika seorang petutur berbicara tentang hubungan antar anggota masyarakat satu dengan anggota lain, atau mengidentifikasikan ciri-ciri sebuah kelompok masyarakat yang merupakan suku atau bangsa. Tetapi, tentu saja sosiologi tidak berbicara tentang bahasa itu sampai pada hal yang sekecil-kecilnya, misalnya tentang struktur kalimat.

Secara praktis, pragmatik dapat didefinisikan sebagai studi mengenai makna ujaran dalam situasi-situasi tertentu (Leech, 1993). Tercakupnya pragmatik merupakan tahap terakhir dalam gelombang-gelombang ekspansi linguistik, dari sebuah disiplin sempit yang mengurusi data fisik bahasa, menjadi suatu disiplin yang luas meliputi bentuk, makna, dan konteks.

Sosiopragmatik, hampir sama halnya dengan sosiolinguistik mempelajari bahasa dalam hubungannya dengan masyarakat, memerlukan data atau subjek lebih dari satu orang individu. Objek sosiologi bukan bahasa, melainkan masyarakat, dan dengan tujuan mendeskripsikan masyarakat dan tingkah laku. Objek pragmatik adalah tuturan dengan tujuan menemukan maksud dibalik tuturan. Dan objek sosiopragmatik adalah maksud dari sebuah tuturan dengan memperhatikan aspek-aspek masyarakat bahasa itu.

Masalah-Masalah Sosiopragmatik

Dalam masyarakat setempat yang lebih khusus jelas terlihat bahwa prinsip kooperatif atau prinsip kerjasama dan prinsip kesopansantunan berlangsung secara berubah dalam kebudayaan yang berbeda-beda atau aneka masyarakat bahasa, dalam situasi-situasi sosial yang berbeda-beda, antara kelas-kelas sosial yang berbeda-beda, dan sebagainya. Contohnya ialah penggunaan bahasa anak sekolah atau interpretasi sopan santun yang berbeda dalam kelompok masyarakat bahasa tertentu. Contoh-contoh ini menyiratkan deskripsi pragmatik harus dikaitkan dengan kondisi sosial tertentu.

Permasalahan dalam sosiopramagmatik tidak hanya berkaitan dengan maksud dari tuturan yang ada (pragmatik umum), tetapi juga harus memperhatikan aspekaspek sosial yang melatarbelakangi munculnya tuturan. Dalam kebudayaan yang berbeda, suatu tindak tutur akan memiliki nilai yang berbeda baik dari segi kesantunan atau tata cara tindak tuturnya bergantung pada kebudayaan yang melatari petuturnya. Permasalahan kebahasaan pada kajian ini dapat juga didasarkan pada perbedaan sistem sosial (seperti umur, kasta, pekerjaan, pendidikan) dengan memperhatikan maksud dan situasi dimana atau bagaimana tuturan tersebut ada, sebagai pertimbangan faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya tuturan.